BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, membawa
dampak terhadap perkembangan di bidang industri dan organisasi. Aspek yang tak
kalah pentingnya dalam bidang industri dan organisasi selain penerapan teknologi
adalah sumber daya manusia. Karyawan merupakan aset bagi suatu perusahaan.
Keputusan manusia untuk bekerja merupakan hal yang kompleks dan
menyangkut banyak hal dalam dimensi kehidupan manusia. Pilihan kerja pada
dasarnya merefleksikan minat kemampuan dan latar belakang pengetahuannya.
Individu mencari pekerjaan yang memberinya kesempatan menggunakan ketrampilan
dan kemampuannya, serta mengekspresikan sikap dan nilai hidupnya, karyawan akan
merasa cocok dengan pilihan pekerjaannya jika pilihan pekerjaannya tersebut
memenuhi apa yang diinginkan serta sesuai dengan minat atau kemampuan yang
dimilikinya.
Banyak orang ingin meraih sukses, tetapi tidak semua orang dapat berhasil
mencapainya. Kesuksesan sebagai manifestasi motivasi dan prestasi yang telah
dicapai, merupakan salah satu kebutuhan manusia.. Bagi sebuah perusahaan, prestasi
kerja dari setiap karyawan merupakan hal yang sangat diinginkan. Karyawan dengan
prestasi tinggi adalah modal yang sangat berharga bagi perusahaan. Prestasi tinggi
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan yang nantinya dapat digunakan untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan disamping meningkatkan kesejahteraan para
karyawan.
Lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sosial dan motivasi kerja adalah
faktor yang sangat mempengaruhi prestasi seseorang dalam berbagai hal, salah
satunya adalah prestasi kerja. Keith Davis dan Timpe (dalam Nugroho, 2003)
mengatakan penyebab utama prestasi rendah adalah bahwa masyarakat tidak
menyediakan lingkungan yang menggairahkan diluar perusahaan yang menunjang
motivasi di dalam perusahaan.
Menurut Rodin dan Salovey (dalam Smet, 1994) perkawinan dan keluarga
merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. Coyne dan Downey (dalam
Smet, 1994) juga membeberkan dukungan sosial sehubungan dengan hubungan-
hubungan intim, selain itu mereka juga berdalih bahwa hubungan yang bermutu
kurang baik (banyak pertentangan) jauh lebih banyak mempengaruhi kekurangan
dukungan yang dirasakan daripada tidak ada hubungan sama sekali.
Seorang pemimpin perusahaan dapat memberikan suatu garis atau tujuan yang
jelas bagi karyawannya, sehingga secara tidak langsung karyawan tersebut
mendapatkan dukungan sosial. Menurut Hobfoll dan Stoke (dalam Nugroho, 2003)
dukungan sosial adalah interaksi atau hubungan sosial yang memberikan bantuan
nyata atau perasaan kasih sayang kepada individu atau kelompok yang bersangkutan
sebagai perhatian atau cinta. Dukungan sosial yang diperoleh karyawan akan
memberikan suatu persepsi tersendiri untuk bersikap dan merespon akan apa yang ia
dapatkan dari pimpinan perusahaan tersebut.
Motivasi dapat dipandang satu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika
diterima masuk bekerja di perusahaan, dibawa masuk oleh tenaga kerja. Selama
bekerja, motivasi kerja tenaga kerja mengalami perubahan-perubahan sebagai hasil
interaksi antara tenaga kerja dengan lingkungan kerjanya, sehingga dapat pula
dipandang sebagai keluaran dari tenaga kerja. Tenaga kerja mulai bekerja dengan
derajat motivasi kerja tertentu. Tergantung apa yang dialami selama tenaga kerja itu
bekerja, dan tergantung bagaimana tenaga kerja mempersepsikan imbalan yang
diberikan kepadanya atas unjuk kerjanya dan akan mengalami kenaikan atau
penurunan dari motivasi kerjanya.
Suatu organisasi ada dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, pada umumnya tujuan tersebut berupa tujuan jangka panjang,
menengah dan jangka pendek, disini akan terjadi korelasi positif antara motivasi dan
tujuan dimana sekelompok orang dalam suatu kesatuan kerja yang mempunyai
sasaran yang jelas, mempunyai motivasi kerja lebih tinggi, dibandingkan kelompok
orang yang bekerja tanpa sasaran yang jelas.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu melakukan aktivitas, salah satu
aktivitas itu adalah bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas
dengan hasil yang akan dicapai, hasil yang akan dicapai dalam melakukan suatu tugas
akan dipengaruhi oleh faktor tertentu yang disebut nilai pendukung prestasi kerja.
Azwar (dalam Widhiastuti, 2002) prestasi kerja adalah hasil yang dicapai
seseorang dalam melakukan suatu tugas. Poerwodarminto (dalam Widhiastuti, 2002)
prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan.
Prestasi yang dicapai seseorang dalam bekerja disebut prestasi kerja.
Menurut Kanungo (dalam Nugroho, 2003) bekerja merupakan suatu bentuk
usaha yang dilakukan oleh individu untuk memenuhi kebutuhan yang melatar
belakangi individu dalam bekerja. Terpenuhinya kebutuhan individu tergantung pada
besarnya dukungan sosial dan dukungan dari individu itu sendiri, usaha untuk
mencapai tujuan yang dilakukan individu kemungkinannya berhasil dengan lebih
besar jika dukungan sosial yang diperoleh besar pula. Tercapainya tujuan akan
menimbulkan perasaan sukses yang kemudian diikuti perasaan peningkatan harga diri
dan rasa percaya diri. Winardi (dalam Kwelju, 2004) motivasi adalah pemberian gaya
penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan. Begitu pula dengan
prestasi kerja karyawan, dengan dukungan sosial yang baik dan motivasi kerja yang
tinggi maka seorang karyawan akan dapat menciptakan prestasi kerja yang baik pula.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut: Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan motivasi kerja dengan
prestasi kerja karyawan ? Untuk melihat lebih jauh permasalahan yang dikemukakan,
penulis memilih judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Motivasi Kerja
Dengan Prestasi Kerja Kayawan”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, membawa
dampak terhadap perkembangan di bidang industri dan organisasi. Aspek yang tak
kalah pentingnya dalam bidang industri dan organisasi selain penerapan teknologi
adalah sumber daya manusia. Karyawan merupakan aset bagi suatu perusahaan.
Keputusan manusia untuk bekerja merupakan hal yang kompleks dan
menyangkut banyak hal dalam dimensi kehidupan manusia. Pilihan kerja pada
dasarnya merefleksikan minat kemampuan dan latar belakang pengetahuannya.
Individu mencari pekerjaan yang memberinya kesempatan menggunakan ketrampilan
dan kemampuannya, serta mengekspresikan sikap dan nilai hidupnya, karyawan akan
merasa cocok dengan pilihan pekerjaannya jika pilihan pekerjaannya tersebut
memenuhi apa yang diinginkan serta sesuai dengan minat atau kemampuan yang
dimilikinya.
Banyak orang ingin meraih sukses, tetapi tidak semua orang dapat berhasil
mencapainya. Kesuksesan sebagai manifestasi motivasi dan prestasi yang telah
dicapai, merupakan salah satu kebutuhan manusia.. Bagi sebuah perusahaan, prestasi
kerja dari setiap karyawan merupakan hal yang sangat diinginkan. Karyawan dengan
prestasi tinggi adalah modal yang sangat berharga bagi perusahaan. Prestasi tinggi
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan yang nantinya dapat digunakan untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan disamping meningkatkan kesejahteraan para
karyawan.
Lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sosial dan motivasi kerja adalah
faktor yang sangat mempengaruhi prestasi seseorang dalam berbagai hal, salah
satunya adalah prestasi kerja. Keith Davis dan Timpe (dalam Nugroho, 2003)
mengatakan penyebab utama prestasi rendah adalah bahwa masyarakat tidak
menyediakan lingkungan yang menggairahkan diluar perusahaan yang menunjang
motivasi di dalam perusahaan.
Menurut Rodin dan Salovey (dalam Smet, 1994) perkawinan dan keluarga
merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. Coyne dan Downey (dalam
Smet, 1994) juga membeberkan dukungan sosial sehubungan dengan hubungan-
hubungan intim, selain itu mereka juga berdalih bahwa hubungan yang bermutu
kurang baik (banyak pertentangan) jauh lebih banyak mempengaruhi kekurangan
dukungan yang dirasakan daripada tidak ada hubungan sama sekali.
Seorang pemimpin perusahaan dapat memberikan suatu garis atau tujuan yang
jelas bagi karyawannya, sehingga secara tidak langsung karyawan tersebut
mendapatkan dukungan sosial. Menurut Hobfoll dan Stoke (dalam Nugroho, 2003)
dukungan sosial adalah interaksi atau hubungan sosial yang memberikan bantuan
nyata atau perasaan kasih sayang kepada individu atau kelompok yang bersangkutan
sebagai perhatian atau cinta. Dukungan sosial yang diperoleh karyawan akan
memberikan suatu persepsi tersendiri untuk bersikap dan merespon akan apa yang ia
dapatkan dari pimpinan perusahaan tersebut.
Motivasi dapat dipandang satu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika
diterima masuk bekerja di perusahaan, dibawa masuk oleh tenaga kerja. Selama
bekerja, motivasi kerja tenaga kerja mengalami perubahan-perubahan sebagai hasil
interaksi antara tenaga kerja dengan lingkungan kerjanya, sehingga dapat pula
dipandang sebagai keluaran dari tenaga kerja. Tenaga kerja mulai bekerja dengan
derajat motivasi kerja tertentu. Tergantung apa yang dialami selama tenaga kerja itu
bekerja, dan tergantung bagaimana tenaga kerja mempersepsikan imbalan yang
diberikan kepadanya atas unjuk kerjanya dan akan mengalami kenaikan atau
penurunan dari motivasi kerjanya.
Suatu organisasi ada dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, pada umumnya tujuan tersebut berupa tujuan jangka panjang,
menengah dan jangka pendek, disini akan terjadi korelasi positif antara motivasi dan
tujuan dimana sekelompok orang dalam suatu kesatuan kerja yang mempunyai
sasaran yang jelas, mempunyai motivasi kerja lebih tinggi, dibandingkan kelompok
orang yang bekerja tanpa sasaran yang jelas.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu melakukan aktivitas, salah satu
aktivitas itu adalah bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas
dengan hasil yang akan dicapai, hasil yang akan dicapai dalam melakukan suatu tugas
akan dipengaruhi oleh faktor tertentu yang disebut nilai pendukung prestasi kerja.
Azwar (dalam Widhiastuti, 2002) prestasi kerja adalah hasil yang dicapai
seseorang dalam melakukan suatu tugas. Poerwodarminto (dalam Widhiastuti, 2002)
prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan.
Prestasi yang dicapai seseorang dalam bekerja disebut prestasi kerja.
Menurut Kanungo (dalam Nugroho, 2003) bekerja merupakan suatu bentuk
usaha yang dilakukan oleh individu untuk memenuhi kebutuhan yang melatar
belakangi individu dalam bekerja. Terpenuhinya kebutuhan individu tergantung pada
besarnya dukungan sosial dan dukungan dari individu itu sendiri, usaha untuk
mencapai tujuan yang dilakukan individu kemungkinannya berhasil dengan lebih
besar jika dukungan sosial yang diperoleh besar pula. Tercapainya tujuan akan
menimbulkan perasaan sukses yang kemudian diikuti perasaan peningkatan harga diri
dan rasa percaya diri. Winardi (dalam Kwelju, 2004) motivasi adalah pemberian gaya
penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan. Begitu pula dengan
prestasi kerja karyawan, dengan dukungan sosial yang baik dan motivasi kerja yang
tinggi maka seorang karyawan akan dapat menciptakan prestasi kerja yang baik pula.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut: Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan motivasi kerja dengan
prestasi kerja karyawan ? Untuk melihat lebih jauh permasalahan yang dikemukakan,
penulis memilih judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Motivasi Kerja
Dengan Prestasi Kerja Kayawan”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: