ABSTRAK
Pasar eceran pekanan Gasibu Kota Bandung merupakan salah satu contoh sentra perdagangan produk imitasi di Kota Bandung setelah Pasar Baru dan Dalem kaum. Pasar eceran pekanan Gasibu kota Bandung merupakan salah satu pasar yang dikunjungi konsumen dalam jumlah yang relatif besar walaupun pasar ini hanya ada setiap hari minggu. Dari sebuah sumber pengunjung pasar eceran pekanan Gasibu kota Bandung tiap pekannya diperkirakan mencapai 10.000 orang yang berasal dari seluruh pelosok Kota Bandung hingga Kotif Cimahi, Kabupaten bandung, dan Kabupaten Sumedang. Ini juga menjadi menarik untuk diteliti oleh penulis, karena secara umum cukup meratanya pengunjung pasar Gasibu, baik itu dari asal domisilinya, tingkat pendapatannya, tingkat pendidikannya, golongan usianya, dan jenis kelaminnya, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pendapat penduduk Kota Bandung mengenai peredaran produk imitasi jenis fashion di kotanya atau minimal pendapat pengunjung pasar eceran pekanan Gasibu itu sendiri.
Dengan pemenuhan persepsi konsumen mengenai produk imitasi jenis fashion pada pasar eceran pekanan Gasibu Kota Bandung dapat membantu konsumen dalam berperilaku. Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, yaitu menguji kebenaran hipotesis melalui pengumpulan, pengolahan penganalisisan data yang didapat dari hasil kuesioner, wawancara, dan data sekunder dari konsumen pasar eceran pekanan Gasibu Kota Bandung. Pokok masalah yang diteliti menyangkut dua hal, yaitu penawaran produk imitasi jenis fashion sebagai variabel bebas atau independent (variabel X) dan proses keputusan pembelian konsumen sebagai variabel terikat atau dependent (variabel Y).
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa penawaran produk imitasi jenis fashion mempengaruhi proses keputusan pembelian sebesar 80,5% dan sisanya sebesar 19,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Pasar eceran pekanan Gasibu Kota Bandung merupakan salah satu contoh sentra perdagangan produk imitasi di Kota Bandung setelah Pasar Baru dan Dalem kaum. Pasar eceran pekanan Gasibu kota Bandung merupakan salah satu pasar yang dikunjungi konsumen dalam jumlah yang relatif besar walaupun pasar ini hanya ada setiap hari minggu. Dari sebuah sumber pengunjung pasar eceran pekanan Gasibu kota Bandung tiap pekannya diperkirakan mencapai 10.000 orang yang berasal dari seluruh pelosok Kota Bandung hingga Kotif Cimahi, Kabupaten bandung, dan Kabupaten Sumedang. Ini juga menjadi menarik untuk diteliti oleh penulis, karena secara umum cukup meratanya pengunjung pasar Gasibu, baik itu dari asal domisilinya, tingkat pendapatannya, tingkat pendidikannya, golongan usianya, dan jenis kelaminnya, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pendapat penduduk Kota Bandung mengenai peredaran produk imitasi jenis fashion di kotanya atau minimal pendapat pengunjung pasar eceran pekanan Gasibu itu sendiri.
Dengan pemenuhan persepsi konsumen mengenai produk imitasi jenis fashion pada pasar eceran pekanan Gasibu Kota Bandung dapat membantu konsumen dalam berperilaku. Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, yaitu menguji kebenaran hipotesis melalui pengumpulan, pengolahan penganalisisan data yang didapat dari hasil kuesioner, wawancara, dan data sekunder dari konsumen pasar eceran pekanan Gasibu Kota Bandung. Pokok masalah yang diteliti menyangkut dua hal, yaitu penawaran produk imitasi jenis fashion sebagai variabel bebas atau independent (variabel X) dan proses keputusan pembelian konsumen sebagai variabel terikat atau dependent (variabel Y).
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa penawaran produk imitasi jenis fashion mempengaruhi proses keputusan pembelian sebesar 80,5% dan sisanya sebesar 19,5% dipengaruhi oleh faktor lain.