Abstrak
Kemampuan menyesuaikan diri merupakan usaha untuk mencapai keharmonisan
dan keseimbangan dengan lingkungan. Demikian halnya dengan mahasiswa kost,
sesama anak kost harus menjaga komunikasi dengan baik, jika tidak bisa, maka akan
timbul masalah-masalah seperti tidak kerasan, kurang fokus pada kuliah dan masih
banyak lagi masalah yang dapat ditimbulkan. Remaja yang dapat berkomunikasi dengan
baik dan lancar maka tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru, tetapi bagi remaja yang kurang dalam berkomunikasi akan
menimbulkan masalah-masalah dalam menyesuaikan diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dalam
komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Variabel bebas kecemasan dalam
komunikasi interpersonal sedangkan variabel tergantungnya adalah penyesuaian diri.
Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kecemasan dalam
komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa kost di Jl. Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang. Pengambilan sampel
dengan cara purposive non random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
skala kecemasan dalam komunikasi interpersonal dan skala penyesuaian diri.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel kecemasan dalam komunikasi
interpersonal diperoleh kai kuadrat sebesar 9,136 dengan p > 0,05. Hal ini berarti data
pada variabel kecemasan dalam komunikasi interpersonal memiliki sebaran yang
normal. Sedangkan uji normalitas pada variabel penyesuaian diri diperoleh kai kuadrat
sebesar 9,666 dengan p > 0,05. Hal ini juga berarti bahwa data pada variabel
penyesuaian diri memiliki sebaran yang normal. Hasil uji linieritas hubungan antara
kecemasan dalam komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri diperoleh nilai
(Fbeda ) sebesar 2,151 dengan p > 0,05. Artinya variabel kecemasan dalam komunikasi
interpersonal mempunyai korelasi yang linier terhadap variabel penyesuaian diri.
Berdasarkan analisis data korelasi product moment diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) sebesar -0,505 dengan p < 0,01, hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan dalam komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Semakin tinggi kecemasan dalam komunikasi interpersonal maka semakin rendah penyesuaian diri, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Peranan atau sumbangan efektif variabel kecemasan dalam komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian diri sebesar 25,5% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,255. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan dalam komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Hal ini didukung oleh subjek penelitian yang mempunyai kecemasan dalam komunikasi interpersonal tergolong sedang cenderung rendah ditunjukkan rerata empirik sebesar 78,186 lebih rendah daripada rerata hipotetik sebesar 97,5. Dan subjek penelitian juga mempunyai penyesuaian diri tergolong tinggi yang ditunjukkan rerata empirik sebesar 104,229 lebih besar daripada rerata hipotetik sebesar 85. Sehingga variabel kecemasan dalam komunikasi interpersonal dapat dijadikan prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur penyesuaian diri pada remaja akhir khususnya mahasiswa yang kost di Jl. Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang.
Kemampuan menyesuaikan diri merupakan usaha untuk mencapai keharmonisan
dan keseimbangan dengan lingkungan. Demikian halnya dengan mahasiswa kost,
sesama anak kost harus menjaga komunikasi dengan baik, jika tidak bisa, maka akan
timbul masalah-masalah seperti tidak kerasan, kurang fokus pada kuliah dan masih
banyak lagi masalah yang dapat ditimbulkan. Remaja yang dapat berkomunikasi dengan
baik dan lancar maka tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru, tetapi bagi remaja yang kurang dalam berkomunikasi akan
menimbulkan masalah-masalah dalam menyesuaikan diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dalam
komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Variabel bebas kecemasan dalam
komunikasi interpersonal sedangkan variabel tergantungnya adalah penyesuaian diri.
Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kecemasan dalam
komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa kost di Jl. Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang. Pengambilan sampel
dengan cara purposive non random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
skala kecemasan dalam komunikasi interpersonal dan skala penyesuaian diri.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel kecemasan dalam komunikasi
interpersonal diperoleh kai kuadrat sebesar 9,136 dengan p > 0,05. Hal ini berarti data
pada variabel kecemasan dalam komunikasi interpersonal memiliki sebaran yang
normal. Sedangkan uji normalitas pada variabel penyesuaian diri diperoleh kai kuadrat
sebesar 9,666 dengan p > 0,05. Hal ini juga berarti bahwa data pada variabel
penyesuaian diri memiliki sebaran yang normal. Hasil uji linieritas hubungan antara
kecemasan dalam komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri diperoleh nilai
(Fbeda ) sebesar 2,151 dengan p > 0,05. Artinya variabel kecemasan dalam komunikasi
interpersonal mempunyai korelasi yang linier terhadap variabel penyesuaian diri.
Berdasarkan analisis data korelasi product moment diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) sebesar -0,505 dengan p < 0,01, hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan dalam komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Semakin tinggi kecemasan dalam komunikasi interpersonal maka semakin rendah penyesuaian diri, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Peranan atau sumbangan efektif variabel kecemasan dalam komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian diri sebesar 25,5% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,255. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan dalam komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri. Hal ini didukung oleh subjek penelitian yang mempunyai kecemasan dalam komunikasi interpersonal tergolong sedang cenderung rendah ditunjukkan rerata empirik sebesar 78,186 lebih rendah daripada rerata hipotetik sebesar 97,5. Dan subjek penelitian juga mempunyai penyesuaian diri tergolong tinggi yang ditunjukkan rerata empirik sebesar 104,229 lebih besar daripada rerata hipotetik sebesar 85. Sehingga variabel kecemasan dalam komunikasi interpersonal dapat dijadikan prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur penyesuaian diri pada remaja akhir khususnya mahasiswa yang kost di Jl. Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang.
