BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Harefa (2003) menyatakan bahwa setiap orang yang memiliki keberanian
untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wiraswasta, dan berperilaku
seperti wiraswasta. Sepanjang ada keinginan membuka hati dan pikiran untuk
belajar, maka kesempatan untuk menjadi wiraswasta tetap terbuka. Sepanjang
adanya kesadaran bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang
berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau
universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, di mana saja dan kapan
saja, maka belajar berwiraswasta dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena
kewiraswastaan adalah untuk semua orang. Semua orang berpotensi untuk
menjadi wiraswasta, sebagai wiraswasta yang berhasil, setengah berhasil, atau
gagal.
Keberhasilan atau sukses adalah hukum alam. Sukses adalah naluri
alamiah. Apapun yang ada di dunia ini memiliki naluri sukses. Manusia sebagai
makhluk yang paling superior dibanding dengan makhluk yang lainnya
mempunyai motivasi sukses yang sangat tinggi. Manusia dilahirkan dengan naluri
sukses, desakan, motivasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Manusia akan berjuang mati-matian untuk dapat hidup sukses, dan menolak
kegagalan-itulah naluri sukses. Sukses bukanlah hal yang mudah karena untuk
meraih sukses dibutuhkan perjuangan dan pertahanan secara terus-menerus.
Seseorang akan mendapatkan apapun yang diinginkan selama mengetahui
caranya. Sukses tidak tergantung takdir, atau keberuntungan, atau mistik atau
apapun juga. Material atau bahan untuk sukses sudah tersedia tinggal bagaimana
mengunakan metode yang tepat untuk mendapatkan kesuksesan yang diinginkan.
Sebagaimana perang, dalam bisnis juga membutuhkan strategi yang tepat untuk
meraih sukses (Lim, 2001).
Lim (2001) menjelaskan bahwa untuk menciptakan sukses, yang pertama
harus tahu apa yang diinginkan, yang kedua adalah mempunyai persediaan bahan
material dasar (seperti: talenta, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, komitmen,
pekerjaan, dan jenjang karier), dan yang terakhir adalah proses produksi (seperti:
perencanaan, strategi, program, kerja keras, kontrol kualitas, revisi, tindak lanjut,
ketekunan, serta semangat juang).
Chandra (2001) menyatakan bahwa keberhasilan wiraswastawan tidak
datang begitu saja, seorang wiraswastawan berhasil dalam usahanya karena
keberanian yang dimilikinya. Keberaniannya dalam merealisasikan visi-visinya,
keberaniannya untuk menangkap peluang-peluang yang ada, keberanian dalam
mencoba segala tantangan dan rintangan yang ada, keberanian untuk
mempertaruhkan apa yang dimilikinya, keberanian untuk menanggung resiko
gagal dari setiap usahanya dan keberanian untuk terus belajar dan mendapatkan
lebih dari apa yang telah didapatkan dan dimilikinya.
Menurut Griessman (dalam Hamzah, 1994) faktor-faktor yang mendukung
kesuksesan seseorang, yaitu:
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Harefa (2003) menyatakan bahwa setiap orang yang memiliki keberanian
untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wiraswasta, dan berperilaku
seperti wiraswasta. Sepanjang ada keinginan membuka hati dan pikiran untuk
belajar, maka kesempatan untuk menjadi wiraswasta tetap terbuka. Sepanjang
adanya kesadaran bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang
berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau
universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, di mana saja dan kapan
saja, maka belajar berwiraswasta dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena
kewiraswastaan adalah untuk semua orang. Semua orang berpotensi untuk
menjadi wiraswasta, sebagai wiraswasta yang berhasil, setengah berhasil, atau
gagal.
Keberhasilan atau sukses adalah hukum alam. Sukses adalah naluri
alamiah. Apapun yang ada di dunia ini memiliki naluri sukses. Manusia sebagai
makhluk yang paling superior dibanding dengan makhluk yang lainnya
mempunyai motivasi sukses yang sangat tinggi. Manusia dilahirkan dengan naluri
sukses, desakan, motivasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Manusia akan berjuang mati-matian untuk dapat hidup sukses, dan menolak
kegagalan-itulah naluri sukses. Sukses bukanlah hal yang mudah karena untuk
meraih sukses dibutuhkan perjuangan dan pertahanan secara terus-menerus.
Seseorang akan mendapatkan apapun yang diinginkan selama mengetahui
caranya. Sukses tidak tergantung takdir, atau keberuntungan, atau mistik atau
apapun juga. Material atau bahan untuk sukses sudah tersedia tinggal bagaimana
mengunakan metode yang tepat untuk mendapatkan kesuksesan yang diinginkan.
Sebagaimana perang, dalam bisnis juga membutuhkan strategi yang tepat untuk
meraih sukses (Lim, 2001).
Lim (2001) menjelaskan bahwa untuk menciptakan sukses, yang pertama
harus tahu apa yang diinginkan, yang kedua adalah mempunyai persediaan bahan
material dasar (seperti: talenta, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, komitmen,
pekerjaan, dan jenjang karier), dan yang terakhir adalah proses produksi (seperti:
perencanaan, strategi, program, kerja keras, kontrol kualitas, revisi, tindak lanjut,
ketekunan, serta semangat juang).
Chandra (2001) menyatakan bahwa keberhasilan wiraswastawan tidak
datang begitu saja, seorang wiraswastawan berhasil dalam usahanya karena
keberanian yang dimilikinya. Keberaniannya dalam merealisasikan visi-visinya,
keberaniannya untuk menangkap peluang-peluang yang ada, keberanian dalam
mencoba segala tantangan dan rintangan yang ada, keberanian untuk
mempertaruhkan apa yang dimilikinya, keberanian untuk menanggung resiko
gagal dari setiap usahanya dan keberanian untuk terus belajar dan mendapatkan
lebih dari apa yang telah didapatkan dan dimilikinya.
Menurut Griessman (dalam Hamzah, 1994) faktor-faktor yang mendukung
kesuksesan seseorang, yaitu: