BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan dikodratkan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam kehidupannya sehari-hari mengadakan interaksi dengan manusia yang lain, serta menjaga dan berusaha mengadakan hubungan dengan baik pula.
Dalam pergaulannya tersebut perlu adanya penyesuaian diri dengan baik terhadap lingkungan siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya akan menimbulkan bermacam-macam masalah, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain. Kegagalan dalam penyesuaian diri tersebut merupakan faktor penyebab munculnya siswa yang berperilaku menyimpang yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, semua guru mengharapkan agar prestasi didik dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Pada kenyataannya banyak prestasi didik menunjukkan gejala yang tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, misalnya menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata, hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar dan menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar.
Menurut Willis, perilaku menyimpang dapat berbentuk seperti gejala-gelaja yang agresif, sering melakukan pelanggaran dalam seks, mudah marah, sering berbuat curang dan bolos, sering mencuri dengan penipuan, sering merusak barang, sering mengkritik yang berlebihan pada orang lain, sering bertengkar, kejam, gemar menyerang dan memerintah temannya, membalas dendam dengan serangan, suka merampas dan mencuri, suka meniru, lari dari rumah, dan menarik perhatian orang lain terlalu berlebihan (1989 : 17). Perilaku menyimpang yang sering nampak pada diri siswa adalah sering bersifat agresif, bandel, mengacau dalam kelas, mencari perhatian.
Dengan demikian adanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa, di samping akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dilingkungan sekitarnya, akan berakibat pula terhadap kesulitan belajar para siswa itu sendiri. Kenyataan ini penulis dapatkan dari survei pendahuluan di lokasi penelitian yaitu di SMPN 1 Gerung, di sekolah tersebut menunjukkan adanya kecenderungan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa erat kaitannya dengan perilaku menyimpang. Kenyataan menunjukkan bahwa : Siswa yang perilakunya baik namun mengalami kesulitan dalam belajar, sebaliknya siswa yang menunjukkan indikasi perilaku menyimpang, namun prestasi belajarnya menunjukkan peningkatan.
Hal inilah yang menyebabkan penulis merasa tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Kelas VII SMPN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2005/2006”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Kelas VII SMPN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2005/2006?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui Apakah ada Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Kelas VII SMPN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2005/2006.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yaitu manfaat atau pentingnya suatu penelitian yang dilakukan (Hadi, 1981 : 10). Sedangkan menurut Indun, Kegunaan berarti kegunaan atau kebermaknaan (1986 : 1).
Dari kedua pendapat tersebut di atas maka yang dimaksud dengan Kegunaan adalah kegunanaan atau manfaat yang diperoleh suatu penelitian. adapun Kegunaan yang diajukan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan dikodratkan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam kehidupannya sehari-hari mengadakan interaksi dengan manusia yang lain, serta menjaga dan berusaha mengadakan hubungan dengan baik pula.
Dalam pergaulannya tersebut perlu adanya penyesuaian diri dengan baik terhadap lingkungan siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya akan menimbulkan bermacam-macam masalah, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain. Kegagalan dalam penyesuaian diri tersebut merupakan faktor penyebab munculnya siswa yang berperilaku menyimpang yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, semua guru mengharapkan agar prestasi didik dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Pada kenyataannya banyak prestasi didik menunjukkan gejala yang tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, misalnya menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata, hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar dan menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar.
Menurut Willis, perilaku menyimpang dapat berbentuk seperti gejala-gelaja yang agresif, sering melakukan pelanggaran dalam seks, mudah marah, sering berbuat curang dan bolos, sering mencuri dengan penipuan, sering merusak barang, sering mengkritik yang berlebihan pada orang lain, sering bertengkar, kejam, gemar menyerang dan memerintah temannya, membalas dendam dengan serangan, suka merampas dan mencuri, suka meniru, lari dari rumah, dan menarik perhatian orang lain terlalu berlebihan (1989 : 17). Perilaku menyimpang yang sering nampak pada diri siswa adalah sering bersifat agresif, bandel, mengacau dalam kelas, mencari perhatian.
Dengan demikian adanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa, di samping akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dilingkungan sekitarnya, akan berakibat pula terhadap kesulitan belajar para siswa itu sendiri. Kenyataan ini penulis dapatkan dari survei pendahuluan di lokasi penelitian yaitu di SMPN 1 Gerung, di sekolah tersebut menunjukkan adanya kecenderungan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa erat kaitannya dengan perilaku menyimpang. Kenyataan menunjukkan bahwa : Siswa yang perilakunya baik namun mengalami kesulitan dalam belajar, sebaliknya siswa yang menunjukkan indikasi perilaku menyimpang, namun prestasi belajarnya menunjukkan peningkatan.
Hal inilah yang menyebabkan penulis merasa tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Kelas VII SMPN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2005/2006”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Kelas VII SMPN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2005/2006?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui Apakah ada Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Kelas VII SMPN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2005/2006.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yaitu manfaat atau pentingnya suatu penelitian yang dilakukan (Hadi, 1981 : 10). Sedangkan menurut Indun, Kegunaan berarti kegunaan atau kebermaknaan (1986 : 1).
Dari kedua pendapat tersebut di atas maka yang dimaksud dengan Kegunaan adalah kegunanaan atau manfaat yang diperoleh suatu penelitian. adapun Kegunaan yang diajukan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :