I. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan komponen yang ada antara lain tujuan, guru, murid, kurikulum dan media. Kesemuanya ini dibahas dalam Al-quran, meskipun hanya disinggung secara eksplisit atau tersirat.
Pelaku pendidikan secara kongkret adalah manusia, karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna diantara makhluk yang lainnya. Manusia diberikan akal sebagai alat untuk menyerap pendidikan. Sehubungan dalam penciptaan manusia untuk menjadi “tahu” melalui proses, maka manusia terlebih dahulu perlu dididik, sehingga posisi manusia sebagai murid atau orang yang membutuhkan pendidikan dan sebagai objek dalam pendidikan.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan penafsiran- penafsiran tentang ayat- ayat objek pendidikan, yaitu surat at-Tahrim (66) ayat 6; al-Syu’ara (26) ayat 214; at-Taubah (9) ayat 122; dan an- Nisa (4) ayat170.
II. PEMBAHASAN
Surat at-Tahrim (66) ayat 6
يا ايها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نار وقودها الناس والحجارة عليها ملئكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما امرهم ويفعلون ما يؤمرون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah tehadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Penafsiran mufasir
Ayat ini memberi penjelasan kepada seseorang yang beriman, bahwa beriman saja belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali dengan dasar iman, hendaklah seseorang mampu menjaga keselamatan diri dan keluarganya dari api neraka.1
Upaya pemeliharaan dan mendidik sangatlah dianjurkan menurut ayat ini, melalui rumah tangga itulah kita perlu menanamkan iman dan memupuk Islam. Karena dari rumah tangga akan terbentuk sebuah umat dan tejalin dalam jalinan masyarakat Islam. Masyarakat Islam ialah suatu masyarakat yang sama dalam pandangan hidupnya dan sama penilaiannya terhadap alam .2
Adapun yang dimaksudkan al-Ahl dalam ayat ini mencakup isteri, anak, budak laki-laki dan perempuan.3 Secara garis besarnya pengajaran itu pertama kali diberikan kepada orang yang berada dibawah tanggung jawabnya kemudian baru kepada orang lain yang merasa butuh.
Oleh karena itu orang yang beriman tidak boleh pasif atau berdiam diri untuk menunggu saja, tetapi haruslah bersifat aktif memberi pendidikan kepada keluarga dan kerabatnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad S.A.W:
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته فالامام الذى على الناس راع وهو مسؤول عنهم والرجل راع على اهل بيته وهو مسؤول عنهم ........... الحديث (البخار ومسلم)
Artinya: “Pemimpin manusia adalah pengembaladan dia akan ditanyai tentang mereka (orang yang dipimpinnya Setiap orang adalah penggembala dan setiap penggembala akan dimintai pertanyaan tentang apa yang digembalakannya. Maka seorang imam atau), dan seorang laki-laki adalah penggembala bagi keluarganya dan dia akan ditanyai tentang keluarganya tersebut. ……..( Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukan tanggung jawab itu terletak pada tiap-tiap orang menurut ukuran dan apa yang ditanggung jawabinya. Agar seseorang mempunyai pengaruh dan wibawa dihadapan orang lain hendaklah perangai dan tingkah lakunya dapat dijadikan contoh oleh anak isterinya. Bentuk pemeliharaan diri dan keluarga dapat dilakukan pendidikan untuk tidak melakukan maksiat kepada Allah. Kamu ajari mereka serta pimpin dengan perintah Allah dan perintahkan kepada ahli atau keluarga kita untuk melaksanakannya dan kita bantu mereka dalam merealisasikannya.4
Perumpamaan batu pada ayat ini adalah perumpamaan untuk manusia yang hidup didunia telah berlumur dosa dan maksiat kepada Allah sehingga samalah kedudukanya seperti batu yaitu sebagai benda tak berharga yang tercampak dan tersebar dimana-mana (berserakan).5
Malaikat penjaga neraka pada umumnya bersifat kasar,keras,tega dan semata-mata menjalankan perintah Allah dengan patuh dan setia.ini menunjukan sifat malaikat yang senantiasa menuruti perintah Allah tanpa menolak atau mengeluh terhadap tugas yang telah diberikan-Nya.
Surat as-Syu’ara (26) ayat 214
وانذر عشيرتك الاقربين (الشعرأ: 214)
Artinya : ‘’Dan peringatkanlah keluargamu yang dekat’’
Penafsiran Mufassir
Ayat ini merupakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad supaya menjelaskan kepada keluarga dekat Nabi mengenai semua azab Allah yang akan ditimpakan kepada orang yang mengingkarinya dan mempersekutukannya.
Asbabun-Nuzul ayat ini turun,menurut Bukhari-Muslim, ketika ayat ini turun Rasulullah memanggil orang-orang Quraisy untuk berkumpul di Shafa. Diantara mereka ada yang datang sendiri dan ada pula yang mengirimkan wakilnya, sesudah mereka berkumpul. Beliau berkhutbah : Wahai golongan Quraisy, selamatkanlah dirimu dari adzab neraka, wahai Bani Ka’ab, slamatkanlah dirimu dari adzab neraka wahai Baani Hasyim, selamatkanlah dirimu dari adzab neraka wahai Bani Abdil Muhtallib. Selamatkanlah dirimu dari api neraka, dan wahai Fatimah Binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari adzab neraka. Aku demi Allah tak dapat menolongmu dari adzab Allah, aku hanya dapat menghubungimu selaku keluargaku di dunia ini saja.6 Dalam riwayat ini yang dipanggil adalah Fatima Binti Muhamma, Shofiyyah Binti Abdul Muthallib dan Bani Abdul Muthallib, kemudian memberi penjelaan bahwa beliau tak bisa menolak siksa Allah dari diri kalian. Mintalah sebagian dari harta yang kamu hendaki (Imam Ahmad).7 Dan riwayat lain menjelaskan setelah Nabi bersabda tersebut di atas maka menjawablah Abu Lahab ‘’celakalah engkau hai Muhammad hari ini, apakah engkau kami panggil hanya untuyk ini ? maka Allah menurunkan ayat :
Dalam dunia pendidikan komponen yang ada antara lain tujuan, guru, murid, kurikulum dan media. Kesemuanya ini dibahas dalam Al-quran, meskipun hanya disinggung secara eksplisit atau tersirat.
Pelaku pendidikan secara kongkret adalah manusia, karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna diantara makhluk yang lainnya. Manusia diberikan akal sebagai alat untuk menyerap pendidikan. Sehubungan dalam penciptaan manusia untuk menjadi “tahu” melalui proses, maka manusia terlebih dahulu perlu dididik, sehingga posisi manusia sebagai murid atau orang yang membutuhkan pendidikan dan sebagai objek dalam pendidikan.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan penafsiran- penafsiran tentang ayat- ayat objek pendidikan, yaitu surat at-Tahrim (66) ayat 6; al-Syu’ara (26) ayat 214; at-Taubah (9) ayat 122; dan an- Nisa (4) ayat170.
II. PEMBAHASAN
Surat at-Tahrim (66) ayat 6
يا ايها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نار وقودها الناس والحجارة عليها ملئكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما امرهم ويفعلون ما يؤمرون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah tehadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Penafsiran mufasir
Ayat ini memberi penjelasan kepada seseorang yang beriman, bahwa beriman saja belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali dengan dasar iman, hendaklah seseorang mampu menjaga keselamatan diri dan keluarganya dari api neraka.1
Upaya pemeliharaan dan mendidik sangatlah dianjurkan menurut ayat ini, melalui rumah tangga itulah kita perlu menanamkan iman dan memupuk Islam. Karena dari rumah tangga akan terbentuk sebuah umat dan tejalin dalam jalinan masyarakat Islam. Masyarakat Islam ialah suatu masyarakat yang sama dalam pandangan hidupnya dan sama penilaiannya terhadap alam .2
Adapun yang dimaksudkan al-Ahl dalam ayat ini mencakup isteri, anak, budak laki-laki dan perempuan.3 Secara garis besarnya pengajaran itu pertama kali diberikan kepada orang yang berada dibawah tanggung jawabnya kemudian baru kepada orang lain yang merasa butuh.
Oleh karena itu orang yang beriman tidak boleh pasif atau berdiam diri untuk menunggu saja, tetapi haruslah bersifat aktif memberi pendidikan kepada keluarga dan kerabatnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad S.A.W:
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته فالامام الذى على الناس راع وهو مسؤول عنهم والرجل راع على اهل بيته وهو مسؤول عنهم ........... الحديث (البخار ومسلم)
Artinya: “Pemimpin manusia adalah pengembaladan dia akan ditanyai tentang mereka (orang yang dipimpinnya Setiap orang adalah penggembala dan setiap penggembala akan dimintai pertanyaan tentang apa yang digembalakannya. Maka seorang imam atau), dan seorang laki-laki adalah penggembala bagi keluarganya dan dia akan ditanyai tentang keluarganya tersebut. ……..( Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukan tanggung jawab itu terletak pada tiap-tiap orang menurut ukuran dan apa yang ditanggung jawabinya. Agar seseorang mempunyai pengaruh dan wibawa dihadapan orang lain hendaklah perangai dan tingkah lakunya dapat dijadikan contoh oleh anak isterinya. Bentuk pemeliharaan diri dan keluarga dapat dilakukan pendidikan untuk tidak melakukan maksiat kepada Allah. Kamu ajari mereka serta pimpin dengan perintah Allah dan perintahkan kepada ahli atau keluarga kita untuk melaksanakannya dan kita bantu mereka dalam merealisasikannya.4
Perumpamaan batu pada ayat ini adalah perumpamaan untuk manusia yang hidup didunia telah berlumur dosa dan maksiat kepada Allah sehingga samalah kedudukanya seperti batu yaitu sebagai benda tak berharga yang tercampak dan tersebar dimana-mana (berserakan).5
Malaikat penjaga neraka pada umumnya bersifat kasar,keras,tega dan semata-mata menjalankan perintah Allah dengan patuh dan setia.ini menunjukan sifat malaikat yang senantiasa menuruti perintah Allah tanpa menolak atau mengeluh terhadap tugas yang telah diberikan-Nya.
Surat as-Syu’ara (26) ayat 214
وانذر عشيرتك الاقربين (الشعرأ: 214)
Artinya : ‘’Dan peringatkanlah keluargamu yang dekat’’
Penafsiran Mufassir
Ayat ini merupakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad supaya menjelaskan kepada keluarga dekat Nabi mengenai semua azab Allah yang akan ditimpakan kepada orang yang mengingkarinya dan mempersekutukannya.
Asbabun-Nuzul ayat ini turun,menurut Bukhari-Muslim, ketika ayat ini turun Rasulullah memanggil orang-orang Quraisy untuk berkumpul di Shafa. Diantara mereka ada yang datang sendiri dan ada pula yang mengirimkan wakilnya, sesudah mereka berkumpul. Beliau berkhutbah : Wahai golongan Quraisy, selamatkanlah dirimu dari adzab neraka, wahai Bani Ka’ab, slamatkanlah dirimu dari adzab neraka wahai Baani Hasyim, selamatkanlah dirimu dari adzab neraka wahai Bani Abdil Muhtallib. Selamatkanlah dirimu dari api neraka, dan wahai Fatimah Binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari adzab neraka. Aku demi Allah tak dapat menolongmu dari adzab Allah, aku hanya dapat menghubungimu selaku keluargaku di dunia ini saja.6 Dalam riwayat ini yang dipanggil adalah Fatima Binti Muhamma, Shofiyyah Binti Abdul Muthallib dan Bani Abdul Muthallib, kemudian memberi penjelaan bahwa beliau tak bisa menolak siksa Allah dari diri kalian. Mintalah sebagian dari harta yang kamu hendaki (Imam Ahmad).7 Dan riwayat lain menjelaskan setelah Nabi bersabda tersebut di atas maka menjawablah Abu Lahab ‘’celakalah engkau hai Muhammad hari ini, apakah engkau kami panggil hanya untuyk ini ? maka Allah menurunkan ayat :