BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang Masalah
Penilaian suatu perusahaan sekarang ini beragam tidak hanya terfokus
pada laporan keuangan saja tetapi ada pula yang memandang nilai suatu
perusahaan juga tercemin dari nilai investasi yang akan dikeluarkan di masa
datang. Nilai perusahaan digambarkan oleh Myers (1977) yang dikutip oleh
Gaver dan Gaver (1993) sebagai sebuah kombinasi assets in place (aset yang
dimiliki) dengan invesment options (pilihan investasi) di masa depan. Gaver dan
Gaver (1993) juga mengutip dari Kole (1991) menyatakan nilai investment
options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan oleh
manajer di masa depan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi
semacam itu. Pilihan-pilihan investasi di masa depan ini kemudian dikenal
dengan set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS).
Gaver dan Gaver (1993) menyatakan set kesempatan investasi secara
melekat tidak dapat diamati (inherently unobsevable) dan cenderung tidak
sempurna bila diukur dengan menggunakan proksi tunggal saja, maka Kallapur
dan Trombley (2001) menjelaskan bahwa dalam mengukur set kesempatan
investasi harus digunakan banyak pendekatan agar dapat dilihat hubungannya
dengan variable-variable lain yang sifatnya observable. Berbagai penelitian yang
mengukur set kesempatan investasi untuk menentukan klasifikasi perusahaan
apakah termasuk perusahaan bertumbuh (growth firm) atau perusahaan tidak
bertumbuh (nongrowth firm), seperti dalam penelitian Smith dan Watts (1992),
Gaver dan Gaver (1993), Kallapur dan Trombley (2001) dan Jones dan Sharma
(2001) telah menggunakan beberapa pendekatan yang secara individul dapat
dibagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang Masalah
Penilaian suatu perusahaan sekarang ini beragam tidak hanya terfokus
pada laporan keuangan saja tetapi ada pula yang memandang nilai suatu
perusahaan juga tercemin dari nilai investasi yang akan dikeluarkan di masa
datang. Nilai perusahaan digambarkan oleh Myers (1977) yang dikutip oleh
Gaver dan Gaver (1993) sebagai sebuah kombinasi assets in place (aset yang
dimiliki) dengan invesment options (pilihan investasi) di masa depan. Gaver dan
Gaver (1993) juga mengutip dari Kole (1991) menyatakan nilai investment
options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan oleh
manajer di masa depan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi
semacam itu. Pilihan-pilihan investasi di masa depan ini kemudian dikenal
dengan set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS).
Gaver dan Gaver (1993) menyatakan set kesempatan investasi secara
melekat tidak dapat diamati (inherently unobsevable) dan cenderung tidak
sempurna bila diukur dengan menggunakan proksi tunggal saja, maka Kallapur
dan Trombley (2001) menjelaskan bahwa dalam mengukur set kesempatan
investasi harus digunakan banyak pendekatan agar dapat dilihat hubungannya
dengan variable-variable lain yang sifatnya observable. Berbagai penelitian yang
mengukur set kesempatan investasi untuk menentukan klasifikasi perusahaan
apakah termasuk perusahaan bertumbuh (growth firm) atau perusahaan tidak
bertumbuh (nongrowth firm), seperti dalam penelitian Smith dan Watts (1992),
Gaver dan Gaver (1993), Kallapur dan Trombley (2001) dan Jones dan Sharma
(2001) telah menggunakan beberapa pendekatan yang secara individul dapat
dibagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu: