BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna
karena susu merupakan satu-satunya sumber makanan pemberi kehidupan segera
sesudah kelahiran, susu didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu baik dari
hewan maupun dari seorang ibu yang menyusui (Purnomo dan Adiono, 1987).
Di Indonesia, jenis susu yang telah dikenal dan dikonsumsi adalah susu
sapi, susu kambing, dan susu kerbau. Jenis-jenis susu yang paling banyak
diproduksi, dikonsumsi dan diolah menjadi bentuk lain adalah susu sapi,
sementara susu kuda merupakan hal baru, karena perhatian masyarakat untuk
membudidayakan kuda kurang mendapat perhatian, apalagi mengenal dan
memanfaatkan air susunya (Jacoeb, 1994).
Pemanfaatan susu kuda di Indonesia tampaknya merupakan suatu hal yang
baru bahkan barang kali ada orang yang menganggap aneh, tetapi suatu saat
produk-produk yang berasal dari air susu kuda akan dicari oleh masyarakat
(Jacoeb, 1994).
Susu ternyata miskin akan mineral khususnya besi tetapi merupakan
sumber logam magnesium, seng yang baik, dan sangat kaya akan kalsium
(Winarno, 1993).
Logam dapat menimbulkan suatu bahaya bagi makhluk hidup, ini terjadi
jika sejumlah logam ditemukan dalam tubuh pada konsentrasi tinggi, karena
logam tersebut merusak jaringan tubuh makhluk hidup. Beberapa logam sangat
diperlukan dalam proses kehidupan makhluk hidup. Dalam hal ini logam dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu logam esensial dan logam non essensial. Logam
essensial adalah logam yang sangat membantu kerja enzim/ pembentukan organ
dari makhluk hidup yang bersangkutan dan logam non essensial adalah logam
yang peranannya belum diketahui, kandungannya dalam jaringan hewan sangat
kecil dan apabila kandungannya tinggi akan dapat merusak organ-organ makhluk
hidup yang bersangkutan (Darmono, 1995).
Proses biokimia dalam tubuh hampir selalu melibatkan unsur-unsur logam
di dalamnya. Pada suatu proses fisiologi yang normal, ion logam essensial sangat
berperan aktivitasnya, baik dalam ikatannya dengan protein, enzim maupun dalam
jaringan tubuh selalu ditemukan ion logam yang normal (Darmono, 1995).
Logam kalsium merupakan komponen penting dari tulang dan gigi,
kalsium membantu dalam pemeliharaan dan pengendalian semua proses faal di
dalam tubuh, mengeraskan tulang, dan membina kesehatan jantung, otak, otot, dan
saraf (Karyadi & Muhilal, 1996).
Logam Magnesium berkaitan erat dan penting pada tekanan darah,
melemaskan otot-otot termasuk pembuluh darah. Magnesium bekerjasama dengan
logam-logam lain membangun cairan tubuh yang seimbang (Simorangkir dan
Simorangkir, 1994).
Logam seng diperlukan untuk membantu dalam pembuatan prostaglandin,
yaitu zat yang mencegah penggumpalan darah dalam pembuluh. Logam seng juga
berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi.
Pengobatan dengan logam seng juga mempercepat penyembuhan luka-luka di
bagian luar tubuh ((Simorangkir dan Simorangkir, 1994).
Susu kuda mengandung logam kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan seng
(Zn). Kadar dari logam tersebut terdapat dalam susu kuda ditentukan dengan
menggunakan analisis secara spektrofotometri serapan atom. Spektrofotometri
Serapan Atom digunakan karena mempunyai kepekaan yang sangat tinggi
sehingga lebih mudah mendeteksi adanya logam kalsium, magnesium, dan seng
(Mulya dan Suharman, 1995).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka perlu dikaji dalam
penelitian ini :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna
karena susu merupakan satu-satunya sumber makanan pemberi kehidupan segera
sesudah kelahiran, susu didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu baik dari
hewan maupun dari seorang ibu yang menyusui (Purnomo dan Adiono, 1987).
Di Indonesia, jenis susu yang telah dikenal dan dikonsumsi adalah susu
sapi, susu kambing, dan susu kerbau. Jenis-jenis susu yang paling banyak
diproduksi, dikonsumsi dan diolah menjadi bentuk lain adalah susu sapi,
sementara susu kuda merupakan hal baru, karena perhatian masyarakat untuk
membudidayakan kuda kurang mendapat perhatian, apalagi mengenal dan
memanfaatkan air susunya (Jacoeb, 1994).
Pemanfaatan susu kuda di Indonesia tampaknya merupakan suatu hal yang
baru bahkan barang kali ada orang yang menganggap aneh, tetapi suatu saat
produk-produk yang berasal dari air susu kuda akan dicari oleh masyarakat
(Jacoeb, 1994).
Susu ternyata miskin akan mineral khususnya besi tetapi merupakan
sumber logam magnesium, seng yang baik, dan sangat kaya akan kalsium
(Winarno, 1993).
Logam dapat menimbulkan suatu bahaya bagi makhluk hidup, ini terjadi
jika sejumlah logam ditemukan dalam tubuh pada konsentrasi tinggi, karena
logam tersebut merusak jaringan tubuh makhluk hidup. Beberapa logam sangat
diperlukan dalam proses kehidupan makhluk hidup. Dalam hal ini logam dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu logam esensial dan logam non essensial. Logam
essensial adalah logam yang sangat membantu kerja enzim/ pembentukan organ
dari makhluk hidup yang bersangkutan dan logam non essensial adalah logam
yang peranannya belum diketahui, kandungannya dalam jaringan hewan sangat
kecil dan apabila kandungannya tinggi akan dapat merusak organ-organ makhluk
hidup yang bersangkutan (Darmono, 1995).
Proses biokimia dalam tubuh hampir selalu melibatkan unsur-unsur logam
di dalamnya. Pada suatu proses fisiologi yang normal, ion logam essensial sangat
berperan aktivitasnya, baik dalam ikatannya dengan protein, enzim maupun dalam
jaringan tubuh selalu ditemukan ion logam yang normal (Darmono, 1995).
Logam kalsium merupakan komponen penting dari tulang dan gigi,
kalsium membantu dalam pemeliharaan dan pengendalian semua proses faal di
dalam tubuh, mengeraskan tulang, dan membina kesehatan jantung, otak, otot, dan
saraf (Karyadi & Muhilal, 1996).
Logam Magnesium berkaitan erat dan penting pada tekanan darah,
melemaskan otot-otot termasuk pembuluh darah. Magnesium bekerjasama dengan
logam-logam lain membangun cairan tubuh yang seimbang (Simorangkir dan
Simorangkir, 1994).
Logam seng diperlukan untuk membantu dalam pembuatan prostaglandin,
yaitu zat yang mencegah penggumpalan darah dalam pembuluh. Logam seng juga
berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi.
Pengobatan dengan logam seng juga mempercepat penyembuhan luka-luka di
bagian luar tubuh ((Simorangkir dan Simorangkir, 1994).
Susu kuda mengandung logam kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan seng
(Zn). Kadar dari logam tersebut terdapat dalam susu kuda ditentukan dengan
menggunakan analisis secara spektrofotometri serapan atom. Spektrofotometri
Serapan Atom digunakan karena mempunyai kepekaan yang sangat tinggi
sehingga lebih mudah mendeteksi adanya logam kalsium, magnesium, dan seng
(Mulya dan Suharman, 1995).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka perlu dikaji dalam
penelitian ini :