BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan bumi berbeda dengan bulan dan bintang-bintang. Bumi dihiasi dengan kehidupan, udara bersih, iklim yang sehat dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Kemudian Allah menciptakan yang paling sempurna yaitu manusia. Manusia dilengkapi akal dan kekuatan yang dapat membuka pintu ilmu. Manusia diberi kesadaran dan kebebasan untuk memilih jalan hidup. Semua itu dimaksudkan agar manusia dapat menjalankan fungsinya sebagai kholifah di muka bumi.
Pada hakekatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk bertuhan. Manusia dalam hidupnya mempunyai tiga fungsi yang harus diemban yaitu sebagai makhluk religi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu. Sebagai makhluk religi manusia dilahirkan telah memiliki atau membawa bakat untuk percaya pada Tuhan. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berhubungan atau membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Begitu juga sebagai makhluk individu, manusia mempunyai kemandirian akan tetapi sifat mandirinya itu tidak akan bertahan lama dan berjalan dengan baik karena dibalik itu terdapat sifat kebersamaan yang membutuhkan manusia dengan manusia yang lain.
Peran agama Islam dalam pembinaan umat manusia menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Umat Islam adalah masyarakat yang berfondasikan persaudaraan, cinta kasih, saling menolong dan menasehati. Tidak ada perbedaan kulit putih dan kulit hitam, besar dan kecil, kaya dan miskin. Melalui Islam, manusia mengetahui sejarah, yakni sejarah yang dimulai sejak Allah menciptakan makhluk hingga sekarang ini. Dengan Islam, manusia menyadari masa depannya dan tempat kembalinya. Tuhan menentukan tujuan hidupnya dan memerintahkannya agar manusia meniti jembatan ke sana kelak (Akhirat). Manusia akan menperoleh kebahagiaan sesuai dengan usaha dan amalnya.
Seiring dengan kemajuan zaman, banyak hal dapat kita nikmati dari perkembangan diberbagai bidang yang melaju begitu cepat yang dapat membawa pengaruh besar terhadap masyarakat. Manusia tidak boleh lari dari padanya karena takut menghadapi dampak negatif yang dibawanya itu. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan semangat juang dan rasa optimisme.
Lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan agama akan berpengaruh terhadap kesadaran manusia dalam mejalankan ajaran agama. Norma dan aturan yang sudah ada sulit diterapkan karena kurangnya pemahaman dan pembiasaan sejak kecil. Dengan kata lain, orang tua kurang memperhatikan pendidikan agama terhadap anak atau bisa pula pengaruh dari lingkungan sekitarnya yang jauh dari nilai-nilai agama sehingga seringkali sikap dan tingkah lakunya kurang sesuai dengan ajaran agama Islam yang berdasarkan AL- Qur’an dan As –Sunnah.
Dalam kondisi demikian, maka perlu adanya suatu tindakan atau upaya pembenahan penerapan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan manusia. Masuknya iman ke dalam hati manusia adalah atas petunjuk atau hidayah yang datang dari Allah, dan petunjuk itu tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha untuk mendapatkannya. Nilai dan ajaran Islam tidak hanya dikenal dan dimengerti tetapi harus dilembagakan dan dibudayakan agar berlaku dalam kehidupan sehari-hari, karena nilai dan ajaran Islam mampu menjadi kendali dan pedoman dalam kehidupan manusia.
Dalam konteks seperti di atas, lembaga pengajian mempunyai peranan penting guna menciptakan pola pikir, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam. Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah yang berada di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman mempunyai peranan seperti itu.
Majelis ini merupakan salah satu kelompok pengajian yang berada di Desa Wedomartani. Majelis ini mulai melangkah pada tahun 1995 yang mula-mula berbentuk rombongan pengajian dan mujahadah yang didirikan oleh Kyai Haji Achmad Dana, S.IP yang pada waktu itu sebagai pengasuh. Pada perkembangannya Majelis ini mampu meningkatkan semangat keagamaan masyarakat Desa Wedomartani dan sekitarnya. Dari waktu ke waktu anggota jamaah semakin bertambah banyak sehingga pengaruhnya terhadap masyarakat pun semakin meluas.
Aktivitas Majelis ini bergerak dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial budaya. Dalam bidang keagamaan meliputi; mujahadah, pengajian mingguan, dan pengajian selapanan (35 hari). Adapun dalam bidang sosial kemasyarakatan usaha-usaha yang dilakukan Majelis ini adalah mengadakan pengobatan atau penyembuha secara Islami. Dalam bidang sosial budaya Majelis berusaha untuk meluruskan adat atau budaya yang melenceng dari ajaran-ajaran Islam.
Segala jenis aktivitas Majelis tidak hanya bermanfaat bagi santri tetapi juga berdampak positiv bagi masyarakat sekitar. Ini berarti Majelis tersebut telah memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat Desa Wedomartani baik dalam bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan, maupun sosial budaya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai sejarah berdirinya, perkembangan dan aktivitas-aktivitas Majelis yang berpengaruh terhadap masyarakat sekitar tahun 1995-2002. Tahun 1995 sebagai tahun berdirinya Majelis dan tahun 2002 sebagai batas waktu dilakukannya penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan bumi berbeda dengan bulan dan bintang-bintang. Bumi dihiasi dengan kehidupan, udara bersih, iklim yang sehat dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Kemudian Allah menciptakan yang paling sempurna yaitu manusia. Manusia dilengkapi akal dan kekuatan yang dapat membuka pintu ilmu. Manusia diberi kesadaran dan kebebasan untuk memilih jalan hidup. Semua itu dimaksudkan agar manusia dapat menjalankan fungsinya sebagai kholifah di muka bumi.
Pada hakekatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk bertuhan. Manusia dalam hidupnya mempunyai tiga fungsi yang harus diemban yaitu sebagai makhluk religi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu. Sebagai makhluk religi manusia dilahirkan telah memiliki atau membawa bakat untuk percaya pada Tuhan. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berhubungan atau membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Begitu juga sebagai makhluk individu, manusia mempunyai kemandirian akan tetapi sifat mandirinya itu tidak akan bertahan lama dan berjalan dengan baik karena dibalik itu terdapat sifat kebersamaan yang membutuhkan manusia dengan manusia yang lain.
Peran agama Islam dalam pembinaan umat manusia menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Umat Islam adalah masyarakat yang berfondasikan persaudaraan, cinta kasih, saling menolong dan menasehati. Tidak ada perbedaan kulit putih dan kulit hitam, besar dan kecil, kaya dan miskin. Melalui Islam, manusia mengetahui sejarah, yakni sejarah yang dimulai sejak Allah menciptakan makhluk hingga sekarang ini. Dengan Islam, manusia menyadari masa depannya dan tempat kembalinya. Tuhan menentukan tujuan hidupnya dan memerintahkannya agar manusia meniti jembatan ke sana kelak (Akhirat). Manusia akan menperoleh kebahagiaan sesuai dengan usaha dan amalnya.
Seiring dengan kemajuan zaman, banyak hal dapat kita nikmati dari perkembangan diberbagai bidang yang melaju begitu cepat yang dapat membawa pengaruh besar terhadap masyarakat. Manusia tidak boleh lari dari padanya karena takut menghadapi dampak negatif yang dibawanya itu. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan semangat juang dan rasa optimisme.
Lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan agama akan berpengaruh terhadap kesadaran manusia dalam mejalankan ajaran agama. Norma dan aturan yang sudah ada sulit diterapkan karena kurangnya pemahaman dan pembiasaan sejak kecil. Dengan kata lain, orang tua kurang memperhatikan pendidikan agama terhadap anak atau bisa pula pengaruh dari lingkungan sekitarnya yang jauh dari nilai-nilai agama sehingga seringkali sikap dan tingkah lakunya kurang sesuai dengan ajaran agama Islam yang berdasarkan AL- Qur’an dan As –Sunnah.
Dalam kondisi demikian, maka perlu adanya suatu tindakan atau upaya pembenahan penerapan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan manusia. Masuknya iman ke dalam hati manusia adalah atas petunjuk atau hidayah yang datang dari Allah, dan petunjuk itu tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha untuk mendapatkannya. Nilai dan ajaran Islam tidak hanya dikenal dan dimengerti tetapi harus dilembagakan dan dibudayakan agar berlaku dalam kehidupan sehari-hari, karena nilai dan ajaran Islam mampu menjadi kendali dan pedoman dalam kehidupan manusia.
Dalam konteks seperti di atas, lembaga pengajian mempunyai peranan penting guna menciptakan pola pikir, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam. Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah yang berada di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman mempunyai peranan seperti itu.
Majelis ini merupakan salah satu kelompok pengajian yang berada di Desa Wedomartani. Majelis ini mulai melangkah pada tahun 1995 yang mula-mula berbentuk rombongan pengajian dan mujahadah yang didirikan oleh Kyai Haji Achmad Dana, S.IP yang pada waktu itu sebagai pengasuh. Pada perkembangannya Majelis ini mampu meningkatkan semangat keagamaan masyarakat Desa Wedomartani dan sekitarnya. Dari waktu ke waktu anggota jamaah semakin bertambah banyak sehingga pengaruhnya terhadap masyarakat pun semakin meluas.
Aktivitas Majelis ini bergerak dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial budaya. Dalam bidang keagamaan meliputi; mujahadah, pengajian mingguan, dan pengajian selapanan (35 hari). Adapun dalam bidang sosial kemasyarakatan usaha-usaha yang dilakukan Majelis ini adalah mengadakan pengobatan atau penyembuha secara Islami. Dalam bidang sosial budaya Majelis berusaha untuk meluruskan adat atau budaya yang melenceng dari ajaran-ajaran Islam.
Segala jenis aktivitas Majelis tidak hanya bermanfaat bagi santri tetapi juga berdampak positiv bagi masyarakat sekitar. Ini berarti Majelis tersebut telah memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat Desa Wedomartani baik dalam bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan, maupun sosial budaya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai sejarah berdirinya, perkembangan dan aktivitas-aktivitas Majelis yang berpengaruh terhadap masyarakat sekitar tahun 1995-2002. Tahun 1995 sebagai tahun berdirinya Majelis dan tahun 2002 sebagai batas waktu dilakukannya penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: