ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Balanced Scorecard
sebagai tolOk ukur pengukuran kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal
Ahmad Yani Kota Metro Lampung (RSUD Jendral Ahmad Yani). Untuk dapat
mengukur kinerja pada pada rumah sakit, diperlukan suatu tolak ukur yang tidak hanya
bertumpu pada kinerja aspek keuangan, tetapi juga non keuangan. Balance Scorecard
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur secara seimbang aspek keuangan
dan non keuangan, melalui 4 perspektif yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, yang bertujuan melihat kinerja RSUD Jendral Ahmad Yani pada kurun
waktu 2006-2007. Untuk data primer, dilakukan wawancara kepada pegawai rumah
sakit. Data sekunder diambil dari laporan keuangan dan protap rumah sakit. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa kinerja pada perspektif keuangan , belum dapat diukur
dengan baik dan sempurna, Rumah sakit masih menggunakan pencatatan cash basis
accounting, sehingga peneliti tidak dapat melakukan analisa rasio-rasio keuangan yang
dinilai melalui instrument laporan keuangan dari laporan laba rugi. Kinerja pada
perspektif Pelanggan secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, Hal ini
dapat dilihat dari pemberian kebijakan-kebijakan tertentu pada pasien miskin atau tidak
mampu, dengan penggunan kartu ASKIN untuk melakukan pengobatan dan penggunaan
ASKES untuk PNS. Pada perspektif proses bisnis internal diperoleh gambaran bahwa
RSUD Ahmad Yani Kota Metro selalu berusaha untuk menangkap kemauan pasar
melalui inovasi-inovasi yang akan dan sedang dijalankan. Beberapa indikator telah
menunjukkan kinerja yang baik , untuk kinerja yang belum maksimal pihak rumah sakit
harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan pendidikan, agar dalam menangani
pasien dapat lebih efektif dan efisien.Tahun mendatang rumah sakit merencanakan
adanya produk unggulan yaitu sedang dipersiapkannya klinik fertilitas atau kesuburan.
Penanganan komplain pasien walaupun belum tercatat dengan baik, namun sebenarnya
pihak manajemen rumah sakit telah melalukan kebijakan yang baik, Pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran , secara keseluruhan dapa dilakukan dengan baik,
terlihat dari retensi karyawan yang tinggi dilihat dari Labour Turn Over rendah. Untuk
absensi karyawan,terlihat sudah dijalankan dengan baik karena umumnya disiplin
pegawai yang sudah cukup tinggi. Sedangkan pelatihan dan pendidikan lanjutan yang
dijalankan oleh pihak RSUD Ahmad Yani Kota Metro telah dilakukan dengan baik.
Pengukuran empat perspektif tersebut secara umum akan memberikan kemajuan bagi
RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Balanced Scorecard
sebagai tolOk ukur pengukuran kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal
Ahmad Yani Kota Metro Lampung (RSUD Jendral Ahmad Yani). Untuk dapat
mengukur kinerja pada pada rumah sakit, diperlukan suatu tolak ukur yang tidak hanya
bertumpu pada kinerja aspek keuangan, tetapi juga non keuangan. Balance Scorecard
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur secara seimbang aspek keuangan
dan non keuangan, melalui 4 perspektif yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, yang bertujuan melihat kinerja RSUD Jendral Ahmad Yani pada kurun
waktu 2006-2007. Untuk data primer, dilakukan wawancara kepada pegawai rumah
sakit. Data sekunder diambil dari laporan keuangan dan protap rumah sakit. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa kinerja pada perspektif keuangan , belum dapat diukur
dengan baik dan sempurna, Rumah sakit masih menggunakan pencatatan cash basis
accounting, sehingga peneliti tidak dapat melakukan analisa rasio-rasio keuangan yang
dinilai melalui instrument laporan keuangan dari laporan laba rugi. Kinerja pada
perspektif Pelanggan secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, Hal ini
dapat dilihat dari pemberian kebijakan-kebijakan tertentu pada pasien miskin atau tidak
mampu, dengan penggunan kartu ASKIN untuk melakukan pengobatan dan penggunaan
ASKES untuk PNS. Pada perspektif proses bisnis internal diperoleh gambaran bahwa
RSUD Ahmad Yani Kota Metro selalu berusaha untuk menangkap kemauan pasar
melalui inovasi-inovasi yang akan dan sedang dijalankan. Beberapa indikator telah
menunjukkan kinerja yang baik , untuk kinerja yang belum maksimal pihak rumah sakit
harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan pendidikan, agar dalam menangani
pasien dapat lebih efektif dan efisien.Tahun mendatang rumah sakit merencanakan
adanya produk unggulan yaitu sedang dipersiapkannya klinik fertilitas atau kesuburan.
Penanganan komplain pasien walaupun belum tercatat dengan baik, namun sebenarnya
pihak manajemen rumah sakit telah melalukan kebijakan yang baik, Pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran , secara keseluruhan dapa dilakukan dengan baik,
terlihat dari retensi karyawan yang tinggi dilihat dari Labour Turn Over rendah. Untuk
absensi karyawan,terlihat sudah dijalankan dengan baik karena umumnya disiplin
pegawai yang sudah cukup tinggi. Sedangkan pelatihan dan pendidikan lanjutan yang
dijalankan oleh pihak RSUD Ahmad Yani Kota Metro telah dilakukan dengan baik.
Pengukuran empat perspektif tersebut secara umum akan memberikan kemajuan bagi
RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro.