BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Obat tradisional telah dikenal sejak beberapa abad lalu, di Indonesia obat
tradisional digunakan secara turun-temurun. Obat tradisional perlu dikembangkan
dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat digunakan secara maksimum sebagai obat
tradisional yang khasiatnya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Penggunaan obat tradisional terbatas dalam bentuk-bentuk sederhana
seperti jamu, pil, rebusan ataupun seduhan. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi mulai dikembangkan penggunaan sediaan obat bahan
alam dalam bentuk sediaan farmasetis yang lebih mudah penggunaannya, lebih
praktis, serta dengan dosis yang lebih seragam yakni sediaan tablet. Tablet
merupakan sediaan farmasi yang banyak digunakan oleh masyarakat, karena
tablet mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bentuk sediaan lain
baik dalam segi produksi, penyimpanan, distribusi maupun pemakaiannya.
Obat bahan alam semakin memegang peranan penting dalam kehidupan.
Untuk menjamin efektifitas sediaan obat bahan alam maka prinsip farmasi fisika
dan teknologi farmasi harus dilakukan. Hal tersebut menyangkut perubahan
misalnya dari bentuk serbuk menjadi bentuk sediaan modern seperti tablet
(Fudholi, 2001).
Bahan obat alam yang mempunyai aktifitas obat diantaranya adalah daun
sendok. Daun sendok merupakan daun dari tanaman Plantago mayor, L.
berkhasiat sebagai peluruh air seni (diuretik), antipiretik, antiseptik (Dalimartha,
1999).
Pembuatan tablet diperlukan bahan tambahan yang berfungsi sebagai
bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin, bahan penambah
rasa dan bahan penambah aroma (Fudholi, 1983).
Penambahan amilum dapat berfungsi sebagai bahan penghancur, bahan
pengikat dan bahan pelicin. Amilum sebagai bahan pengikat biasanya digunakan
dalam konsentrasi 5-10% (Banker dkk, 1980). Bahan pengikat dimaksudkan
untuk memberi kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh karena itu, bahan
pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbik dalam sebuah butir
granulat. Kekompakan tablet dapat dipengaruhi baik oleh tekanan pencetakan
maupun jenis dan jumlah bahan pengikat yang diberikan dalam tablet. Dengan
demikian perlu diteliti penggunaan amilum manihot sebagai bahan pengikat serta
pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet ekstrak kering daun sendok sehingga
didapatkan tablet yang baik dan memenuhi persyaratan tablet.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian adalah apakah ekstrak
kering daun sendok dapat dibuat tablet dan apakah perbedaan konsentrasi amilum
manihot sebagai bahan pengikat berpengaruh terhadap sifat fisik tablet ekstrak
kering daun sendok.
C. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi,
zat pengembang, zat pembasah, zat pengikat atau zat lainnya yang cocok
(Anonim, 1979).
Bentuk sediaan tablet memiliki keuntungan yang meliputi ketepatan
dosis, praktis dalam penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas,
tahan dalam penyimpanan, mudah dibawa, serta bentuk yang memikat
(Lachman dkk, 1994).
Tablet dibuat dengan 3 (tiga) cara yaitu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Obat tradisional telah dikenal sejak beberapa abad lalu, di Indonesia obat
tradisional digunakan secara turun-temurun. Obat tradisional perlu dikembangkan
dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat digunakan secara maksimum sebagai obat
tradisional yang khasiatnya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Penggunaan obat tradisional terbatas dalam bentuk-bentuk sederhana
seperti jamu, pil, rebusan ataupun seduhan. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi mulai dikembangkan penggunaan sediaan obat bahan
alam dalam bentuk sediaan farmasetis yang lebih mudah penggunaannya, lebih
praktis, serta dengan dosis yang lebih seragam yakni sediaan tablet. Tablet
merupakan sediaan farmasi yang banyak digunakan oleh masyarakat, karena
tablet mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bentuk sediaan lain
baik dalam segi produksi, penyimpanan, distribusi maupun pemakaiannya.
Obat bahan alam semakin memegang peranan penting dalam kehidupan.
Untuk menjamin efektifitas sediaan obat bahan alam maka prinsip farmasi fisika
dan teknologi farmasi harus dilakukan. Hal tersebut menyangkut perubahan
misalnya dari bentuk serbuk menjadi bentuk sediaan modern seperti tablet
(Fudholi, 2001).
Bahan obat alam yang mempunyai aktifitas obat diantaranya adalah daun
sendok. Daun sendok merupakan daun dari tanaman Plantago mayor, L.
berkhasiat sebagai peluruh air seni (diuretik), antipiretik, antiseptik (Dalimartha,
1999).
Pembuatan tablet diperlukan bahan tambahan yang berfungsi sebagai
bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin, bahan penambah
rasa dan bahan penambah aroma (Fudholi, 1983).
Penambahan amilum dapat berfungsi sebagai bahan penghancur, bahan
pengikat dan bahan pelicin. Amilum sebagai bahan pengikat biasanya digunakan
dalam konsentrasi 5-10% (Banker dkk, 1980). Bahan pengikat dimaksudkan
untuk memberi kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh karena itu, bahan
pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbik dalam sebuah butir
granulat. Kekompakan tablet dapat dipengaruhi baik oleh tekanan pencetakan
maupun jenis dan jumlah bahan pengikat yang diberikan dalam tablet. Dengan
demikian perlu diteliti penggunaan amilum manihot sebagai bahan pengikat serta
pengaruhnya terhadap sifat fisik tablet ekstrak kering daun sendok sehingga
didapatkan tablet yang baik dan memenuhi persyaratan tablet.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian adalah apakah ekstrak
kering daun sendok dapat dibuat tablet dan apakah perbedaan konsentrasi amilum
manihot sebagai bahan pengikat berpengaruh terhadap sifat fisik tablet ekstrak
kering daun sendok.
C. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi,
zat pengembang, zat pembasah, zat pengikat atau zat lainnya yang cocok
(Anonim, 1979).
Bentuk sediaan tablet memiliki keuntungan yang meliputi ketepatan
dosis, praktis dalam penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas,
tahan dalam penyimpanan, mudah dibawa, serta bentuk yang memikat
(Lachman dkk, 1994).
Tablet dibuat dengan 3 (tiga) cara yaitu