BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) merupakan pendidikan yang diarahkan pada pengetahuan dasar untuk mengetahui ilmu-ilmu keislaman, yang diantaranya meliputi Bahasa Arab, Fiqih, Aqidah Ahlak, al-Qur`an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam,. Kelima mata pelajaran ini dipandang cukup penting dan representatif guna mewakili pengetahuan akan ajaran agama Islam secara komprehensif.
Seorang muslim dianggap baik dalam menjalankan ajaran agama Islam apabila ia telah mampu memahami dasar-dasar ilmu keislaman ini dan terus menggali kedalaman ilmu Islam secara terus menerus Ini merupakan tuntutan agama Islam yang dikenakan pada setiap muslim dan muslimah. “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat” (HR.Buchori Muslim) dan juga disebutkan dalam al-Qur`an, "…Allah akan meninggikan derajat orang-orang berilmu dan berpengetahuan diantara kalian kebeberapa derajat….” (Al-Mujadalah: 11). Untuk mengenalkan ilmu-ilmu dasar keislaman maka PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) diajarkan dan diberikan di berbagai pendidikan Islam, maupun yang berciri khas Islam dan juga di sekolah-sekolah umum.
Dalam perkembangannya PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) banyak mengalami perubahan, baik dari sisi kurikulum maupun teknik pengajarannya kepada para peserta didik, ini tidak hanya berlaku di sekolah-sekolah yang bercirikan Islam, tetapi juga tejadi di sekolah-sekolah umum yang kini mulai menjadikan materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) sebagai materi tambahan maupun kurikulum yang diwajibkan.
Untuk menata kepribadian siswa, baik secara intelektual maupun secara spiritual, maka dibutuhkan sekali kecermatan dan keseriusan yang berarti guna mengenalkan dan mengajarkan materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) kepada peserta didik. Pengajaran itu tentunya akan sangat berpengaruh terhadap minat dan kemampuan siswa dalam menyerap ilmu-ilmu Islam di masa mendatang. Upaya pada perhatian akan kecermatan dan keseriusan dalam mengajarkan mata pelajaran (Pendidikan Agama Islam) tersebut yang kemudian menjadi tantangan bagi para guru PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) dalam menyampaikan materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) di sekolah-sekolah. Bagaimana PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) dapat diterima dan dapat diminati oleh para siswa di sekolah-sekolah umum maupun yang berciri khas Islam, serta dapat mendudukkannya seperti kegemaran mereka atas materi-materi pelajaran umum.
Tantangan tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti tentang hubungan antara gaya guru PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) dalam mengajar dengan minat belajar siswa terhadap materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM).
Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ada di wilayah Bogor, yakni SMU PGRI 1, yang menurut buku profile sekolah tersebut SMU PGRI 1 termasuk sekolah favorite di Bogor. Sekalipun SMU PGRI ini ada 4 sekolah yang ada di Bogor, yakni PGRI 1 s/d 4, namun dalam penelitian ini hanya 1 sekolah yang menjadi objek penelitian, yakni SMU PGRI 1 Bogor.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan selanjutnya penulis menyusun sebuah identifikasi masalah sebagai berikut:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) merupakan pendidikan yang diarahkan pada pengetahuan dasar untuk mengetahui ilmu-ilmu keislaman, yang diantaranya meliputi Bahasa Arab, Fiqih, Aqidah Ahlak, al-Qur`an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam,. Kelima mata pelajaran ini dipandang cukup penting dan representatif guna mewakili pengetahuan akan ajaran agama Islam secara komprehensif.
Seorang muslim dianggap baik dalam menjalankan ajaran agama Islam apabila ia telah mampu memahami dasar-dasar ilmu keislaman ini dan terus menggali kedalaman ilmu Islam secara terus menerus Ini merupakan tuntutan agama Islam yang dikenakan pada setiap muslim dan muslimah. “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat” (HR.Buchori Muslim) dan juga disebutkan dalam al-Qur`an, "…Allah akan meninggikan derajat orang-orang berilmu dan berpengetahuan diantara kalian kebeberapa derajat….” (Al-Mujadalah: 11). Untuk mengenalkan ilmu-ilmu dasar keislaman maka PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) diajarkan dan diberikan di berbagai pendidikan Islam, maupun yang berciri khas Islam dan juga di sekolah-sekolah umum.
Dalam perkembangannya PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) banyak mengalami perubahan, baik dari sisi kurikulum maupun teknik pengajarannya kepada para peserta didik, ini tidak hanya berlaku di sekolah-sekolah yang bercirikan Islam, tetapi juga tejadi di sekolah-sekolah umum yang kini mulai menjadikan materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) sebagai materi tambahan maupun kurikulum yang diwajibkan.
Untuk menata kepribadian siswa, baik secara intelektual maupun secara spiritual, maka dibutuhkan sekali kecermatan dan keseriusan yang berarti guna mengenalkan dan mengajarkan materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) kepada peserta didik. Pengajaran itu tentunya akan sangat berpengaruh terhadap minat dan kemampuan siswa dalam menyerap ilmu-ilmu Islam di masa mendatang. Upaya pada perhatian akan kecermatan dan keseriusan dalam mengajarkan mata pelajaran (Pendidikan Agama Islam) tersebut yang kemudian menjadi tantangan bagi para guru PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) dalam menyampaikan materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) di sekolah-sekolah. Bagaimana PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) dapat diterima dan dapat diminati oleh para siswa di sekolah-sekolah umum maupun yang berciri khas Islam, serta dapat mendudukkannya seperti kegemaran mereka atas materi-materi pelajaran umum.
Tantangan tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti tentang hubungan antara gaya guru PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) dalam mengajar dengan minat belajar siswa terhadap materi PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM).
Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ada di wilayah Bogor, yakni SMU PGRI 1, yang menurut buku profile sekolah tersebut SMU PGRI 1 termasuk sekolah favorite di Bogor. Sekalipun SMU PGRI ini ada 4 sekolah yang ada di Bogor, yakni PGRI 1 s/d 4, namun dalam penelitian ini hanya 1 sekolah yang menjadi objek penelitian, yakni SMU PGRI 1 Bogor.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan selanjutnya penulis menyusun sebuah identifikasi masalah sebagai berikut: