ABSTRAKSI
Orang tua selalu berharap untuk mendapatkan anak yang sehat dan
normal, namun tidak semua orang tua dikaruniai anak yang normal. Salah
satunya adalah orang tua yang dikaruniai anak autis. Orang yang tahu
autisme, paham serta mengerti kondisi orang tua yang mempunyai anak
autis tidak akan mengucilkan dan menggunjingkan mereka, melainkan
mendukung mereka. Orang yang tahu autisme, paham serta mengerti tidak
sebanding dengan orang yang mengucilkan dan menggunjingkan mereka,
lebih banyak orang yang mengucilkan dan menggunjingkan mereka.
Tanpa adanya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sosial
menyebabkan orang tua yang mempunyai anak autis menjadi sulit untuk
dapat menerima dirinya sendiri.
Penelitian ini mengangkat dukungan sosial dalam membangun
penerimaan diri orang tua yang mempunyai anak autis. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memahami peran dukungan sosial terhadap
penerimaan diri orang tua yang mempunyai anak autis, memahami
sumber-sumber dukungan sosial terhadap orang tua yang mempunyai anak
autis, memahami bentuk-bentuk dukungan sosial terhadap orang tua yang
mempunyai anak autis, dan memahami bentuk-bentuk penerimaan diri
orang tua yang mempunyai anak autis.
Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang tua (ayah atau ibu)
yang mempunyai anak autis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
oleh sebab itu dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara
dan observasi.
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa
dukungan sosial mempunyai peran yang sangat besar terhadap penerimaan
diri orang tua yang mempunyai anak autis. Dukungan sosial membuat
orang tua anak autis dapat hidup dengan harapan yang indah dan dapat
hidup seperti layaknya orang tua yang mempunyai anak normal. Dukungan
sosial terhadap orang tua yang mempunyai anak autis berasal dari pihak
keluarga, teman dan tetangga. Dukungan sosial terhadap orang tua yang
mempunyai anak autis, berupa materi, fisik, psikologis dan informasi.
Dukungan yang paling utama bagi subjek adalah dukungan dari pasangan
hidup (suami atau istri), dukungan kedua adalah dari anak subjek,
dukungan ketiga adalah dari orang tua subjek, dukungan keempat adalah
dari mertua subjek, dukungan kelima adalah dari kerabat dekat, dukungan
keenam diberikan oleh teman atau sahabat, dukungan yang paling terakhir
adalah dukungan yang diberikan oleh tetangga. Penerimaan diri orang tua
yang mempunyai anak autis adalah ikhlas, senang hati dan puas dengan
segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya, serta optimis dalam
menjalani hidup.
Orang tua selalu berharap untuk mendapatkan anak yang sehat dan
normal, namun tidak semua orang tua dikaruniai anak yang normal. Salah
satunya adalah orang tua yang dikaruniai anak autis. Orang yang tahu
autisme, paham serta mengerti kondisi orang tua yang mempunyai anak
autis tidak akan mengucilkan dan menggunjingkan mereka, melainkan
mendukung mereka. Orang yang tahu autisme, paham serta mengerti tidak
sebanding dengan orang yang mengucilkan dan menggunjingkan mereka,
lebih banyak orang yang mengucilkan dan menggunjingkan mereka.
Tanpa adanya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sosial
menyebabkan orang tua yang mempunyai anak autis menjadi sulit untuk
dapat menerima dirinya sendiri.
Penelitian ini mengangkat dukungan sosial dalam membangun
penerimaan diri orang tua yang mempunyai anak autis. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memahami peran dukungan sosial terhadap
penerimaan diri orang tua yang mempunyai anak autis, memahami
sumber-sumber dukungan sosial terhadap orang tua yang mempunyai anak
autis, memahami bentuk-bentuk dukungan sosial terhadap orang tua yang
mempunyai anak autis, dan memahami bentuk-bentuk penerimaan diri
orang tua yang mempunyai anak autis.
Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang tua (ayah atau ibu)
yang mempunyai anak autis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
oleh sebab itu dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara
dan observasi.
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa
dukungan sosial mempunyai peran yang sangat besar terhadap penerimaan
diri orang tua yang mempunyai anak autis. Dukungan sosial membuat
orang tua anak autis dapat hidup dengan harapan yang indah dan dapat
hidup seperti layaknya orang tua yang mempunyai anak normal. Dukungan
sosial terhadap orang tua yang mempunyai anak autis berasal dari pihak
keluarga, teman dan tetangga. Dukungan sosial terhadap orang tua yang
mempunyai anak autis, berupa materi, fisik, psikologis dan informasi.
Dukungan yang paling utama bagi subjek adalah dukungan dari pasangan
hidup (suami atau istri), dukungan kedua adalah dari anak subjek,
dukungan ketiga adalah dari orang tua subjek, dukungan keempat adalah
dari mertua subjek, dukungan kelima adalah dari kerabat dekat, dukungan
keenam diberikan oleh teman atau sahabat, dukungan yang paling terakhir
adalah dukungan yang diberikan oleh tetangga. Penerimaan diri orang tua
yang mempunyai anak autis adalah ikhlas, senang hati dan puas dengan
segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya, serta optimis dalam
menjalani hidup.