BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PO Karya Jaya sebagai perusahaan yang menjual jasa trasportasi
menempatkan karyawan penjualan bagian ticketing dan kru armada sebagai
tombak perusahaan. Mulai tahun 1990 perusahaan mendapat trayek baru dengan
menggunakan bus ber-AC serta dengan jumlah tempat duduk terbatas (PATAS)
dengan jalur Semarang-Salatiga-Solo. Jalur ini dilayani delapan buah armada bus
PATAS AC setiap hari. Fasilitas yang dimiliki yaitu: Air Coditioner (AC), TV,
Full Music, tempat duduk dapat diatur dengan formasi 2-2, Reclining Seat ( diatur
untuk posisi tidur), dan kondektur wanita.
Pada perusahaan angkutan bis “PATAS” Karya Jaya Semarang yang
dimiliki oleh Bapak Ridwan Widjanarko dan sekarang dialihkan kepada anaknya
(Ir. Andy), dikelola oleh bagian personalia yang dipimpin bapak Iwan, S.Psi,
kondekturnya mayoritas adalah wanita. Diantaranya 8 (delapan) kondektur wanita
dan 2 (dua) kondektur pria, tetapi sekarang tinggal 6 (enam) kondektur wanita dan
2 (dua) kondektur pria. Perusahaan tersebut mempekerjakan wanita sebagai
kondektur sejak pertama kali berdiri tahun 1990 khususnya bis “PATAS” Karya
Jaya jurusan Semarang-Salatiga-Solo, sedangkan perusahaan bis “PATAS” yang
lain seperti Safari, Mulyo Indah, Rajawali, Ismo, Apollo, Taruna, Muncul, Aji
Jaya, Harum dengan jurusan yang sama, mereka lebih banyak mempekerjakan
pria sebagai kondekturnya.
Perusahaan angkutan Karya Jaya mempekerjakan wanita sebagai
kondektur, karena menurut Bapak Iwan selaku bagian personalia wanita lebih
disiplin, bertanggung jawab, jujur, mudah diatur dari pada pria dan kemungkinan
kecil berbuat macam-macam, selain itu untuk mendapatkan pelanggan yang
banyak, karena wanita juga dapat sebagai pemanis atau pemikat untuk menarik
penumpang agar banyak orang yang mau naik bis tersebut sehingga pendapatan
perusahaan akan meningkat.
Yang diterima sebagai kondektur adalah wanita yang belum berumah
tangga karena diharapkan agar fokus pada pekerjaan, sehingga dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik tanpa memikirkan urusan rumah tangganya terlebih
dahulu. Sedangkan perusahaan angkutan bis “PATAS” yang lain dengan jurusan
yang sama, menganggap pekerjaan kondektur lebih pantas dikerjakan oleh pria,
karena pekerjaan tersebut pada lingkungan yang rentan dengan kerusuhan
sehingga memerlukan fisik dan mental yang kuat.
Pekerjaan kondektur memang banyak didominasi oleh pria, karena pria
dianggap lebih bisa menjaga dirinya dari pada wanita yang dianggap lemah, tetapi
kenyataannya sekarang banyak juga wanita yang mengerjakan pekerjaan tersebut,
khususnya pada perusahaan angkutan bis “PATAS” Karya Jaya jurusan
Semarang-Salatiga-Solo. Memang pekerjaan sebagai kondektur bukanlah
pekerjaan yang mudah bagi wanita, tetapi mereka mampu melakukan
pekerjaannya dengan baik, dapat menjaga dirinya serta bertanggung jawab atas
apa yang dia kerjakan dengan konsekuensi yang ada.
Motivasi wanita menjadi kondektur diantaranya karena bakat dan
minatnya, untuk menunjukkan bahwa wanita dapat melakukan pekerjaan pria,
punya hoby travelling, banyak teman, banyak pengalaman dan tahu dunia luar.
Selain itu juga untuk membantu perekonomian keluarga karena mencari pekerjaan
yang layak sekarang susah apalagi hanya lulusan SMA. Sebenarnya semua
pekerjaan itu dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang gender, yang
membedakan antara pria dan wanita hanyalah masalah qodrati. Apalagi sekarang
banyak juga pekerjaan pria dikerjakan oleh wanita selain kondektur seperti tukang
parkir, tukang ojek, tukang koran begitu juga sebaliknya.
Motivasi wanita menjadi kondektur adalah karena gajinya lumayan besar,
bekerjanya mudah, punya hoby traveling, banyak teman dan banyak pengalaman,
serta untuk memikat atau pemanis agar banyak penumpang sehingga pendapatan
perusahaan meningkat. Karena wanita yang bekerja dengan tujuan untuk
mendapatkan kepuasan pribadi, peranannya sebagai wanita lebih positif dari pada
wanita yang bekerja semata-mata karena alasan ekonomi.
Wanita bekerja sebagai kondektur, bertujuan mendapatkan kepuasan
dengan pekerjaannya, mempunyai perencanaan yang adekuat, tidak berada di
bawah tekanan dan tidak memiliki perasaan bersalah yang mengakibatkan dirinya
over kompensasi, memiliki dampak yang positif dari pada wanita yang tidak
bekerja.
Seorang wanita juga ingin mandiri, yang bisa berdiri di atas kaki sendiri,
mengurus diri, memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa tergantung pada orang tua
lagi. Karena sehubungan dengan peningkatan kualitas kepribadian khususnya
dalam kemandirian, diharapkan pria dan wanita memiliki persepsi yang sama
terhadap kemandirian. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian akan
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, artinya kalau seseorang mengerjakan
sesuatu hal atas usaha dan kemampuannya sendiri tanpa bantuan orang lain, maka
orang tersebut akan menikmati hasil pekerjaannya apalagi pekerjaan tersebut
sesuai dengan bakat dan kemampuannya, sehingga tidak akan tertekan
menjalaninya. Karena kemandirian ditunjukkan dengan kemampuan seseorang
untuk berdiri di atas kaki sendiri, mengurus diri sendiri, dalam semua aspek
kehidupannya, ditandai dengan adanya inisiatif, kepercayaan diri dan kemampuan
mempertahankan diri dan hak miliknya.
Pada setiap crew atau tim yang ada antara sopir, kernet dan kondektur
mempunyai tanggung jawab masing-masing. Sopir bertanggung jawab atas
kenyamanan perjalanan, seperti apabila terjadi kecelakaan, kena razia polisi serta
keselamatan para penumpang selama dalam perjalanan. Kernet bertanggung jawab
masalah teknis seperti memperbaiki mesin rusak, mengganti ban apabila bocor
dan bis mogok. Kondektur sendiri bertanggung jawab terhadap pelayanan
penumpang seperti membukakan pintu untuk naik turunnya penumpang, menarik
uang dan memberikan karcis, serta bertanggungjawab masalah setoran. Ketiga
orang tersebut merupakan anggota dari tim/crew dalam sebuah armada yang harus
bekerja sama demi kelancaran suatu perjalanan.
Pada setiap pekerjaan pasti ada resikonya, begitu juga dengan kondektur
wanita apabila terjadi pelecehan profesi, misalnya ada seorang pria yang
menggoda, mengajak kencan dan lain sebagainya, wanita tersebut harus bisa
menjaga dirinya. Apabila mencuri atau penumpang dengan cara mengelabuhi
seorang pengontrol penumpang misalnya penumpang ada 38 orang tapi ditulis 35
maka akan mendapat sanksi dari perusahaan, berupa skors atau denda.
Pada disetiap agen banyak omongan yang kurang sopan, mengeluarkan
bahasa verbal yang kasar, seperti jam kerja yang dianggap tidak layak dilakukan
oleh seorang wanita yaitu dimulai pada dini hari ± jam 4 , sampai malam ± jam 9.
Apapun resiko yang dihadapi itu tergantung dari setiap individu masing-masing.
Kondektur wanita juga pernah mengalami hambatan kerja seperti pada
hari-hari tertentu dimana biasanya penumpang ramai, bis mengalami kerusakan
atau pada hari-hari biasa penumpang sepi maka setoran sedikit, pendapatan
mereka pun juga minim, pada hari sepi tidak seluruh armada beroperasi sehingga
mereka libur dan tidak mendapatkan uang.
Tantangan dapat dijadikan motivator oleh seseorang untuk meningkatkan
kinerja. Termasuk juga seorang kondektur wanita mempunyai tantangan seperti
mencari penumpang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pendapatan,
perilaku jujur terhadap setoran untuk menjaga kepercayaan yang diberikan
perusahaan seperti yang diharapkan, membuktikan pada masyarakat umumnya
bahwa wanita juga mampu melakukan pekerjaan yang dianggap tidak lazim
dilakukan wanita sebagai bentuk penyetaraan gender, menjalin hubungan baik
sesama rekan kerja, penumpang ataupun agen-agen yang ada. Semua itu menjadi
dorongan untuk dapat bertahan sebagai kondektur wanita.
Berdasarkan uraian di atas, yang didapat peneliti dari wawancara dan
observasi penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Bagaimanakah
Motivasi Bekerja Kondektur Wanita pada PO. Karya Jaya”.
B. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai motivasi kerja memang telah dilakukan oleh banyak
peneliti yang memiliki latar belakang ilmu psikologi khususnya di bidang industri.
Sejauh ini penelitian mengenai motivasi bekerja sudah pernah diteliti oleh
peneliti lain tetapi dengan judul yang berbeda seperti: Pengaruh Motivasi,
Kepemimpinan, Komunikasi, dan Kondisi Fisik Tempat Kerja terhadap Semangat
Kerja Pegawai, Motivasi Bekerja Wanita di Luar Negeri.
Namun penelitian mengenai motivasi kerja seorang kondektur wanita
belum pernah dilakukan sama sekali oleh peneliti lain dan baru kali ini judul
tersebut diajukan sebagai judul dalam penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memahami motivasi yang
mendorong wanita bekerja sebagai kondektur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PO Karya Jaya sebagai perusahaan yang menjual jasa trasportasi
menempatkan karyawan penjualan bagian ticketing dan kru armada sebagai
tombak perusahaan. Mulai tahun 1990 perusahaan mendapat trayek baru dengan
menggunakan bus ber-AC serta dengan jumlah tempat duduk terbatas (PATAS)
dengan jalur Semarang-Salatiga-Solo. Jalur ini dilayani delapan buah armada bus
PATAS AC setiap hari. Fasilitas yang dimiliki yaitu: Air Coditioner (AC), TV,
Full Music, tempat duduk dapat diatur dengan formasi 2-2, Reclining Seat ( diatur
untuk posisi tidur), dan kondektur wanita.
Pada perusahaan angkutan bis “PATAS” Karya Jaya Semarang yang
dimiliki oleh Bapak Ridwan Widjanarko dan sekarang dialihkan kepada anaknya
(Ir. Andy), dikelola oleh bagian personalia yang dipimpin bapak Iwan, S.Psi,
kondekturnya mayoritas adalah wanita. Diantaranya 8 (delapan) kondektur wanita
dan 2 (dua) kondektur pria, tetapi sekarang tinggal 6 (enam) kondektur wanita dan
2 (dua) kondektur pria. Perusahaan tersebut mempekerjakan wanita sebagai
kondektur sejak pertama kali berdiri tahun 1990 khususnya bis “PATAS” Karya
Jaya jurusan Semarang-Salatiga-Solo, sedangkan perusahaan bis “PATAS” yang
lain seperti Safari, Mulyo Indah, Rajawali, Ismo, Apollo, Taruna, Muncul, Aji
Jaya, Harum dengan jurusan yang sama, mereka lebih banyak mempekerjakan
pria sebagai kondekturnya.
Perusahaan angkutan Karya Jaya mempekerjakan wanita sebagai
kondektur, karena menurut Bapak Iwan selaku bagian personalia wanita lebih
disiplin, bertanggung jawab, jujur, mudah diatur dari pada pria dan kemungkinan
kecil berbuat macam-macam, selain itu untuk mendapatkan pelanggan yang
banyak, karena wanita juga dapat sebagai pemanis atau pemikat untuk menarik
penumpang agar banyak orang yang mau naik bis tersebut sehingga pendapatan
perusahaan akan meningkat.
Yang diterima sebagai kondektur adalah wanita yang belum berumah
tangga karena diharapkan agar fokus pada pekerjaan, sehingga dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik tanpa memikirkan urusan rumah tangganya terlebih
dahulu. Sedangkan perusahaan angkutan bis “PATAS” yang lain dengan jurusan
yang sama, menganggap pekerjaan kondektur lebih pantas dikerjakan oleh pria,
karena pekerjaan tersebut pada lingkungan yang rentan dengan kerusuhan
sehingga memerlukan fisik dan mental yang kuat.
Pekerjaan kondektur memang banyak didominasi oleh pria, karena pria
dianggap lebih bisa menjaga dirinya dari pada wanita yang dianggap lemah, tetapi
kenyataannya sekarang banyak juga wanita yang mengerjakan pekerjaan tersebut,
khususnya pada perusahaan angkutan bis “PATAS” Karya Jaya jurusan
Semarang-Salatiga-Solo. Memang pekerjaan sebagai kondektur bukanlah
pekerjaan yang mudah bagi wanita, tetapi mereka mampu melakukan
pekerjaannya dengan baik, dapat menjaga dirinya serta bertanggung jawab atas
apa yang dia kerjakan dengan konsekuensi yang ada.
Motivasi wanita menjadi kondektur diantaranya karena bakat dan
minatnya, untuk menunjukkan bahwa wanita dapat melakukan pekerjaan pria,
punya hoby travelling, banyak teman, banyak pengalaman dan tahu dunia luar.
Selain itu juga untuk membantu perekonomian keluarga karena mencari pekerjaan
yang layak sekarang susah apalagi hanya lulusan SMA. Sebenarnya semua
pekerjaan itu dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang gender, yang
membedakan antara pria dan wanita hanyalah masalah qodrati. Apalagi sekarang
banyak juga pekerjaan pria dikerjakan oleh wanita selain kondektur seperti tukang
parkir, tukang ojek, tukang koran begitu juga sebaliknya.
Motivasi wanita menjadi kondektur adalah karena gajinya lumayan besar,
bekerjanya mudah, punya hoby traveling, banyak teman dan banyak pengalaman,
serta untuk memikat atau pemanis agar banyak penumpang sehingga pendapatan
perusahaan meningkat. Karena wanita yang bekerja dengan tujuan untuk
mendapatkan kepuasan pribadi, peranannya sebagai wanita lebih positif dari pada
wanita yang bekerja semata-mata karena alasan ekonomi.
Wanita bekerja sebagai kondektur, bertujuan mendapatkan kepuasan
dengan pekerjaannya, mempunyai perencanaan yang adekuat, tidak berada di
bawah tekanan dan tidak memiliki perasaan bersalah yang mengakibatkan dirinya
over kompensasi, memiliki dampak yang positif dari pada wanita yang tidak
bekerja.
Seorang wanita juga ingin mandiri, yang bisa berdiri di atas kaki sendiri,
mengurus diri, memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa tergantung pada orang tua
lagi. Karena sehubungan dengan peningkatan kualitas kepribadian khususnya
dalam kemandirian, diharapkan pria dan wanita memiliki persepsi yang sama
terhadap kemandirian. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian akan
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, artinya kalau seseorang mengerjakan
sesuatu hal atas usaha dan kemampuannya sendiri tanpa bantuan orang lain, maka
orang tersebut akan menikmati hasil pekerjaannya apalagi pekerjaan tersebut
sesuai dengan bakat dan kemampuannya, sehingga tidak akan tertekan
menjalaninya. Karena kemandirian ditunjukkan dengan kemampuan seseorang
untuk berdiri di atas kaki sendiri, mengurus diri sendiri, dalam semua aspek
kehidupannya, ditandai dengan adanya inisiatif, kepercayaan diri dan kemampuan
mempertahankan diri dan hak miliknya.
Pada setiap crew atau tim yang ada antara sopir, kernet dan kondektur
mempunyai tanggung jawab masing-masing. Sopir bertanggung jawab atas
kenyamanan perjalanan, seperti apabila terjadi kecelakaan, kena razia polisi serta
keselamatan para penumpang selama dalam perjalanan. Kernet bertanggung jawab
masalah teknis seperti memperbaiki mesin rusak, mengganti ban apabila bocor
dan bis mogok. Kondektur sendiri bertanggung jawab terhadap pelayanan
penumpang seperti membukakan pintu untuk naik turunnya penumpang, menarik
uang dan memberikan karcis, serta bertanggungjawab masalah setoran. Ketiga
orang tersebut merupakan anggota dari tim/crew dalam sebuah armada yang harus
bekerja sama demi kelancaran suatu perjalanan.
Pada setiap pekerjaan pasti ada resikonya, begitu juga dengan kondektur
wanita apabila terjadi pelecehan profesi, misalnya ada seorang pria yang
menggoda, mengajak kencan dan lain sebagainya, wanita tersebut harus bisa
menjaga dirinya. Apabila mencuri atau penumpang dengan cara mengelabuhi
seorang pengontrol penumpang misalnya penumpang ada 38 orang tapi ditulis 35
maka akan mendapat sanksi dari perusahaan, berupa skors atau denda.
Pada disetiap agen banyak omongan yang kurang sopan, mengeluarkan
bahasa verbal yang kasar, seperti jam kerja yang dianggap tidak layak dilakukan
oleh seorang wanita yaitu dimulai pada dini hari ± jam 4 , sampai malam ± jam 9.
Apapun resiko yang dihadapi itu tergantung dari setiap individu masing-masing.
Kondektur wanita juga pernah mengalami hambatan kerja seperti pada
hari-hari tertentu dimana biasanya penumpang ramai, bis mengalami kerusakan
atau pada hari-hari biasa penumpang sepi maka setoran sedikit, pendapatan
mereka pun juga minim, pada hari sepi tidak seluruh armada beroperasi sehingga
mereka libur dan tidak mendapatkan uang.
Tantangan dapat dijadikan motivator oleh seseorang untuk meningkatkan
kinerja. Termasuk juga seorang kondektur wanita mempunyai tantangan seperti
mencari penumpang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pendapatan,
perilaku jujur terhadap setoran untuk menjaga kepercayaan yang diberikan
perusahaan seperti yang diharapkan, membuktikan pada masyarakat umumnya
bahwa wanita juga mampu melakukan pekerjaan yang dianggap tidak lazim
dilakukan wanita sebagai bentuk penyetaraan gender, menjalin hubungan baik
sesama rekan kerja, penumpang ataupun agen-agen yang ada. Semua itu menjadi
dorongan untuk dapat bertahan sebagai kondektur wanita.
Berdasarkan uraian di atas, yang didapat peneliti dari wawancara dan
observasi penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Bagaimanakah
Motivasi Bekerja Kondektur Wanita pada PO. Karya Jaya”.
B. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai motivasi kerja memang telah dilakukan oleh banyak
peneliti yang memiliki latar belakang ilmu psikologi khususnya di bidang industri.
Sejauh ini penelitian mengenai motivasi bekerja sudah pernah diteliti oleh
peneliti lain tetapi dengan judul yang berbeda seperti: Pengaruh Motivasi,
Kepemimpinan, Komunikasi, dan Kondisi Fisik Tempat Kerja terhadap Semangat
Kerja Pegawai, Motivasi Bekerja Wanita di Luar Negeri.
Namun penelitian mengenai motivasi kerja seorang kondektur wanita
belum pernah dilakukan sama sekali oleh peneliti lain dan baru kali ini judul
tersebut diajukan sebagai judul dalam penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memahami motivasi yang
mendorong wanita bekerja sebagai kondektur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :