BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia, baik sedikit atau banyak pasti memiliki tujuan-tujuan yang
hendak dicapai untuk keberhasilan hidupnya. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan kemauan dan kemampuan. Kemauan yang kuat akan memberikan
warna yang kuat dari dalam individu terhadap keberhasilan dalam mencapai cita-
cita. Secara keseluruhan tingkah laku manusia dituntut untuk mencapai kemajuan
dan mewujudkan diri sendiri di dalam dunianya memerlukan motivasi.
Ahmadi dan Supriyono (1991: 38) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu
kekuatan dari dalam untuk mencapai tujuan tertentu Semua motivasi manusia
berpangkal pada 3 macam motivasi, yaitu (1) motivasi mempertahankan diri, (2)
motivasi mempertahankan jenis dan (3) motivasi mengembangkan diri. motivasi
yang dimiliki oleh individu untuk memenuhi kebutuhan akan prestasi kerja adalah
motivasi untuk mengembangkan diri sehingga dapat mencapai rasa kepuasan
kerja sesuai dengan tujuan yang dinginkan disebut motivasi berprestasi.
Dalam manajemen organisasi motivasi sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan prestasi kerja. Dikatakan oleh Wijono (2003: 36) bahwa motivasi
kerja dapat ditimbulkan oleh komunikasi yang positif dan harmonis dalam
organisasi. Motivasi kerja ini dapat menimbulkan motivasi berprestasi dalam
kerja sehingga antara atasan dan bawahan dalam organisasi secara bersama-sama
untuk prestasi kerja lebih baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Semakin
tinggi motivasi kerja, semakin tinggi juga prestasi yang diperlihatkan sehingga
dalam diri karyawan atau pengawai akan memiliki motivasi berprestasi dalam
kerjanya.
Motivasi berprestasi menurut Lindgren (As’ad, 1995: 34) adalah dorongan
yang berhubungan dengan prestasi, yaitu adanya keinginan individu untuk
menguasai, mengatur lingkungan sosial maupun lingkungan fisik, mengatasi
rintangan, mempertahankan kualitas kerja yang tinggi dan bersaing melalui usaha-
usaha yang keras untuk melebihi prestasinya orang lain.
Prestasi tinggi yang dimiliki seorang individu ini dibutuhkan oleh setiap
perusahaan dalam mencapai tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Perkembangan perusahaan dapat maju membutuhkan tenaga manusia yang
terampil dan cekatan dalam menyelesaikan tugas-tugas atau tanggung jawabnya.
Tenaga kerja yang terampil dan cekatan dalam menyikapi perubahan masyarakat
dalam bidang ekonomi akan mampu bersaing dengan SDM lain dalam bisnis di
bidang ekonomi.
Munurut Musanef (1990: 23) berhasilnya suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh orang-orang yang berada di dalam organisasi, baik yang
digerakkan maupun yang menggerakkan. Suatu organisasi tidak akan berhasil
mencapai tujuan apabila tenaga kerja tidak memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ditentukan oleh kerjasama tersebut. Jadi manusia sebagai tenaga kerja yang
pencipta ide-ide dalam pekerjaan merupakan faktor penentu atau produktivitas
yang paling besar besar dalam aktivitas suatu perusahaan. Untuk itu, supaya
manusia yang bekerja sesuai dengan tuntutan perusahaan, maka harus ada
integrasi antara karyawan dan perusahaan. Pemahaman yang baik terhadap
karyawan sangat diperlukan untuk menciptakan semangat kerja yang tinggi pada
karyawan dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya. Pemahaman dari perusahaan
atau pimpinan akan membuat karyawan termotivasi untuk berprestasi demi
dirinya dan perusahaan.
Masalah motivasi berprestasi yang dimiliki oleh karyawan dapat
memberikan sumbangan yang tidak dapat dihitung dengan imbalan, karena hal ini
dapat meningkatkan produktivitas yang akan berpengaruh perkembangan suatu
perusahaan sehingga perusahaan memperoleh keuntungan serta dapat menjaga
kelangsungan hidup dan masa depan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan
karyawan yang mempunyai motivasi berprestasi sehingga dapat mempertahankan
kualitas kerja tinggi dan bersaing melalui usaha-usaha yang ditemui dapat
diselesaikan dengan baik sehingga produktivitas kerja dapat meningkat lebih
tinggi.
Perilaku karyawan dalam aktivitas kerja untuk meningkatkan produktivitas
memerlukan dorongan-dorongan tertentu, salah satu dorongan tersebut adalah
dengan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Moekijat
(1998: 154) berpendapat bahwa penghargaan merupakan salah satu kebutuhan
yang diperlukan dalam organisasi, sebab dengan pemenuhan kebutuhan akan
penghargaan seorang individu dapat merasa dihargai, dihormati, dan dapat
memberikan simbol status yang positif bagi karyawan. Kurniawan (2002: 125)
menyatakan bahwa bentuk pemberian penghargaan tersebut dapat berupa gaji,
promosi, bonus, pengakuan dan pujian. Penghargaan faktor penting bagi
karyawan sebab pemberian penghargaan ini berdampak pada perilaku dan kinerja
karyawan.
Perilaku dan kinerja karyawan yang berkaitan dengan prestasi dan
penghargaan dalam diri karyawan sebagai seorang individu merupakan salah satu
kebutuhan. Dikatakan oleh Maslow (dalam Koswara, 1991: 110) bahwa
kebutuhan penghargaan dari orang lain (perusahaan) dapat meningkatkan rasa
harga diri (need for self-esteem). Individu sebagai tenaga kerja dalam perusahaan
membutuhkan penghargaan atas kemampuan yang dimiliki dan tindakan yang
telah dilakukannya. Untuk memenuhi kebutuhan harga diri yang berupa
penghargaan dari perusahaan, karyawan berusaha untuk bekerja lebih baik dari
orang lain yang mendorong karyawan tersebut dapat menyelesaikan tugas lebih
sukses guna mencapai prestasi yang tinggi. Apabila individu dapat mencapai
prestasi tinggi akan timbul rasa kepuasan dalam hatinya.
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan. Sebab kepuasan kerja
karyawan merupakan salah satu faktor untuk menciptakan jalannya suatu
organisasi dapat berjalan harmonis. Karyawan yang merasa puas akan hasil
kerjanya secara langsung akan meningkatkan berprestasi kerja untuk memperoleh
hasil kerja yang maksimal. Maslow berpendapat bahwa kepuasan dirasakan oleh
individu, bukan oleh sebagian tubuh individu. Lebih rinci konsep Maslow
dalam hubungan kebutuhan dan rasa kepuasan sebagai berikut:
1. Apabila suatu kebutuhan telah terpuaskan individu pada saat tersebut tidak
akan berusaha untuk meneruskan pemuasannya, melainkan akan berusaha
memuaskan kebutuhan lain yang lebih tinggi, dan
2. Kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah pemuasannya lebih mendesak dan
akan didahulukan oleh individu dari pada kebutuhan yang lebih tinggi (dalam
Koeswara, 1991: 111).
Berdasar pada pengertian kutipan di atas dapat dipahami bahwa manusia
sebagai tenaga kerja yang disebut dengan karyawan dalam kehidupannya
berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ingin dicapai mendorong
karyawan tersebut untuk menyelesaikan tugas lebih sukses sehingga dapat
mencapai prestasi tinggi. Apabila individu dapat mencapai prestasi tinggi akan
timbul rasa kepuasan dalam hatinya. Kebutuhan berprestasi dan rasa kepuasan
yang yang dicapai mendorong individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai tujuannya tersebut.
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan,
terlebih-lebih pada karyawan bagian pemasaran pada perusahaan yang
memproduksi hasil barang. Sebab kepuasan kerja karyawan bagian pemasaran
merupakan salah satu faktor untuk menciptakan jalannya suatu organisasi dapat
berjalan lancar. Dengan adanya kepuasan kerja akan penghargaan yang diberikan
perusahaan pada karyawan bagian pemasaran, dapat memotivasi karyawan bagian
pemasaran meningkatkan prestasinya sehingga penjualan barang dapat meningkat.
Uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa antara motivasi berprestasi
dengan kepuasan akan penghargaan pada karyawan dalam suatu perusahaan
mempunyai kaitan yang erat. Untuk itu, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan: “Apakah ada hubungan antara kepuasan akan penghargaan dengan
motivasi berprestasi pada karyawan?”.
Berdasarkan permasalahan yang telah ditentukan tersebut, maka skripsi ini
diberi judul: “Hubungan antara kepuasan akan penghargaan dengan motivasi
berprestasi pada karyawan”.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia, baik sedikit atau banyak pasti memiliki tujuan-tujuan yang
hendak dicapai untuk keberhasilan hidupnya. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan kemauan dan kemampuan. Kemauan yang kuat akan memberikan
warna yang kuat dari dalam individu terhadap keberhasilan dalam mencapai cita-
cita. Secara keseluruhan tingkah laku manusia dituntut untuk mencapai kemajuan
dan mewujudkan diri sendiri di dalam dunianya memerlukan motivasi.
Ahmadi dan Supriyono (1991: 38) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu
kekuatan dari dalam untuk mencapai tujuan tertentu Semua motivasi manusia
berpangkal pada 3 macam motivasi, yaitu (1) motivasi mempertahankan diri, (2)
motivasi mempertahankan jenis dan (3) motivasi mengembangkan diri. motivasi
yang dimiliki oleh individu untuk memenuhi kebutuhan akan prestasi kerja adalah
motivasi untuk mengembangkan diri sehingga dapat mencapai rasa kepuasan
kerja sesuai dengan tujuan yang dinginkan disebut motivasi berprestasi.
Dalam manajemen organisasi motivasi sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan prestasi kerja. Dikatakan oleh Wijono (2003: 36) bahwa motivasi
kerja dapat ditimbulkan oleh komunikasi yang positif dan harmonis dalam
organisasi. Motivasi kerja ini dapat menimbulkan motivasi berprestasi dalam
kerja sehingga antara atasan dan bawahan dalam organisasi secara bersama-sama
untuk prestasi kerja lebih baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Semakin
tinggi motivasi kerja, semakin tinggi juga prestasi yang diperlihatkan sehingga
dalam diri karyawan atau pengawai akan memiliki motivasi berprestasi dalam
kerjanya.
Motivasi berprestasi menurut Lindgren (As’ad, 1995: 34) adalah dorongan
yang berhubungan dengan prestasi, yaitu adanya keinginan individu untuk
menguasai, mengatur lingkungan sosial maupun lingkungan fisik, mengatasi
rintangan, mempertahankan kualitas kerja yang tinggi dan bersaing melalui usaha-
usaha yang keras untuk melebihi prestasinya orang lain.
Prestasi tinggi yang dimiliki seorang individu ini dibutuhkan oleh setiap
perusahaan dalam mencapai tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Perkembangan perusahaan dapat maju membutuhkan tenaga manusia yang
terampil dan cekatan dalam menyelesaikan tugas-tugas atau tanggung jawabnya.
Tenaga kerja yang terampil dan cekatan dalam menyikapi perubahan masyarakat
dalam bidang ekonomi akan mampu bersaing dengan SDM lain dalam bisnis di
bidang ekonomi.
Munurut Musanef (1990: 23) berhasilnya suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh orang-orang yang berada di dalam organisasi, baik yang
digerakkan maupun yang menggerakkan. Suatu organisasi tidak akan berhasil
mencapai tujuan apabila tenaga kerja tidak memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ditentukan oleh kerjasama tersebut. Jadi manusia sebagai tenaga kerja yang
pencipta ide-ide dalam pekerjaan merupakan faktor penentu atau produktivitas
yang paling besar besar dalam aktivitas suatu perusahaan. Untuk itu, supaya
manusia yang bekerja sesuai dengan tuntutan perusahaan, maka harus ada
integrasi antara karyawan dan perusahaan. Pemahaman yang baik terhadap
karyawan sangat diperlukan untuk menciptakan semangat kerja yang tinggi pada
karyawan dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya. Pemahaman dari perusahaan
atau pimpinan akan membuat karyawan termotivasi untuk berprestasi demi
dirinya dan perusahaan.
Masalah motivasi berprestasi yang dimiliki oleh karyawan dapat
memberikan sumbangan yang tidak dapat dihitung dengan imbalan, karena hal ini
dapat meningkatkan produktivitas yang akan berpengaruh perkembangan suatu
perusahaan sehingga perusahaan memperoleh keuntungan serta dapat menjaga
kelangsungan hidup dan masa depan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan
karyawan yang mempunyai motivasi berprestasi sehingga dapat mempertahankan
kualitas kerja tinggi dan bersaing melalui usaha-usaha yang ditemui dapat
diselesaikan dengan baik sehingga produktivitas kerja dapat meningkat lebih
tinggi.
Perilaku karyawan dalam aktivitas kerja untuk meningkatkan produktivitas
memerlukan dorongan-dorongan tertentu, salah satu dorongan tersebut adalah
dengan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Moekijat
(1998: 154) berpendapat bahwa penghargaan merupakan salah satu kebutuhan
yang diperlukan dalam organisasi, sebab dengan pemenuhan kebutuhan akan
penghargaan seorang individu dapat merasa dihargai, dihormati, dan dapat
memberikan simbol status yang positif bagi karyawan. Kurniawan (2002: 125)
menyatakan bahwa bentuk pemberian penghargaan tersebut dapat berupa gaji,
promosi, bonus, pengakuan dan pujian. Penghargaan faktor penting bagi
karyawan sebab pemberian penghargaan ini berdampak pada perilaku dan kinerja
karyawan.
Perilaku dan kinerja karyawan yang berkaitan dengan prestasi dan
penghargaan dalam diri karyawan sebagai seorang individu merupakan salah satu
kebutuhan. Dikatakan oleh Maslow (dalam Koswara, 1991: 110) bahwa
kebutuhan penghargaan dari orang lain (perusahaan) dapat meningkatkan rasa
harga diri (need for self-esteem). Individu sebagai tenaga kerja dalam perusahaan
membutuhkan penghargaan atas kemampuan yang dimiliki dan tindakan yang
telah dilakukannya. Untuk memenuhi kebutuhan harga diri yang berupa
penghargaan dari perusahaan, karyawan berusaha untuk bekerja lebih baik dari
orang lain yang mendorong karyawan tersebut dapat menyelesaikan tugas lebih
sukses guna mencapai prestasi yang tinggi. Apabila individu dapat mencapai
prestasi tinggi akan timbul rasa kepuasan dalam hatinya.
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan. Sebab kepuasan kerja
karyawan merupakan salah satu faktor untuk menciptakan jalannya suatu
organisasi dapat berjalan harmonis. Karyawan yang merasa puas akan hasil
kerjanya secara langsung akan meningkatkan berprestasi kerja untuk memperoleh
hasil kerja yang maksimal. Maslow berpendapat bahwa kepuasan dirasakan oleh
individu, bukan oleh sebagian tubuh individu. Lebih rinci konsep Maslow
dalam hubungan kebutuhan dan rasa kepuasan sebagai berikut:
1. Apabila suatu kebutuhan telah terpuaskan individu pada saat tersebut tidak
akan berusaha untuk meneruskan pemuasannya, melainkan akan berusaha
memuaskan kebutuhan lain yang lebih tinggi, dan
2. Kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah pemuasannya lebih mendesak dan
akan didahulukan oleh individu dari pada kebutuhan yang lebih tinggi (dalam
Koeswara, 1991: 111).
Berdasar pada pengertian kutipan di atas dapat dipahami bahwa manusia
sebagai tenaga kerja yang disebut dengan karyawan dalam kehidupannya
berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ingin dicapai mendorong
karyawan tersebut untuk menyelesaikan tugas lebih sukses sehingga dapat
mencapai prestasi tinggi. Apabila individu dapat mencapai prestasi tinggi akan
timbul rasa kepuasan dalam hatinya. Kebutuhan berprestasi dan rasa kepuasan
yang yang dicapai mendorong individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai tujuannya tersebut.
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan,
terlebih-lebih pada karyawan bagian pemasaran pada perusahaan yang
memproduksi hasil barang. Sebab kepuasan kerja karyawan bagian pemasaran
merupakan salah satu faktor untuk menciptakan jalannya suatu organisasi dapat
berjalan lancar. Dengan adanya kepuasan kerja akan penghargaan yang diberikan
perusahaan pada karyawan bagian pemasaran, dapat memotivasi karyawan bagian
pemasaran meningkatkan prestasinya sehingga penjualan barang dapat meningkat.
Uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa antara motivasi berprestasi
dengan kepuasan akan penghargaan pada karyawan dalam suatu perusahaan
mempunyai kaitan yang erat. Untuk itu, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan: “Apakah ada hubungan antara kepuasan akan penghargaan dengan
motivasi berprestasi pada karyawan?”.
Berdasarkan permasalahan yang telah ditentukan tersebut, maka skripsi ini
diberi judul: “Hubungan antara kepuasan akan penghargaan dengan motivasi
berprestasi pada karyawan”.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk: