ABSTRAKSI
Kualitas pertemanan merupakan penilaian baik buruknya suatu hubungan
dalam berteman dengan menekankan adanya rasa percaya diantara teman tersebut.
Kualitas pertemanan berkaitan dengan karakteristik dan kepribadian seseorang,
karena hal tersebut mencerminkan kematangan dari seseorang tersebut.
Kematangan seseorang ditentukan setelah melalui perkembangan mulai dari kecil
sampai menginjak masa remaja, yang kemudian disebut sebagai pembentukan
identitas diri. Pembentukan identitas diri adalah proses perkembangan yang terjadi
secara bertahap sejak bayi. Setelah memasuki masa remaja individu mulai menilai
dirinya sejalan dengan pertumbuhan fisik dan kemasakan kognisi yang pesat. Jika
pembentukan identitas dirinya lancar maka hal itu akan membentuk karakter dan
kepribadian yang mantap pula. Sebaliknya jika pembentukan identitas dirinya
terhambat maka akan menimbulkan berbagai permasalahan, seperti kurang
memiliki rasa percaya diri, penalaran moral yang tidak matang, tidak memiliki
keteraturan dalam berpikir, dan muaranya adalah tidak mempunyai teman serta
mempunyai hubungan yang dangkal dengan orang-orang di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pembentukan
identitas diri dengan kualitas pertemanan pada remaja. Hipotesis yang diajukan
adalah ada hubungan positif antara pembentukan identitas diri dengan kualitas
pertemanan pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMU
Islam Sultan Agung 1 Semarang. Sampel penelitian ini berjumlah 74 orang
dengan menggunakan Cluster random sampling. Pengumpulan data dengan
menggunakan skala pembentukan identitas diri dan skala kualitas pertemanan.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,418 dengan
p<0,01. Ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pembentukan identitas diri dengan kualitas pertemanan pada remaja. Pembentukan identitas diri subjek tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 113,581 dan rerata hipotetik sebesar 85. Kualitas pertemanan subjek juga tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 139,514 dan rerata hipotetik sebesar 107,5. Sumbangan efektif pembentukan identitas diri terhadap kualitas pertemanan sebesar 17,5%, ditunjukkan oleh koefisien determinan (r) sebesar 0,175. Hal ini berarti masih terdapat 82,5% variabel lain yang mempengaruhi kualitas pertemanan pada remaja, seperti usia, jenis kelamin ataupun lingkungan pergaulan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pembentukan identitas diri dengan kualitas pertemanan pada remaja. Artinya semakin tinggi tinggi pembentukan identitas diri remaja, maka akan semakin tinggi pula kualitas pertemanan yang terjalin dan sebaliknya semakin rendah pembentukan identitas diri remaja, maka akan semakin rendah pula kualitas pertemanan yang terjalin.
Kualitas pertemanan merupakan penilaian baik buruknya suatu hubungan
dalam berteman dengan menekankan adanya rasa percaya diantara teman tersebut.
Kualitas pertemanan berkaitan dengan karakteristik dan kepribadian seseorang,
karena hal tersebut mencerminkan kematangan dari seseorang tersebut.
Kematangan seseorang ditentukan setelah melalui perkembangan mulai dari kecil
sampai menginjak masa remaja, yang kemudian disebut sebagai pembentukan
identitas diri. Pembentukan identitas diri adalah proses perkembangan yang terjadi
secara bertahap sejak bayi. Setelah memasuki masa remaja individu mulai menilai
dirinya sejalan dengan pertumbuhan fisik dan kemasakan kognisi yang pesat. Jika
pembentukan identitas dirinya lancar maka hal itu akan membentuk karakter dan
kepribadian yang mantap pula. Sebaliknya jika pembentukan identitas dirinya
terhambat maka akan menimbulkan berbagai permasalahan, seperti kurang
memiliki rasa percaya diri, penalaran moral yang tidak matang, tidak memiliki
keteraturan dalam berpikir, dan muaranya adalah tidak mempunyai teman serta
mempunyai hubungan yang dangkal dengan orang-orang di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pembentukan
identitas diri dengan kualitas pertemanan pada remaja. Hipotesis yang diajukan
adalah ada hubungan positif antara pembentukan identitas diri dengan kualitas
pertemanan pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMU
Islam Sultan Agung 1 Semarang. Sampel penelitian ini berjumlah 74 orang
dengan menggunakan Cluster random sampling. Pengumpulan data dengan
menggunakan skala pembentukan identitas diri dan skala kualitas pertemanan.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,418 dengan
p<0,01. Ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pembentukan identitas diri dengan kualitas pertemanan pada remaja. Pembentukan identitas diri subjek tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 113,581 dan rerata hipotetik sebesar 85. Kualitas pertemanan subjek juga tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 139,514 dan rerata hipotetik sebesar 107,5. Sumbangan efektif pembentukan identitas diri terhadap kualitas pertemanan sebesar 17,5%, ditunjukkan oleh koefisien determinan (r) sebesar 0,175. Hal ini berarti masih terdapat 82,5% variabel lain yang mempengaruhi kualitas pertemanan pada remaja, seperti usia, jenis kelamin ataupun lingkungan pergaulan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pembentukan identitas diri dengan kualitas pertemanan pada remaja. Artinya semakin tinggi tinggi pembentukan identitas diri remaja, maka akan semakin tinggi pula kualitas pertemanan yang terjalin dan sebaliknya semakin rendah pembentukan identitas diri remaja, maka akan semakin rendah pula kualitas pertemanan yang terjalin.