OUTLINE PROPOSAL SKRIPSI
KONTRIBUSI AZYUMARDI AZRA DALAM
HISTORIOGRAFI ISLAM INDONESIA
Sejarah adalah pertanggungjawaban masa silam. Dalam pertangggungjawaban tersebut manusialah yang menentukan arti masa silam itu. Artinya bukan masa silam sebagai tabularasa, melainkan masa silam yang lembaran-lembarannya telah ditulisi oleh manusia dengan tindakan-tindakannya. Tindakan-tindakan itulah yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa. Dalam mempertanggungjawabkan masa silam, manusia berhak dan wajib memberikan arti sehingga sejarah sebagai peristiwa tersebut menjadi sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai tulisan, yang mempunyai pokok kaidah sejarah sebagai ilmu.
Historiografi Islam Indonesia, setidaknya dalam beberapa dasawarsa terakhir, ditandai beberapa perkembangan penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif karya-karya sejarah semakin banyak baik yang ditulis sejarawan Indonesia sendiri maupun sejarawan Asing. Terlepas dari tingkat kualitasnya yang berbeda-beda, karya-karya sejarah ini telah memberikan sumbangan yang signifikan baik upaya pemahaman yang lebih akurat terhadap sejarah Islam Indonesia secara keseluruhan.
Dalam perkembangan historiografi di Indonesia beberapa corak historiografi yang cukup menonjol, antara lain: historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi Nasional. Ketiga corak historiografi itu biasanya tidak berangkat dari kepentingan ilmiah, sehingga historiografi tersebut bukan pengkisahan sejarah yang memberi kebenaran berdasarkan landasan metodologis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ketiganya berangkat dari kepentingan legitimasi kultural dan politis, yaitu pengkisahan yang kadang-kadang mengarah pada pembenaran. Pembenaran terhadap identitas dan jati dirinya sebagai suatu komunitas. Pada masa kemerdekaan, upaya untuk melihat sejarah dari aspek nasional, memandang sejarah dari masyarakat Indonesia sangat dominan. Sebagai konsekuensinya dari kesadaran kultural, historiografi yang berkembang adalah sejarah ideologis, yang berusaha menanamkan nilai-nilai nasionalisme, heroisme, dan patriotisme.
Sejarah menjadi bagian suatu bidang studi yang bersifat kritis. Perkembangan sejarah ilmiah membawa pengaruh dan perkembangan isu sejarah. Studi sejarah mengarah pada penyempitan fokus dengan disertai kedalaman analisis. Isu teoritis dan metodologis sejarah sebagai ilmu mulai menjadi salah satu perhatian. Namun isu tersebut masih terbatas pada lingkungan sejarawan. Di luar sejarawan profesional, isu itu masih dipengaruhi oleh pewarisan nilai, terutama melalui karya-karya biografi para tokoh, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, pengumpulan data, menguji kebenaran data serta penafsiran tidak dilakukan secara ketat.
Hasil karya sejarawan itu sendiri merupakan kejadian sejarah yang dikondisikan oleh kebudayaan jaman dan lingkungan sosial dari sejarawan yang bersangkutan. Konsekuensinya pada satu sisi kesimpulan sejarah dan kebenaran sejarah mencerminkan kisah dan latar belakang dari sejarawan. Sebagai manusia yang hidup bermasyarakat berbagai nilai dan kepentingan kebudayaan dimana dia melakukan dan berkembang ikut membentuknya.
Dunia sejarah memang bukan hal yang asing bagi Azyumardi Azra. Ia melihat ada dua kecenderungan dalam penulisan sejarah Islam Indonesia. Pertama, penulisan sejarah Islam Indonesia cenderung dipahami sebagai "sejarah politik" atau sejarah lama yang umumnya bersifat naratif dan deskriptif atau ensiklopedis. Kedua, penulisan sejarah yang menggunakan ilmu-ilmu bantu, yang cenderung dipahami sebagai "sejarah sosial" atau "sejarah baru". Baginya sejarah sosial ini lebih menekankan kepada kajian atau analisis terhadap faktor-faktor sosial yang mempengaruhi terjadinya berbagai peristiwa sejarah itu sendiri. Penggunaan ilmu bantu dalam Historiografi Islam Indonesia, tidak bisa dipungkiri telah memperkuat dan mengembangkan corak baru.
Dalam perspektif kecenderungan dan perkembangan baru dalam Historiografi Islam Indonesia, adalah penerbitan beberapa karya besar sejarah yang oleh Azyumardi Azra akan mempengaruhi corak Historiografi Islam Indonesia di masa-masa mendatang. Suatu filosofi yang menegaskan, bahwa perkembangan historis disuatu wilayah tertentu tidaklah terjadi dan berlangsung dalam situasi vakum dan isolatif. Tetapi ia terkait dengan peristiwa-peristiwa pada kawasan lain. Dengan demikian pada perspektif ini, sejarah Indonesia harus dilihat dan ditempatkan dalam kerangka sejarah dunia pada umumnya, bukan sejarah yang berdiri sendiri.
KONTRIBUSI AZYUMARDI AZRA DALAM
HISTORIOGRAFI ISLAM INDONESIA
Sejarah adalah pertanggungjawaban masa silam. Dalam pertangggungjawaban tersebut manusialah yang menentukan arti masa silam itu. Artinya bukan masa silam sebagai tabularasa, melainkan masa silam yang lembaran-lembarannya telah ditulisi oleh manusia dengan tindakan-tindakannya. Tindakan-tindakan itulah yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa. Dalam mempertanggungjawabkan masa silam, manusia berhak dan wajib memberikan arti sehingga sejarah sebagai peristiwa tersebut menjadi sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai tulisan, yang mempunyai pokok kaidah sejarah sebagai ilmu.
Historiografi Islam Indonesia, setidaknya dalam beberapa dasawarsa terakhir, ditandai beberapa perkembangan penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif karya-karya sejarah semakin banyak baik yang ditulis sejarawan Indonesia sendiri maupun sejarawan Asing. Terlepas dari tingkat kualitasnya yang berbeda-beda, karya-karya sejarah ini telah memberikan sumbangan yang signifikan baik upaya pemahaman yang lebih akurat terhadap sejarah Islam Indonesia secara keseluruhan.
Dalam perkembangan historiografi di Indonesia beberapa corak historiografi yang cukup menonjol, antara lain: historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi Nasional. Ketiga corak historiografi itu biasanya tidak berangkat dari kepentingan ilmiah, sehingga historiografi tersebut bukan pengkisahan sejarah yang memberi kebenaran berdasarkan landasan metodologis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ketiganya berangkat dari kepentingan legitimasi kultural dan politis, yaitu pengkisahan yang kadang-kadang mengarah pada pembenaran. Pembenaran terhadap identitas dan jati dirinya sebagai suatu komunitas. Pada masa kemerdekaan, upaya untuk melihat sejarah dari aspek nasional, memandang sejarah dari masyarakat Indonesia sangat dominan. Sebagai konsekuensinya dari kesadaran kultural, historiografi yang berkembang adalah sejarah ideologis, yang berusaha menanamkan nilai-nilai nasionalisme, heroisme, dan patriotisme.
Sejarah menjadi bagian suatu bidang studi yang bersifat kritis. Perkembangan sejarah ilmiah membawa pengaruh dan perkembangan isu sejarah. Studi sejarah mengarah pada penyempitan fokus dengan disertai kedalaman analisis. Isu teoritis dan metodologis sejarah sebagai ilmu mulai menjadi salah satu perhatian. Namun isu tersebut masih terbatas pada lingkungan sejarawan. Di luar sejarawan profesional, isu itu masih dipengaruhi oleh pewarisan nilai, terutama melalui karya-karya biografi para tokoh, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, pengumpulan data, menguji kebenaran data serta penafsiran tidak dilakukan secara ketat.
Hasil karya sejarawan itu sendiri merupakan kejadian sejarah yang dikondisikan oleh kebudayaan jaman dan lingkungan sosial dari sejarawan yang bersangkutan. Konsekuensinya pada satu sisi kesimpulan sejarah dan kebenaran sejarah mencerminkan kisah dan latar belakang dari sejarawan. Sebagai manusia yang hidup bermasyarakat berbagai nilai dan kepentingan kebudayaan dimana dia melakukan dan berkembang ikut membentuknya.
Dunia sejarah memang bukan hal yang asing bagi Azyumardi Azra. Ia melihat ada dua kecenderungan dalam penulisan sejarah Islam Indonesia. Pertama, penulisan sejarah Islam Indonesia cenderung dipahami sebagai "sejarah politik" atau sejarah lama yang umumnya bersifat naratif dan deskriptif atau ensiklopedis. Kedua, penulisan sejarah yang menggunakan ilmu-ilmu bantu, yang cenderung dipahami sebagai "sejarah sosial" atau "sejarah baru". Baginya sejarah sosial ini lebih menekankan kepada kajian atau analisis terhadap faktor-faktor sosial yang mempengaruhi terjadinya berbagai peristiwa sejarah itu sendiri. Penggunaan ilmu bantu dalam Historiografi Islam Indonesia, tidak bisa dipungkiri telah memperkuat dan mengembangkan corak baru.
Dalam perspektif kecenderungan dan perkembangan baru dalam Historiografi Islam Indonesia, adalah penerbitan beberapa karya besar sejarah yang oleh Azyumardi Azra akan mempengaruhi corak Historiografi Islam Indonesia di masa-masa mendatang. Suatu filosofi yang menegaskan, bahwa perkembangan historis disuatu wilayah tertentu tidaklah terjadi dan berlangsung dalam situasi vakum dan isolatif. Tetapi ia terkait dengan peristiwa-peristiwa pada kawasan lain. Dengan demikian pada perspektif ini, sejarah Indonesia harus dilihat dan ditempatkan dalam kerangka sejarah dunia pada umumnya, bukan sejarah yang berdiri sendiri.