Abstrak
Tingginya perilaku hubungan seksual sebelum menikah dikalangan remaja
merupakan adanya indikator yang nyata akan adanya pergeseran nilai sosial. Hal
ini ditunjukkan dengan kenyataan yang terjadi saat sekarang ini bahwa perilaku
hubungan seksual sebelum menikah banyak terjadi dikalangan remaja yang masih
berada dalam taraf pendidikan dan belum terikat dalam lembaga perkawinan.
Sikap terhadap hubungan seks sebelum menikah dipengaruhi oleh ketidak
tahuan remaja tentang masalah seksualitas. Untuk mendapatkan informasi-
informasi yang benar, remaja memerlukan orang dewasa yang mampu memahami
dan memperlakukan dirinya secara bijaksana dan di pihak yang paling dekat
dengan remaja adalah lingkungan keluarga. Keluargalah yang secara langsung
maupun tidak langsung terus berhubungan dengan anak-anak, memberikan
stimulasi dengan berbagai corak komunikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas
pendidikan seks oleh orang tua dengan sikap terhadap hubungan seks pranikah
pada siswa-siswi SMUN 3 Slawi, Tegal.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III di SMU N 3 Slawi
yang berjumlah 7 kelas yaitu kelas 3 IPA1, 3 IPA2, 3 IPA3, 3 IPS1, 3 IPS2, 3 IPS3,
3 IPS4 tanpa membedakan jenis kelamin. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14
Agustus 2002 dengan subjek penelitian berjumlah 160 orang siswa kelas 3 SMU
N 3 Slawi yang terdiri dari 4 kelas jurusan IPS yang masing-masing kelas
berjumlah 40 siswa. Sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode quota
sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
skala dengan empat alternatif jawaban. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode korelasi product moment dari Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan korelasi
product moment antara variabel intensitas pendidikan seks oleh orang tua dengan
variabel sikap terhadap hubungan seks pra nikah diperoleh koefisien korelasi rxy
= 0,023 dengan p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara intensitas pendidikan seks oleh orang tua dengan sikap terhadap
hubungan seks pra nikah. Dengan demikian intensitas pendidikan seks oleh orang
tua dengan segala aspek-aspeknya tidak dapat dijadikan prediktor terhadap
variabel sikap terhadap hubungan seks pranikah pada remaja, khususnya siswa-
siswi kelas III SMU Negeri 3 Slawi yang menjadi subjek penelitian.
Mean empirik intensitas pendidikan seks oleh orang tua dan sikap terhadap
hubungan seks pra nikah lebih besar dari mean hipotetiknya. Hal ini terjadi
kemungkinan besar disebabkan adanya faktor-faktor eksternal yang begitu kuat
mempengaruhi sikap perilaku seks pra nikah responden seperti lingkungan
pergaulan, adanya interaksi kelompok dan faktor kemajuan teknologi yang
memungkinkan semakin mudahnya pengaruh negatif seperti film-film dan
bacaan-bacaan porno menyebar di kalangan remaja.
Tingginya perilaku hubungan seksual sebelum menikah dikalangan remaja
merupakan adanya indikator yang nyata akan adanya pergeseran nilai sosial. Hal
ini ditunjukkan dengan kenyataan yang terjadi saat sekarang ini bahwa perilaku
hubungan seksual sebelum menikah banyak terjadi dikalangan remaja yang masih
berada dalam taraf pendidikan dan belum terikat dalam lembaga perkawinan.
Sikap terhadap hubungan seks sebelum menikah dipengaruhi oleh ketidak
tahuan remaja tentang masalah seksualitas. Untuk mendapatkan informasi-
informasi yang benar, remaja memerlukan orang dewasa yang mampu memahami
dan memperlakukan dirinya secara bijaksana dan di pihak yang paling dekat
dengan remaja adalah lingkungan keluarga. Keluargalah yang secara langsung
maupun tidak langsung terus berhubungan dengan anak-anak, memberikan
stimulasi dengan berbagai corak komunikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas
pendidikan seks oleh orang tua dengan sikap terhadap hubungan seks pranikah
pada siswa-siswi SMUN 3 Slawi, Tegal.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III di SMU N 3 Slawi
yang berjumlah 7 kelas yaitu kelas 3 IPA1, 3 IPA2, 3 IPA3, 3 IPS1, 3 IPS2, 3 IPS3,
3 IPS4 tanpa membedakan jenis kelamin. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14
Agustus 2002 dengan subjek penelitian berjumlah 160 orang siswa kelas 3 SMU
N 3 Slawi yang terdiri dari 4 kelas jurusan IPS yang masing-masing kelas
berjumlah 40 siswa. Sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode quota
sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
skala dengan empat alternatif jawaban. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode korelasi product moment dari Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan korelasi
product moment antara variabel intensitas pendidikan seks oleh orang tua dengan
variabel sikap terhadap hubungan seks pra nikah diperoleh koefisien korelasi rxy
= 0,023 dengan p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara intensitas pendidikan seks oleh orang tua dengan sikap terhadap
hubungan seks pra nikah. Dengan demikian intensitas pendidikan seks oleh orang
tua dengan segala aspek-aspeknya tidak dapat dijadikan prediktor terhadap
variabel sikap terhadap hubungan seks pranikah pada remaja, khususnya siswa-
siswi kelas III SMU Negeri 3 Slawi yang menjadi subjek penelitian.
Mean empirik intensitas pendidikan seks oleh orang tua dan sikap terhadap
hubungan seks pra nikah lebih besar dari mean hipotetiknya. Hal ini terjadi
kemungkinan besar disebabkan adanya faktor-faktor eksternal yang begitu kuat
mempengaruhi sikap perilaku seks pra nikah responden seperti lingkungan
pergaulan, adanya interaksi kelompok dan faktor kemajuan teknologi yang
memungkinkan semakin mudahnya pengaruh negatif seperti film-film dan
bacaan-bacaan porno menyebar di kalangan remaja.