ABSTRAKSI
Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Hal ini menimbulkan
keresahan dan kontradiksi pada remaja. Keadaan emosi yang tidak stabil ini akan
berakibat buruk apabila tidak didukung dengan adanya kecerdasan emosional.
kecerdasan emosi sebagai kemampuan yang mencakup pengendalian diri,
semangat, ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri. Selain itu, remaja
juga memiliki kebutuhan untuk pengungkapan diri (self disclosure) di lingkungan
sosialnya. Remaja yang memiliki kemampuan self disclosure akan dapat
menerima keadaan dirinya dan orang lain termasuk kekurangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kecerdasan emosi dan self-disclosure dengan kecenderungan perilaku agresif pada
remaja. Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan kecenderungan
agresif pada remaja. Mengetahi hubungan antara self-disclosure dengan
kecenderungan agresif pada remaja.
Hipotesis yang diajukan antara lain: ada hubungan antara kecerdasan
emosi dan self disclosure dengan kecenderungan perilaku agresif, ada hubungan
negatif antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku agresif, ada
hubungan negatif antara self disclosure dengan kecenderungan perilaku agresif.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Negeri 1 Bergas,
Semarang yang berjumlah 5 kelas. Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Cluster random sampling. Analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis regresi dengan alat pengumpul data berupa Skala
Kecerdasan Emosi, Skala Self Disclosure dan Skala Kecenderungan Perilaku
Agresif.
Hasil penelitian menunjukkan kecerdasan emosi subyek tergolong tinggi,
ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 124,331 dan rerata hipotetik sebesar 105.
Self disclosure subjek juga tergolong cukup tinggi, ditunjukkan oleh rerata
empirik sebesar 98,898 dan rerata hipotetik sebesar 82,5. kecenderungan perilaku
agresif subjek tergolong agak rendah, ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar
78,729 dan rerata hipotetik sebesar 97,5.
Hasil analisis product moment menunjukkan koefisien korelasi (R) = 0,517
dengan p < fregresi =" 20,937," p =" 0,000" p =" 0,000">
Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Hal ini menimbulkan
keresahan dan kontradiksi pada remaja. Keadaan emosi yang tidak stabil ini akan
berakibat buruk apabila tidak didukung dengan adanya kecerdasan emosional.
kecerdasan emosi sebagai kemampuan yang mencakup pengendalian diri,
semangat, ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri. Selain itu, remaja
juga memiliki kebutuhan untuk pengungkapan diri (self disclosure) di lingkungan
sosialnya. Remaja yang memiliki kemampuan self disclosure akan dapat
menerima keadaan dirinya dan orang lain termasuk kekurangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kecerdasan emosi dan self-disclosure dengan kecenderungan perilaku agresif pada
remaja. Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan kecenderungan
agresif pada remaja. Mengetahi hubungan antara self-disclosure dengan
kecenderungan agresif pada remaja.
Hipotesis yang diajukan antara lain: ada hubungan antara kecerdasan
emosi dan self disclosure dengan kecenderungan perilaku agresif, ada hubungan
negatif antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku agresif, ada
hubungan negatif antara self disclosure dengan kecenderungan perilaku agresif.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Negeri 1 Bergas,
Semarang yang berjumlah 5 kelas. Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Cluster random sampling. Analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis regresi dengan alat pengumpul data berupa Skala
Kecerdasan Emosi, Skala Self Disclosure dan Skala Kecenderungan Perilaku
Agresif.
Hasil penelitian menunjukkan kecerdasan emosi subyek tergolong tinggi,
ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 124,331 dan rerata hipotetik sebesar 105.
Self disclosure subjek juga tergolong cukup tinggi, ditunjukkan oleh rerata
empirik sebesar 98,898 dan rerata hipotetik sebesar 82,5. kecenderungan perilaku
agresif subjek tergolong agak rendah, ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar
78,729 dan rerata hipotetik sebesar 97,5.
Hasil analisis product moment menunjukkan koefisien korelasi (R) = 0,517
dengan p < fregresi =" 20,937," p =" 0,000" p =" 0,000">