BA B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.
Maraknya persaingan usaha di Indonesia baik itu unit investasi berskala kecil, menengah maupun besar, memicu para penanam modal untuk lebih kreatif dan jeli dalam membaca peluang dalam meng-create bentuk usaha yang mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif ini.
Franchise mulai menjadi salah satu alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya.Pembahasan mengenai franchise ini sendiri tidak terlepas dari unsur intangible assets (aktiva tak berwujud) yang terkandung dan menjadi ciri khas dari sistem ini.
Beberapa perusahaan memiliki aktiva tak berwujud (intangible assets). Aktiva tak berwujud pada umumnya berada pada kondisi dengan tidak adanya eksistensi fisik dan tingkat ketidakpastiannya yang tinggi berkenaan dengan manfaat masa depan. Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud merupakan suatu yang masih sulit dalam teori akuntansi, terutama pada ketidakpastian yang berkenaan dengan pengukuran nilai dan masa manfaat aktiva tersebut.
Pendekatan akuntansi untuk aktiva tak berwujud dapat diklasifikasikan sesuai tingkat teori akuntansi: sintaksis, semantik dan perilaku.
Pada tingkat sintaksis terdapat dua pandangan:
1. Sumber-sumber yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tak berwujud
harus disandingkan dengan pendapatan yang berhubungan.
2. Non monetary assets, perlu disandingkan dengan pendapatan hanya apabila
terdapat hubungan langsung diantara keduanya, karena hubungan langsung itu jarang dapat diidentifikasi, maka biaya yang dikeluarkan langsung dibebankan pada saat terjadinya.
Pada tingkat semantik, aktiva tak berwujud harus dilaporkan sedemikian sehingga dapat diinterpretasikan. Aktiva tak berwujud sebagaimana aktiva yang lain adalah hak atas manfaat masa depan sehingga biaya untuk memperoleh aktiva tak berwujud harus dialokasikan pada masa penerimaan manfaat tersebut.
Pada tingkat perilaku sering disarankan penekanan pada pelaporan yang memberikan informasi bagi pengambilan keputusan bisnis oleh para pengguna laporan keuangan (stakeholders).
Dilihat dari kegiatan usahanya, PT.Satria Fajar Gentara merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai aktiva tak berwujud yang berwujud franchise yaitu sebagai pemegang merek dagang “ Mbok Berek Ny.Umi”.Dalam hal ini PT.Satria Fajar Gentara berperan sebagai franchisee atau terwaralaba, artinya adalah sebagai pihak yang diberikan hak menggunakan nama atau merek dagang oleh seorang franchisor atau pewaralaba.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa telah terjadi perjanjian bisnis antara kedua belah pihak, dimana telah dilakukan penggunaan nama (oleh franchisee atau terwaralaba) dan terjadi pula pembayaran fee (kepada franchisor atau pewaralaba) sebagai imbal baliknya.
Sebagai entitas usaha, PT.Satria Fajar Gentara adalah sebuah organisasi pencari laba (profit oriented), pencapaian laba maksimal tentu menjadi tujuan dari organisasi tersebut.
Pencapaian laba itu sendiri, selain merupakan hal yang sangat menentukan untuk kesinambungan operasional perusahaan, juga sebagai alat tolak ukur penilaian keberhasilan perusahaan bagi pihak ekstren dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut, serta dapat menjadi informasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengelola dan mengatur operasioanal perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk membahasnya dalam skripsi ini, yang diberi judul “Analisis Akuntansi Franchise dan Pengaruhnya pada Pelaporan Keuangan di PT.Satria Fajar Gentara”
B. Identifikasi, Pembatasan & Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari berbagai masalah yang ada pada perusahan franchise ini, penulis mengkhususkan penelitian ini hanya pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan akuntansi franchise yang meliputi : Harga perolehan franchise dan amortisasi franchise.
Disamping itu juga ingin diteliti bagaimana pencatatan franchise tersebut dalam penyajiannya didalam laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi.
2. Batasan Masalah
Karena terbatasnya data, waktu dan biaya, penelitian ini membatasi masalah pada perhitungan dan perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud (intangible assets) yang terkandung dalam sistem franchise serta mekanisme pelaporannya.
Periode laporan keuangan yang diteliti adalah periode 2004 dan 2005.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, Identifikasi masalah dan batasan masalah, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.
Maraknya persaingan usaha di Indonesia baik itu unit investasi berskala kecil, menengah maupun besar, memicu para penanam modal untuk lebih kreatif dan jeli dalam membaca peluang dalam meng-create bentuk usaha yang mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif ini.
Franchise mulai menjadi salah satu alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya.Pembahasan mengenai franchise ini sendiri tidak terlepas dari unsur intangible assets (aktiva tak berwujud) yang terkandung dan menjadi ciri khas dari sistem ini.
Beberapa perusahaan memiliki aktiva tak berwujud (intangible assets). Aktiva tak berwujud pada umumnya berada pada kondisi dengan tidak adanya eksistensi fisik dan tingkat ketidakpastiannya yang tinggi berkenaan dengan manfaat masa depan. Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud merupakan suatu yang masih sulit dalam teori akuntansi, terutama pada ketidakpastian yang berkenaan dengan pengukuran nilai dan masa manfaat aktiva tersebut.
Pendekatan akuntansi untuk aktiva tak berwujud dapat diklasifikasikan sesuai tingkat teori akuntansi: sintaksis, semantik dan perilaku.
Pada tingkat sintaksis terdapat dua pandangan:
1. Sumber-sumber yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tak berwujud
harus disandingkan dengan pendapatan yang berhubungan.
2. Non monetary assets, perlu disandingkan dengan pendapatan hanya apabila
terdapat hubungan langsung diantara keduanya, karena hubungan langsung itu jarang dapat diidentifikasi, maka biaya yang dikeluarkan langsung dibebankan pada saat terjadinya.
Pada tingkat semantik, aktiva tak berwujud harus dilaporkan sedemikian sehingga dapat diinterpretasikan. Aktiva tak berwujud sebagaimana aktiva yang lain adalah hak atas manfaat masa depan sehingga biaya untuk memperoleh aktiva tak berwujud harus dialokasikan pada masa penerimaan manfaat tersebut.
Pada tingkat perilaku sering disarankan penekanan pada pelaporan yang memberikan informasi bagi pengambilan keputusan bisnis oleh para pengguna laporan keuangan (stakeholders).
Dilihat dari kegiatan usahanya, PT.Satria Fajar Gentara merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai aktiva tak berwujud yang berwujud franchise yaitu sebagai pemegang merek dagang “ Mbok Berek Ny.Umi”.Dalam hal ini PT.Satria Fajar Gentara berperan sebagai franchisee atau terwaralaba, artinya adalah sebagai pihak yang diberikan hak menggunakan nama atau merek dagang oleh seorang franchisor atau pewaralaba.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa telah terjadi perjanjian bisnis antara kedua belah pihak, dimana telah dilakukan penggunaan nama (oleh franchisee atau terwaralaba) dan terjadi pula pembayaran fee (kepada franchisor atau pewaralaba) sebagai imbal baliknya.
Sebagai entitas usaha, PT.Satria Fajar Gentara adalah sebuah organisasi pencari laba (profit oriented), pencapaian laba maksimal tentu menjadi tujuan dari organisasi tersebut.
Pencapaian laba itu sendiri, selain merupakan hal yang sangat menentukan untuk kesinambungan operasional perusahaan, juga sebagai alat tolak ukur penilaian keberhasilan perusahaan bagi pihak ekstren dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut, serta dapat menjadi informasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengelola dan mengatur operasioanal perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk membahasnya dalam skripsi ini, yang diberi judul “Analisis Akuntansi Franchise dan Pengaruhnya pada Pelaporan Keuangan di PT.Satria Fajar Gentara”
B. Identifikasi, Pembatasan & Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari berbagai masalah yang ada pada perusahan franchise ini, penulis mengkhususkan penelitian ini hanya pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan akuntansi franchise yang meliputi : Harga perolehan franchise dan amortisasi franchise.
Disamping itu juga ingin diteliti bagaimana pencatatan franchise tersebut dalam penyajiannya didalam laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi.
2. Batasan Masalah
Karena terbatasnya data, waktu dan biaya, penelitian ini membatasi masalah pada perhitungan dan perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud (intangible assets) yang terkandung dalam sistem franchise serta mekanisme pelaporannya.
Periode laporan keuangan yang diteliti adalah periode 2004 dan 2005.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, Identifikasi masalah dan batasan masalah, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: