BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting, untuk setiap
manusia, karena dengan sehat manusia bisa melakukan aktivitas hidupnya, maka
dari itu banyak orang berusaha untuk memperbaiki kualitas kesehatannya. Usaha
tersebut biasanya dengan mencari pengobatan, baik alternatif maupun non
alternatif (secara medis) dan meningkatkan kualitas kesehatan pada saat sehat hal
itu dilakukan untuk mendapatkan hidup yang sehat.
Masalah penyakit Diare pada anak yang terjadi di Indonesia hingga
sekarang ini masih merupakan penyakit yang penting, yaitu ditunjukkan adanya
perkiraan sekitar sepertiga kematian dan kesakitan anak disebabkan oleh penyakit
diare. Selain diare menyebabkan kematian langsung diare juga menyebabkan anak
menjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi berarti menurunnya imunitas atau daya
tahan tubuh, sehingga anak akan mudah terkena penyakit infeksi lainnya, yang
akan menimbulkan kematian (Sunoto, dkk, 1990). Perbaikan lingkungan,
perluasan sarana kesehatan, penggunaan cairan rehidrasi oral berpengaruh
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian (Suharyono, 1986).
Menurut survei kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan RI tahun
1996, 12% penyebab kematian adalah diare. Disebutkan akibat diare dari 1000
bayi, 70 bayi meninggal dunia sebelum merayakan hari ulang tahunnya yang
pertama. Ditemukan pula bahwa dari tujuh bayi yang dikubur, satu diantaranya
meninggal karena diare. Statistik menunjukkan bahwa setiap tahun diare
menyerang 50 juta penduduk Indonesia, dan 2/3nya adalah balita dengan korban
meninggal sekitar 600.000 jiwa (Widjaja, 2003).
Ada perbedaan penyebab diare antara tempat satu dengan tempat lainnya,
yaitu perbedaan lingkungan dan perbedaan tinggi rendahnya kejadian dari satu
waktu ke waktu yang lain. Pada bulan-bulan tertentu umumnya pada musim
peralihan, didapatkan khusus diare yang meningkat.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada tingginya diare dan tingginya angka
kematian antara lain faktor sosial – budaya, kesehatan pribadi maupun kesehatan
lingkungan, dn berkaitan erat dengan faktor lainnya. Kemiskinan berkaitan sangat
luas dengan masalah lainnya, antara lain kepadatan penduduk, kebersihan
lingkungan yang buruk, gizi yang tidak baik dan pendidikan masyarakat yang
rendah. Faktor yang menyebabkan kematian berupa komplikasi lain (renjatan dan
hipokalemia) dan masalah lain yang berkaitan dengan diare akut belum
sepenuhnya ditanggulangi secara memadai dan menyebabkan angka kematian
diare akut masih tinggi (Suharyono, 1986).
Anak yang terkena penyakit diare ditandai dengan buang air besar dalam
bentuk cairan/encer beberapa kali sehari kadang-kadang disertai muntah, panas
dan kejang. Penderita diare dengan dehidrasi sedang, dehidrasi ringan dan
dehidrasi berat ditandai dengan kondisi umum yang buruk yaitu denyut nadi tidak
teratur (kadang teraba kecil, cepat, kadang tak teraba), dan pasien lemas. Dengan
gejala tersebut maka orang tua anak akan meminta pertolongan tenaga medis,
salah satunya dengan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit, sebab dengan
dirawat di rumah sakit anak akan mendapatkan perawatan tenaga medis, sehingga
diharapkan anak akan pulang dengan kondisi sembuh ataupun perbaikan.
Prinsip utama dari tata laksana diare adalah terapi rehidrasi oral ataupun
parental. Rehidrasi oral merupakan terapi sederhana tidak mahal. Contoh dari
terapi oral adalah penggunaan oralit, sedangkan contoh dari terapi parenteral
adalah Ringer Laktat.
Menurut rekapitulasi rekam medis selama tahun 2004, tercatat 356 pasien
anak diare yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta. Penyakit diare ini menempati urutan tiga besar, dengan urutannya
adalah sebagai berikut pasien rawat inap yang melahirkan normal, pasien rawat
inap yang melahirkan secara sectio cesorea, dan pasien rawat inap yang
terdiagnosa diare.
B. Rumusan Masalah
Seperti apakah pola pengobatan meliputi macam dan golongan obat, cara
pemberian obat untuk penderita penyakit diare pada anak di instalasi rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2004.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pola pengobatan meliputi macam dan golongan obat, cara
pemberian obat untuk penderita penyakit diare pada anak di instalasi rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2004.
1. Definisi Diare
D. Tinjauan Pustaka
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi tinja encer yang
terjadi dalam sehari tiga kali atau lebih (WHO, 1995). Diare akut adalah diare
yang timbul secara mendadak dan bisa berlangsung terus selama beberapa
hari. Diare akut ini disebabkan oleh infeksi usus (WHO, 1995). Diare kronik
merupakan diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu (WHO, 1995). Diare
pada bayi adalah buang air besar lebih dari empat kali sehari (Sunoto, 1978).
2. Klasifikasi Diare
Diare diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Berdasar ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting, untuk setiap
manusia, karena dengan sehat manusia bisa melakukan aktivitas hidupnya, maka
dari itu banyak orang berusaha untuk memperbaiki kualitas kesehatannya. Usaha
tersebut biasanya dengan mencari pengobatan, baik alternatif maupun non
alternatif (secara medis) dan meningkatkan kualitas kesehatan pada saat sehat hal
itu dilakukan untuk mendapatkan hidup yang sehat.
Masalah penyakit Diare pada anak yang terjadi di Indonesia hingga
sekarang ini masih merupakan penyakit yang penting, yaitu ditunjukkan adanya
perkiraan sekitar sepertiga kematian dan kesakitan anak disebabkan oleh penyakit
diare. Selain diare menyebabkan kematian langsung diare juga menyebabkan anak
menjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi berarti menurunnya imunitas atau daya
tahan tubuh, sehingga anak akan mudah terkena penyakit infeksi lainnya, yang
akan menimbulkan kematian (Sunoto, dkk, 1990). Perbaikan lingkungan,
perluasan sarana kesehatan, penggunaan cairan rehidrasi oral berpengaruh
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian (Suharyono, 1986).
Menurut survei kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan RI tahun
1996, 12% penyebab kematian adalah diare. Disebutkan akibat diare dari 1000
bayi, 70 bayi meninggal dunia sebelum merayakan hari ulang tahunnya yang
pertama. Ditemukan pula bahwa dari tujuh bayi yang dikubur, satu diantaranya
meninggal karena diare. Statistik menunjukkan bahwa setiap tahun diare
menyerang 50 juta penduduk Indonesia, dan 2/3nya adalah balita dengan korban
meninggal sekitar 600.000 jiwa (Widjaja, 2003).
Ada perbedaan penyebab diare antara tempat satu dengan tempat lainnya,
yaitu perbedaan lingkungan dan perbedaan tinggi rendahnya kejadian dari satu
waktu ke waktu yang lain. Pada bulan-bulan tertentu umumnya pada musim
peralihan, didapatkan khusus diare yang meningkat.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada tingginya diare dan tingginya angka
kematian antara lain faktor sosial – budaya, kesehatan pribadi maupun kesehatan
lingkungan, dn berkaitan erat dengan faktor lainnya. Kemiskinan berkaitan sangat
luas dengan masalah lainnya, antara lain kepadatan penduduk, kebersihan
lingkungan yang buruk, gizi yang tidak baik dan pendidikan masyarakat yang
rendah. Faktor yang menyebabkan kematian berupa komplikasi lain (renjatan dan
hipokalemia) dan masalah lain yang berkaitan dengan diare akut belum
sepenuhnya ditanggulangi secara memadai dan menyebabkan angka kematian
diare akut masih tinggi (Suharyono, 1986).
Anak yang terkena penyakit diare ditandai dengan buang air besar dalam
bentuk cairan/encer beberapa kali sehari kadang-kadang disertai muntah, panas
dan kejang. Penderita diare dengan dehidrasi sedang, dehidrasi ringan dan
dehidrasi berat ditandai dengan kondisi umum yang buruk yaitu denyut nadi tidak
teratur (kadang teraba kecil, cepat, kadang tak teraba), dan pasien lemas. Dengan
gejala tersebut maka orang tua anak akan meminta pertolongan tenaga medis,
salah satunya dengan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit, sebab dengan
dirawat di rumah sakit anak akan mendapatkan perawatan tenaga medis, sehingga
diharapkan anak akan pulang dengan kondisi sembuh ataupun perbaikan.
Prinsip utama dari tata laksana diare adalah terapi rehidrasi oral ataupun
parental. Rehidrasi oral merupakan terapi sederhana tidak mahal. Contoh dari
terapi oral adalah penggunaan oralit, sedangkan contoh dari terapi parenteral
adalah Ringer Laktat.
Menurut rekapitulasi rekam medis selama tahun 2004, tercatat 356 pasien
anak diare yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta. Penyakit diare ini menempati urutan tiga besar, dengan urutannya
adalah sebagai berikut pasien rawat inap yang melahirkan normal, pasien rawat
inap yang melahirkan secara sectio cesorea, dan pasien rawat inap yang
terdiagnosa diare.
B. Rumusan Masalah
Seperti apakah pola pengobatan meliputi macam dan golongan obat, cara
pemberian obat untuk penderita penyakit diare pada anak di instalasi rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2004.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pola pengobatan meliputi macam dan golongan obat, cara
pemberian obat untuk penderita penyakit diare pada anak di instalasi rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2004.
1. Definisi Diare
D. Tinjauan Pustaka
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi tinja encer yang
terjadi dalam sehari tiga kali atau lebih (WHO, 1995). Diare akut adalah diare
yang timbul secara mendadak dan bisa berlangsung terus selama beberapa
hari. Diare akut ini disebabkan oleh infeksi usus (WHO, 1995). Diare kronik
merupakan diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu (WHO, 1995). Diare
pada bayi adalah buang air besar lebih dari empat kali sehari (Sunoto, 1978).
2. Klasifikasi Diare
Diare diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Berdasar ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan: