BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa kondisi masyarakat Islam, baik dari segi syar’i maupun diennya kini atau yang akan datang, adalah yang di kehendaki Allah SWT, ini merupakan rahasia umum bagi semuanya. Untuk mewujudkan kenyataan ini, orang-orang yang mempunyai ghirah besar (keinginan) untuk mengembalikan masyarakat pada jalan yang benar kadang-kadang sampai putus asa, jika melihat musuh-musuh Islam yang amat gigih memerangi Islam, bahkan melihat kegigihan misionaris-misionarisnya. Kelahiran Islam memang dianggap sebagai sesuatu yang asing, aneh, ganjil dan berlawanan dengan kehidupan bangsa Arab zaman jahiliyah di Mekkah, sekitar abad ke lima masehi. . sekitar abad XIII-XIV di dunia Islam muncul gerakan Salafiyah, yaitu gerakan (pemikiran) yang mengajak umat Islam untuk kembali kepada tradisi salaf (generasi pertama Islam alias para sahabat Nabi SAW) dan berpegang teguh pada Al Qur'an. Gerakan ini dipelopori atau tepatnya diilhami oleh Ibnu Taimiyah. Gerakan Salafiyah yang dikenal juga sebagai "gerakan pembaharuan pemahaman Islam (reformisme Islam)" dan "gerakan pemurnian Islam" itu dipandang orang-orang Barat sebagai "gerakan yang sama" dengan yang terjadi dalam sejarah Kristen. Dari situlah Barat kemudian memunculkan istilah "fundamentalisme Islam" (al ushuliyah al Islamiyah). Penamaan atau cap tersebut merupakan "pemerkosaan besar-besaran" terhadap sejarah. Karena, "gerakan kembali pada al Qur'an atau Islam yang asli" itu mempunyai visi, cita dan orientasi yang sama sekali berbeda dengan fundamentalisme Kristen. Salah satu perbedaan itu adalah fundamentalisme Kristen muncul karena adanya ketidak puasan terhadap agama (yang semakin lemah dan tidak tahan menghadapi arus penemuan dan pengembangan sains modern), sedangkan "gerakan yang sama" dalam Islam muncul justru karena ketidakpuasan terhadap keadaan dunia.
Selain itu, "gerakan yang sama" di dunia Islam tidak anti sains modern, tapi justru mendorong umat Islam agar menguasainya. Perkembangan sains modern bahkan seiring sejalan dengan ajaran al Qur'an. Gerakan pembaharuan di dunia Islam adalah gerakan yang menyeru umat Islam agar kembali pada al Qur'an dan as Sunnah, mempertahankan kemurnian Islam dan membersihkannya dari paham-paham "asing" yang mengotorinya, mengamalkan syari'at Islam dalam segala aspek kehidupan, menghapus taklid buta dalam beragama, ketahayulan, khurafat, kejumudan berfikir dan menggalakkan ijtihad, serta menentang setiap pemikiran dan budaya "asing" utamanya dari Barat, yang bertentangan dengan Islam. Gerakan pembaharuan pun menyeru umat Islam agar melawan makar jahat musuh-musuh agama dan umat Islam.
Ketika terlihat sebagian oreang yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam yang tak ambil peduli dengan semua yang terjadi, disisi lain, mereka melihat orang-orang yang gigih memerangi dan menghadapi mereka dengan kekuatan dan usaha yang maksimal untuk mengembalikan mereka dari kemuliaan yang sirna, dan masa lalu yang cemerlang.
Orang-orang yang menyelidiki dan mengamati merasa terpukul, sedih dan sakit, melihat kenyataan yang dihadapi kaum muslimin. Namun problema dan kesalahan takkan mungkin berubah dan terpecahkan hanya dengan kesedihan. Sadar dan bangkit adalah satu-satunya jalan untuk merombak suatu negeri dari kelemahan dan keterbelakangan. Sebenarnya bencana yang menimpa umat Islam sekarang ini berpangkal pada kemasabodohan kita terhadap perubahan-perubahan yang menyeluruh pada masa ini, dan ketidak punyaan kita akan kekuatan-kekuatan baru yang telah membangkitkan perubahan-perubahan ini. Sebagai contoh bahwa semua gerakan kebangkitan yang terjadi di seantero dunia Islam, selama seratus tahun yang lampau, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Barat dan memperoleh kemerdekaan. Untuk tujuan ini kita telah mengorbankan waktu, harta serta pengorbanan-pengorbanan lainnya yang tidak terhitung. Semuanya takkan membuahkan hasil jika tanpa kerja keras dan di barengi dengan keikhlasan berkiblat pada khitthah yang ada dan kamil, serta mengambil I’tibar dari kehidupan masa lalu sebagai cermin kehidupan kini dan yang akan datang. Dalam menuju kemaslahatan tidak terkecoh lagi dengan tipu daya musuh-musuh Islam.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa kondisi masyarakat Islam, baik dari segi syar’i maupun diennya kini atau yang akan datang, adalah yang di kehendaki Allah SWT, ini merupakan rahasia umum bagi semuanya. Untuk mewujudkan kenyataan ini, orang-orang yang mempunyai ghirah besar (keinginan) untuk mengembalikan masyarakat pada jalan yang benar kadang-kadang sampai putus asa, jika melihat musuh-musuh Islam yang amat gigih memerangi Islam, bahkan melihat kegigihan misionaris-misionarisnya. Kelahiran Islam memang dianggap sebagai sesuatu yang asing, aneh, ganjil dan berlawanan dengan kehidupan bangsa Arab zaman jahiliyah di Mekkah, sekitar abad ke lima masehi. . sekitar abad XIII-XIV di dunia Islam muncul gerakan Salafiyah, yaitu gerakan (pemikiran) yang mengajak umat Islam untuk kembali kepada tradisi salaf (generasi pertama Islam alias para sahabat Nabi SAW) dan berpegang teguh pada Al Qur'an. Gerakan ini dipelopori atau tepatnya diilhami oleh Ibnu Taimiyah. Gerakan Salafiyah yang dikenal juga sebagai "gerakan pembaharuan pemahaman Islam (reformisme Islam)" dan "gerakan pemurnian Islam" itu dipandang orang-orang Barat sebagai "gerakan yang sama" dengan yang terjadi dalam sejarah Kristen. Dari situlah Barat kemudian memunculkan istilah "fundamentalisme Islam" (al ushuliyah al Islamiyah). Penamaan atau cap tersebut merupakan "pemerkosaan besar-besaran" terhadap sejarah. Karena, "gerakan kembali pada al Qur'an atau Islam yang asli" itu mempunyai visi, cita dan orientasi yang sama sekali berbeda dengan fundamentalisme Kristen. Salah satu perbedaan itu adalah fundamentalisme Kristen muncul karena adanya ketidak puasan terhadap agama (yang semakin lemah dan tidak tahan menghadapi arus penemuan dan pengembangan sains modern), sedangkan "gerakan yang sama" dalam Islam muncul justru karena ketidakpuasan terhadap keadaan dunia.
Selain itu, "gerakan yang sama" di dunia Islam tidak anti sains modern, tapi justru mendorong umat Islam agar menguasainya. Perkembangan sains modern bahkan seiring sejalan dengan ajaran al Qur'an. Gerakan pembaharuan di dunia Islam adalah gerakan yang menyeru umat Islam agar kembali pada al Qur'an dan as Sunnah, mempertahankan kemurnian Islam dan membersihkannya dari paham-paham "asing" yang mengotorinya, mengamalkan syari'at Islam dalam segala aspek kehidupan, menghapus taklid buta dalam beragama, ketahayulan, khurafat, kejumudan berfikir dan menggalakkan ijtihad, serta menentang setiap pemikiran dan budaya "asing" utamanya dari Barat, yang bertentangan dengan Islam. Gerakan pembaharuan pun menyeru umat Islam agar melawan makar jahat musuh-musuh agama dan umat Islam.
Ketika terlihat sebagian oreang yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam yang tak ambil peduli dengan semua yang terjadi, disisi lain, mereka melihat orang-orang yang gigih memerangi dan menghadapi mereka dengan kekuatan dan usaha yang maksimal untuk mengembalikan mereka dari kemuliaan yang sirna, dan masa lalu yang cemerlang.
Orang-orang yang menyelidiki dan mengamati merasa terpukul, sedih dan sakit, melihat kenyataan yang dihadapi kaum muslimin. Namun problema dan kesalahan takkan mungkin berubah dan terpecahkan hanya dengan kesedihan. Sadar dan bangkit adalah satu-satunya jalan untuk merombak suatu negeri dari kelemahan dan keterbelakangan. Sebenarnya bencana yang menimpa umat Islam sekarang ini berpangkal pada kemasabodohan kita terhadap perubahan-perubahan yang menyeluruh pada masa ini, dan ketidak punyaan kita akan kekuatan-kekuatan baru yang telah membangkitkan perubahan-perubahan ini. Sebagai contoh bahwa semua gerakan kebangkitan yang terjadi di seantero dunia Islam, selama seratus tahun yang lampau, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Barat dan memperoleh kemerdekaan. Untuk tujuan ini kita telah mengorbankan waktu, harta serta pengorbanan-pengorbanan lainnya yang tidak terhitung. Semuanya takkan membuahkan hasil jika tanpa kerja keras dan di barengi dengan keikhlasan berkiblat pada khitthah yang ada dan kamil, serta mengambil I’tibar dari kehidupan masa lalu sebagai cermin kehidupan kini dan yang akan datang. Dalam menuju kemaslahatan tidak terkecoh lagi dengan tipu daya musuh-musuh Islam.