BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, membawa
dampak terhadap perkembangan dibidang industri dan organisasi. Aspek yang tak
kalah pentingnya dalam bidang industri dan organisasi selain penerapan teknologi
adalah sumber daya manusia. Karyawan merupakan aset sumber daya manusia
bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan persahaan.
Keputusan manusia untuk bekerja merupakan hal yang kompleks dan
menyangkut banyak hal dalam dimensi kehidupan manusia. Pilihan kerja pada
dasarnya merefleksikan minat kemampuan dan latar belakang pengetahuannya.
Individu mencari pekerjaan yang memberinya kesempatan menggunakan
ketrampilan dan kemampuannya, serta mengekspresikan sikap dan nilai hidupnya,
karyawan akan merasa cocok dengan pilihan pekerjaannya jika pilihan
pekerjaannya tersebut dapat memenuhi apa yang diinginkan serta sesuai dengan
minat/kemampuan yang dimilikinya.
Didalam suatu perusahaan kadang-kadang karyawan mempunyai
kecenderungan untuk memilih-milih pekerjaan sesuai dengan fungsi para
karyawannya. Menurut Anoraga (1992) prestasi kerja dapat dicapai dengan
adanya perhatian dan perasaan dalam memilih suatu pekerjaan. Akan lebih jelas
lagi jika perasaan memilih tersebut disertai dengan sikap positif terhadap
perusahaan sehingga karyawan dapat melakukan tugasnya secara
berkesinambungan dan bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena dengan cara
itulah maka karyawan dapat memperoleh keefektivitasan bekerja yang optimal
dan hasil pekerjaannya diharapkan dapat berkualitas dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi kerja merupakan kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu dan tepat mengenai
sasarannya (Kastantini, 1971). Prestasi kerja didefinisikan sebagai hasil kerja yang
dicapai seorang pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
(Vembriarto, 1982). Adapun karakteristik pekerjaan yang jelas diharapkan dapat
memotivasi karyawannya dalam bekerja dan mencapai prestasi kerja yang lebih
baik dibandingkan prestasi kerja sebelumnya. Menurut As’ad (1987), baik
buruknya prestasi kerja karyawan antara satu dengan yang lain akan berbeda-beda
meskipun pekerjaan yang dikerjakan sama.
Menurut Hasibuan (dalam Fauziah dan Dwiatmoko, 2000) berdasarkan
penelitian yang menunjukkan bahwa untuk memahami keinginan dan perilaku
karyawan, seorang manajer harus dapat menciptakan kondisi yang mendukung
kenyamanan dan kegairahan kerja bagi karyawannya. Sehingga dengan kondisi
tersebut karayawan perlu meningkatkan prestasi kerjanya dengan lebih baik untuk
itu karyawan perlu mendapat perlakuan dan fasilitas yang seimbang dari pihak
perusahaan atas dasar inilah perusahaan perlu memikirkan lebih jauh tentnag
bagaimana sebaiknya karakteristik pekerjaan dapat mempengaruhi prestasi kerja
karyawan.
Namun demikian tidaklah mudah untuk dapat mencapai prestasi kerja para
karyawan apabila manajemen tidak mengenali karakter pekerjaan yang disenangi
oleh karyawannya, yang dikarenakan mereka kurang mempunyai motivasi kerja
yang baik sehingga dalam mencapai suatu prestasi kerja mempunyai kendala
yang sangat besar.
Motivasi kerja merupakan suatu daya kekuatan atau dorongan yang dapat
menimbulkan, mengarahkan dan memelihara perilaku kerja karyawan (Koeswara,
1989). Motivasi kerja harus dimiliki oleh setiap karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya, agar mereka dapat bekerja dengan baik dan efektif. Apabila dalam
suatu perusahaan, karyawan memiliki motivasi kerja rendah ketika melaksanakan
pekerjaannya, maka perusahaan tersebut dapat mengalami kerugian yang
disebabkan karyawan tidak mau bekerja dengan seluruh kemampuan yang
dimiliki akibatnya akan terjadi kesalahan dan keterlambatan kerja yang akhirnya
akan menurunkan pada prestasi kerja yang tidak dapat dicapainya.
Para ahli manajemen dan psikologi secara umum mengungkapkan bahwa
prestasi kerja berguna bagi motivasi dan kemauan pekerja (Saal & Knight, dalam
Wijono, 2000) ungkapan ini membawa implikasi bahwa tanpa motivasi terhadap
pekerjaan, kemauan atau usaha untuk bekerja tidak dapat meningkatkan prestasi
kerja karyawan.
Handoko (1995) menjelaskan motivasi adalah keadaan dalam prestasi
seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan, motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu
perilaku yang diarahkan pada tujuan utuk mencapai prestasi. Jadi motivasi
bukanlah sesuatu yang diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan ada karena
perilaku yang tampak.
Suatu pekerjaan mengandung sifat-sifat tugas yang berhubungan prestasi
kerja. Sebagaimana dikemukakan oleh As’ad (1987) bahwa dalam semua jenis
pekerjaan mengandung sifat-sifat yang bersifat khusus yang berpengaruh pada diri
seseorang yang disebut dengan karakteristik pekerjaan. Sedangkan Wexley dan
Yukl (1990) bahwa suatu pekerjaan dengan tingkat kekayaan tugas yang tinggi
dan disertai dengan motivasi kerja yang tinggi pula akan dapat mencapai prestasi
kerja yang tinggi di sisi lain karyawan yang kurang mempunyai motivasi kerja
dan tidak menghasilkan suatu prestasi kerja yang baik akan menimbulkan prilaku
yang dapat merugikan pekerjaan.
Prestasi kerja merupakan motor penggerak manusia dalam melakukan
suatu kegiatan dalam perusahaan. Prestasi kerja timbul karena adanya motivasi
untuk bekerja yang didorong oleh berbagai kebutuhan-kebutuhan atau keinginan
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Perilaku-perilaku pada seseorang yang
termotivasi oleh pekerjaannya dan berprestasi dapat ditunjukkan melalui kegiatan
dalam pekerjaannya yaitu dengan adanya rasa tanggung jawab dalam bekerja dan
inovatif.
Menurut Anwar (1993) besar kecilnya tingkat prestasi kerja pada
seseorang jika dipengaruhi dari luar salah satunya adalah karakteristik pekerjaan
yang berisikan sifat-sifat tugas yang ada dalam semua jenis pekerjaan. Adapun
kaitannya dengan prestasi kerja, karakteristik pekerjaan dan motivasi kerja
merupakan faktor yang penting di dalam menimbulkan prestasi kerja karyawan
yang menyukai pekerjaannya dan merasa termotivasikan oleh pekerjaannya
dikarenakan adanya kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan
pekerjaannya atau dengan kata lain karyawan tersebut memandang baik pada
karakteristik pekerjaannya sehingga menimbulkan suatu motivasi kerja maka
karyawan tersebut akan terpacu berprestasi dalam bekerja, sebaliknya apabila
karyawan memandang tidak baik terhadap karakteristik pekerjaan maka karyawan
tersebut kurang memiliki kesanggupan, perhatian pengetahuan untuk menghadapi
suatu permasalahan sehingga berkembangnya karakteristik pekerjaan yang akan
menurunkan motivasi kerja dan tidak dapat mencapai hasil kerja yang optimal.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat dibuat suatu pertanyaan
penelitian yaitu apakah ada keterkaitan antara karakteristik pekerjaan dan motivasi
kerja dengan prestasi kerja. Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian
tersebut, maka penulis tertarik untuk menguji secara empiris dengan melakukan
penelitian berjudul “Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi Kerja
dengan Prestasi Kerja Karyawan”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, membawa
dampak terhadap perkembangan dibidang industri dan organisasi. Aspek yang tak
kalah pentingnya dalam bidang industri dan organisasi selain penerapan teknologi
adalah sumber daya manusia. Karyawan merupakan aset sumber daya manusia
bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan persahaan.
Keputusan manusia untuk bekerja merupakan hal yang kompleks dan
menyangkut banyak hal dalam dimensi kehidupan manusia. Pilihan kerja pada
dasarnya merefleksikan minat kemampuan dan latar belakang pengetahuannya.
Individu mencari pekerjaan yang memberinya kesempatan menggunakan
ketrampilan dan kemampuannya, serta mengekspresikan sikap dan nilai hidupnya,
karyawan akan merasa cocok dengan pilihan pekerjaannya jika pilihan
pekerjaannya tersebut dapat memenuhi apa yang diinginkan serta sesuai dengan
minat/kemampuan yang dimilikinya.
Didalam suatu perusahaan kadang-kadang karyawan mempunyai
kecenderungan untuk memilih-milih pekerjaan sesuai dengan fungsi para
karyawannya. Menurut Anoraga (1992) prestasi kerja dapat dicapai dengan
adanya perhatian dan perasaan dalam memilih suatu pekerjaan. Akan lebih jelas
lagi jika perasaan memilih tersebut disertai dengan sikap positif terhadap
perusahaan sehingga karyawan dapat melakukan tugasnya secara
berkesinambungan dan bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena dengan cara
itulah maka karyawan dapat memperoleh keefektivitasan bekerja yang optimal
dan hasil pekerjaannya diharapkan dapat berkualitas dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi kerja merupakan kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu dan tepat mengenai
sasarannya (Kastantini, 1971). Prestasi kerja didefinisikan sebagai hasil kerja yang
dicapai seorang pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
(Vembriarto, 1982). Adapun karakteristik pekerjaan yang jelas diharapkan dapat
memotivasi karyawannya dalam bekerja dan mencapai prestasi kerja yang lebih
baik dibandingkan prestasi kerja sebelumnya. Menurut As’ad (1987), baik
buruknya prestasi kerja karyawan antara satu dengan yang lain akan berbeda-beda
meskipun pekerjaan yang dikerjakan sama.
Menurut Hasibuan (dalam Fauziah dan Dwiatmoko, 2000) berdasarkan
penelitian yang menunjukkan bahwa untuk memahami keinginan dan perilaku
karyawan, seorang manajer harus dapat menciptakan kondisi yang mendukung
kenyamanan dan kegairahan kerja bagi karyawannya. Sehingga dengan kondisi
tersebut karayawan perlu meningkatkan prestasi kerjanya dengan lebih baik untuk
itu karyawan perlu mendapat perlakuan dan fasilitas yang seimbang dari pihak
perusahaan atas dasar inilah perusahaan perlu memikirkan lebih jauh tentnag
bagaimana sebaiknya karakteristik pekerjaan dapat mempengaruhi prestasi kerja
karyawan.
Namun demikian tidaklah mudah untuk dapat mencapai prestasi kerja para
karyawan apabila manajemen tidak mengenali karakter pekerjaan yang disenangi
oleh karyawannya, yang dikarenakan mereka kurang mempunyai motivasi kerja
yang baik sehingga dalam mencapai suatu prestasi kerja mempunyai kendala
yang sangat besar.
Motivasi kerja merupakan suatu daya kekuatan atau dorongan yang dapat
menimbulkan, mengarahkan dan memelihara perilaku kerja karyawan (Koeswara,
1989). Motivasi kerja harus dimiliki oleh setiap karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya, agar mereka dapat bekerja dengan baik dan efektif. Apabila dalam
suatu perusahaan, karyawan memiliki motivasi kerja rendah ketika melaksanakan
pekerjaannya, maka perusahaan tersebut dapat mengalami kerugian yang
disebabkan karyawan tidak mau bekerja dengan seluruh kemampuan yang
dimiliki akibatnya akan terjadi kesalahan dan keterlambatan kerja yang akhirnya
akan menurunkan pada prestasi kerja yang tidak dapat dicapainya.
Para ahli manajemen dan psikologi secara umum mengungkapkan bahwa
prestasi kerja berguna bagi motivasi dan kemauan pekerja (Saal & Knight, dalam
Wijono, 2000) ungkapan ini membawa implikasi bahwa tanpa motivasi terhadap
pekerjaan, kemauan atau usaha untuk bekerja tidak dapat meningkatkan prestasi
kerja karyawan.
Handoko (1995) menjelaskan motivasi adalah keadaan dalam prestasi
seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan, motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu
perilaku yang diarahkan pada tujuan utuk mencapai prestasi. Jadi motivasi
bukanlah sesuatu yang diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan ada karena
perilaku yang tampak.
Suatu pekerjaan mengandung sifat-sifat tugas yang berhubungan prestasi
kerja. Sebagaimana dikemukakan oleh As’ad (1987) bahwa dalam semua jenis
pekerjaan mengandung sifat-sifat yang bersifat khusus yang berpengaruh pada diri
seseorang yang disebut dengan karakteristik pekerjaan. Sedangkan Wexley dan
Yukl (1990) bahwa suatu pekerjaan dengan tingkat kekayaan tugas yang tinggi
dan disertai dengan motivasi kerja yang tinggi pula akan dapat mencapai prestasi
kerja yang tinggi di sisi lain karyawan yang kurang mempunyai motivasi kerja
dan tidak menghasilkan suatu prestasi kerja yang baik akan menimbulkan prilaku
yang dapat merugikan pekerjaan.
Prestasi kerja merupakan motor penggerak manusia dalam melakukan
suatu kegiatan dalam perusahaan. Prestasi kerja timbul karena adanya motivasi
untuk bekerja yang didorong oleh berbagai kebutuhan-kebutuhan atau keinginan
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Perilaku-perilaku pada seseorang yang
termotivasi oleh pekerjaannya dan berprestasi dapat ditunjukkan melalui kegiatan
dalam pekerjaannya yaitu dengan adanya rasa tanggung jawab dalam bekerja dan
inovatif.
Menurut Anwar (1993) besar kecilnya tingkat prestasi kerja pada
seseorang jika dipengaruhi dari luar salah satunya adalah karakteristik pekerjaan
yang berisikan sifat-sifat tugas yang ada dalam semua jenis pekerjaan. Adapun
kaitannya dengan prestasi kerja, karakteristik pekerjaan dan motivasi kerja
merupakan faktor yang penting di dalam menimbulkan prestasi kerja karyawan
yang menyukai pekerjaannya dan merasa termotivasikan oleh pekerjaannya
dikarenakan adanya kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan
pekerjaannya atau dengan kata lain karyawan tersebut memandang baik pada
karakteristik pekerjaannya sehingga menimbulkan suatu motivasi kerja maka
karyawan tersebut akan terpacu berprestasi dalam bekerja, sebaliknya apabila
karyawan memandang tidak baik terhadap karakteristik pekerjaan maka karyawan
tersebut kurang memiliki kesanggupan, perhatian pengetahuan untuk menghadapi
suatu permasalahan sehingga berkembangnya karakteristik pekerjaan yang akan
menurunkan motivasi kerja dan tidak dapat mencapai hasil kerja yang optimal.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat dibuat suatu pertanyaan
penelitian yaitu apakah ada keterkaitan antara karakteristik pekerjaan dan motivasi
kerja dengan prestasi kerja. Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian
tersebut, maka penulis tertarik untuk menguji secara empiris dengan melakukan
penelitian berjudul “Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi Kerja
dengan Prestasi Kerja Karyawan”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :