BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan merupakan lembaga yang bersifat dinamis, yang berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Dalam dunia pendidikan, perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan dan, menurut Atkinson seperti dikutip oleh Roesma, perpustakaan merupakan jantung bagi program-program pendidikan perguruan tinggi (Roesma, 1991:1-2), maksudnya adalah sebagai pusat informasi belajar mengajar dalam lingkup yang lebih konkret.
Perpustakaan sebagai bagian dari lembaga induknya, berkembang sejalan dengan perkembangan lembaga induknya. Perkembangan perpustakaan akan tampak pada komponen koleksi, pelayanan, gedung/ruang dan perlengkapan serta personalianya. Tujuan perpustakaan dapat tercapai melalui pengelolaan yang baik serta merupakan interaksi antara individu yang berada di dalamnya. Sebagai lembaga jasa, mutu dari pelayanan tergantung sekali pada mutu personalianya (Thompson dan Carr, 1987: 48). Dalam hal ini staf perpustakaan merupakan sumber daya yang paling berharga. Jadi, dengan demikian perpustakaan memerlukan staf yang profesional, yaitu yang mampu memberikan yang terbaik bagi pemakai dan organisasi induknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Waktu dan sejarah telah membuktikan bahwa organisasi yang dikelola dengan baik oleh tenaga yang memiliki keahlian, keterampilan, dan pengetahuan yang luas akan dapat menaikkan posisi organisasi tersebut ke dalam jajaran organisasi yang bersifat profesional (Moekidjat, 1995:5).
Dalam era pembangunan yang pesat seperti sekarang ini, seperti diungkapkan oleh Sulistyo Basuki (1991:32), citra perpustakaan haruslah berubah dari kegiatan yang pasif ke kegiatan yang dinamis. Kegiatan yang pasif dengan menunggu kedatangan pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka, merupakan kegiatan perpustakaan yang "ketinggalan zaman". Sebaliknya sejalan dengan pesatnya pembangunan, pemakai sangat memerlukan informasi baru untuk mendukung kegiatan mereka. Kesempatan ini merupakan peluang yang baik bagi staf perpustakaan untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
Apabila penanganan kegiatan perpustakaan tidak diperbaiki, maka peluang tersebut akan hilang percuma, yang dengannya kinerja perpustakaan akan tetap tak berubah. Perpustakaan tidak dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakainya sebetulnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai, teknologi yang digunakan oleh perpustakaan, dan yang terpenting adalah karena kurangnya tenaga yang profesional. Oleh karena itu, jalan terbaik untuk meningkatkan kinerja perpustakaan adalah dengan berupaya untuk meningkatkan produktivitas kerja atau profesionalisme stafnya. Seperti dinyatakan oleh Prabowo Tjitropranoto dalam Dian Sinaga (1997:72), bahwa jika kemampuan profesional staf perpustakaan meningkat, maka prospek perpustakaan di masa yang akan datang akan meningkat.
Peningkatan produktivitas kerja staf merupakan hal yang penting dalam setiap organisasi, hal itu lebih dikarenakan manusialah yang mengelola modal, sumber alam dan teknologi, sehingga organisasi dapat memperoleh keuntungan darinya. Secara teoritis, apabila produktivitas kerja tinggi berarti organisasi tersebut beroperasi secara efisien dan efektif (Moekidjat, 1995:16).
Peningkatan produktivitas kerja dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan manusia (staf) yang ada dalam suatu organisasi, di mana setiap staf merupakan bagian yang saling berkaitan dan secara bersama-sama menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan perpustakaan. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi, bahwa faktor produktivitas kerja staf memiliki peran besar dalam menentukan suksesnya suatu organisasi.
Perpustakaan Perguruan Tinggi, seperti diungkapkan Pawit M. Yusup (1995:19), berfungsi sebagai pusat sumber informasi yang sesuai dengan program perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu program-program akademik-ilmiah yang sudah tertuang dalam kurikulum secara keseluruhan.
Kemudian, mengenai keadaan produktivitas kerja staf perpustakaan fakultas di lingkungan Universitas Indonesia, seperti pernah dikatakan oleh Irza Rasjid (1995:7), di beberapa perpustakaan fakultas yang ada, terlihat bahwa sebagian besar staf yang bekerja di perpustakaan bekerja secara kurang produktif. Ini dapat dilihat dari seringnya mereka terlambat datang ke tempat kerja, atau sering tidak masuk kerja dengan berbagai alasan lain. Juga, cara pemberian layanan kepada pemakai perpustakaan, misalnya secara malas-malasan, tidak bersikap ramah, tidak membantu pemakai dengan senang hati sehingga pemakai perpustakaan lama-kelamaan malas untuk datang ke perpustakaan kalau tidak terpaksa. Hal tersebut jelas berdampak langsung pada output kinerja perpustakaan, yang dengannya menimbulkan ketidakefektifan kerja mereka dalam memajukan perpustakaan.
Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengetahui secara nyata mengenai bagaimana sebenarnya produktivitas kerja staf perpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia saat ini. Masalah utama tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa submasalah yang menginduk kepada 4 (empat) tugas pokok pustakawan seperti yang disebutkan oleh Pawit M. Yusup (1995:20), yaitu pengumpulan atau pengadaan informasi, pengelolaan informasi, pelayanan informasi, dan penyebarluasan informasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan merupakan lembaga yang bersifat dinamis, yang berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Dalam dunia pendidikan, perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan dan, menurut Atkinson seperti dikutip oleh Roesma, perpustakaan merupakan jantung bagi program-program pendidikan perguruan tinggi (Roesma, 1991:1-2), maksudnya adalah sebagai pusat informasi belajar mengajar dalam lingkup yang lebih konkret.
Perpustakaan sebagai bagian dari lembaga induknya, berkembang sejalan dengan perkembangan lembaga induknya. Perkembangan perpustakaan akan tampak pada komponen koleksi, pelayanan, gedung/ruang dan perlengkapan serta personalianya. Tujuan perpustakaan dapat tercapai melalui pengelolaan yang baik serta merupakan interaksi antara individu yang berada di dalamnya. Sebagai lembaga jasa, mutu dari pelayanan tergantung sekali pada mutu personalianya (Thompson dan Carr, 1987: 48). Dalam hal ini staf perpustakaan merupakan sumber daya yang paling berharga. Jadi, dengan demikian perpustakaan memerlukan staf yang profesional, yaitu yang mampu memberikan yang terbaik bagi pemakai dan organisasi induknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Waktu dan sejarah telah membuktikan bahwa organisasi yang dikelola dengan baik oleh tenaga yang memiliki keahlian, keterampilan, dan pengetahuan yang luas akan dapat menaikkan posisi organisasi tersebut ke dalam jajaran organisasi yang bersifat profesional (Moekidjat, 1995:5).
Dalam era pembangunan yang pesat seperti sekarang ini, seperti diungkapkan oleh Sulistyo Basuki (1991:32), citra perpustakaan haruslah berubah dari kegiatan yang pasif ke kegiatan yang dinamis. Kegiatan yang pasif dengan menunggu kedatangan pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka, merupakan kegiatan perpustakaan yang "ketinggalan zaman". Sebaliknya sejalan dengan pesatnya pembangunan, pemakai sangat memerlukan informasi baru untuk mendukung kegiatan mereka. Kesempatan ini merupakan peluang yang baik bagi staf perpustakaan untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
Apabila penanganan kegiatan perpustakaan tidak diperbaiki, maka peluang tersebut akan hilang percuma, yang dengannya kinerja perpustakaan akan tetap tak berubah. Perpustakaan tidak dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakainya sebetulnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai, teknologi yang digunakan oleh perpustakaan, dan yang terpenting adalah karena kurangnya tenaga yang profesional. Oleh karena itu, jalan terbaik untuk meningkatkan kinerja perpustakaan adalah dengan berupaya untuk meningkatkan produktivitas kerja atau profesionalisme stafnya. Seperti dinyatakan oleh Prabowo Tjitropranoto dalam Dian Sinaga (1997:72), bahwa jika kemampuan profesional staf perpustakaan meningkat, maka prospek perpustakaan di masa yang akan datang akan meningkat.
Peningkatan produktivitas kerja staf merupakan hal yang penting dalam setiap organisasi, hal itu lebih dikarenakan manusialah yang mengelola modal, sumber alam dan teknologi, sehingga organisasi dapat memperoleh keuntungan darinya. Secara teoritis, apabila produktivitas kerja tinggi berarti organisasi tersebut beroperasi secara efisien dan efektif (Moekidjat, 1995:16).
Peningkatan produktivitas kerja dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan manusia (staf) yang ada dalam suatu organisasi, di mana setiap staf merupakan bagian yang saling berkaitan dan secara bersama-sama menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan perpustakaan. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi, bahwa faktor produktivitas kerja staf memiliki peran besar dalam menentukan suksesnya suatu organisasi.
Perpustakaan Perguruan Tinggi, seperti diungkapkan Pawit M. Yusup (1995:19), berfungsi sebagai pusat sumber informasi yang sesuai dengan program perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu program-program akademik-ilmiah yang sudah tertuang dalam kurikulum secara keseluruhan.
Kemudian, mengenai keadaan produktivitas kerja staf perpustakaan fakultas di lingkungan Universitas Indonesia, seperti pernah dikatakan oleh Irza Rasjid (1995:7), di beberapa perpustakaan fakultas yang ada, terlihat bahwa sebagian besar staf yang bekerja di perpustakaan bekerja secara kurang produktif. Ini dapat dilihat dari seringnya mereka terlambat datang ke tempat kerja, atau sering tidak masuk kerja dengan berbagai alasan lain. Juga, cara pemberian layanan kepada pemakai perpustakaan, misalnya secara malas-malasan, tidak bersikap ramah, tidak membantu pemakai dengan senang hati sehingga pemakai perpustakaan lama-kelamaan malas untuk datang ke perpustakaan kalau tidak terpaksa. Hal tersebut jelas berdampak langsung pada output kinerja perpustakaan, yang dengannya menimbulkan ketidakefektifan kerja mereka dalam memajukan perpustakaan.
Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengetahui secara nyata mengenai bagaimana sebenarnya produktivitas kerja staf perpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia saat ini. Masalah utama tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa submasalah yang menginduk kepada 4 (empat) tugas pokok pustakawan seperti yang disebutkan oleh Pawit M. Yusup (1995:20), yaitu pengumpulan atau pengadaan informasi, pengelolaan informasi, pelayanan informasi, dan penyebarluasan informasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: