BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pembangunan pusat perbelanjaan modern menjadi salah satu
alternatif dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen. Bentuk-
bentuk pusat perbelanjaan sebagai mana di atas sekarang banyak didirikan di
beberapa tempat, bahkan menjadi trend tersendiri. Pembangunan dan pengelolaan
pusat perbelanjaan tersebut melibatkan teknologi yang modern sehingga tempat
seperti itu memberikan kesan modern pula. Pusat perbelanjaan modern yang mulai
menjamur merupakan fenomena yang membawa perubahan gaya hidup dan pola
konsumtif seseorang. Banyak sekali jenis produk yang ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan masnusia, mulai dari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
makanan, miuman, pakaian, kosmetik sampai dengan produk yang jasa yang kian
beragam jumlahnya. Sebagai kebutuhan yang sifatnya mendasar, kebutuhan-
kebutuhan tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari seseorang. Manusia
dalam berperilaku dipengaruhi oleh adanya motif-motif, dimana adanya motif
tersebut akan mengarahkan tingkah laku dengan tujuan untuk mencapai kepuasan.
Untuk memenuhi kebutuhannya motif sangat berpengaruh pada perilaku seseorang
dalam melakukan pembelian suatu barang.
Konsumen merupakan tujuan akhir dari produk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen. Hal ini disadari oleh produsen, perhatian utama produsen
saat ini telah memusatkan perhatiannya dari produksi dan penjualan ke pemasaran
dan konsumen. Orientasi ke arah konsumen ini memiliki implementasi yang cukup
luas. Menyadari akan pentingnya konsumen dalam meningkatkan jumlah penjualan,
maka sudah selayaknya apabila sorotan terhadap perilaku konsumen mendapat tempat
yang lebih besar. Salah satu tempat yang sering digunakan oleh konsumen dalam
membeli barang-barang kebutuhannya adalah supermarket. Kegiatan supermarket
merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus dan tidak ada hentinya.
Dengan demikian psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia, sebagai manifestasi hidup kejiwaan manusia memegang peranan
penting (Walgito, 1986). Hal ini menunjukkan bahwa individu memiliki perhatian
dan rasa senang akan barang suatu barang, motif berbelanja individu akan
direalisasikan dalam perilaku berbelanja. Motif berbelanja ke supermarket dapat
meningkatkan cara berpikir yang lebih luas yang didapat lewat pendidikan, seseorang
dapat mempertimbangkan segala kemudahan dan dapat dimengerti serta menerima
keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan berbelanja di supermarket. Misalnya
menghemat waktu atau tidak perlu berbelanja dari toko ke toko karena berbagai
macam jenis barang sudah tersedia disana.
Sekarang ini banyak perubahan yang terjadi pada diri wanita, terutama peran
tradisionalnya sebagai ibu rumah tangga. Banyak dijumpai para wanita bekerja,
sehingga mereka menghabiskan sebagian waktunya untuk beraktifitas di luar rumah.
Masuknya wanita kedalam dunia kerja dapat berpengaruh terhadap peran mereka
sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga karena tidak lagi dapat sepenuhnya
menjalankan perannya dalam mengatur kehidupan rumah tangga. Ibu adalah
pengambil keputusan dalam berbelanja didalam keluarga tanpa membedakan
statusnya sebagai ibu rumah tangga murni ataupun ibu yang bekerja (Hadipranata dan
Koesman, 1982)
Kebudayaan berbelanja berkembang subur dikalangan wanita, sehingga
permasalahan mengenai tingkah laku berbelanja memberi kontribusi terhadap motif
berbelanja ke supermarket. Seorang ibu dalam berbelanja bergantung pada besar
kecilnya anggaran belanja rumah tangga, kebutuhan rumah tangga dan keinginan
pribadi. Tingkah laku berbelanja perempuan juga dipengaruhi oleh suami atau
anggota keluarga yang menjadi pengambil keputusan. Besar kecilnya anggaran
belanja rumah tangga berpengaruh pada rencana-rencana yang kemudian diwujudkan
dalam tingkah laku berbelanja oleh seorang ibu, namun mungkin pula terjadi bahwa
suatu rencana yang sebelumnya telah disusun tidak dapat dilaksanakan. Sebagai
penyebab misalnya tidak tersedianya barang yang dibutuhkan, atau ada barang lain
yang terlihat lebih bagus dan menarik, mungkin pula terjadi seorang ibu berbelanja
tanpa memiliki rencana sebelumnya. Ibu rumah tangga juga tidak terganggu dari
kesibukan rumah tangga atau kesibukan kerja, bagi ibu rumah tangga biasanya
merasa bersalah disaat membeli perlengkapan khusus bagi dirinya.
Wanita disamping mempunyai kecenderungan mudah terpengaruh lebih
bersifat verbal, lebih cenderung memperhatikan kata hati yang diucapkannya dan
ditulis (Dasun, 1992). Wanita dengan emosional yang kuat adalah wanita yang
emosinya lebih berpengaruh pada dirinya, melihat pandangan seorang tampaklah
bahwa wanita lebih emosional dan mudah terpengaruh sehingga wanita diharapkan
lebih mudah terbujuk oleh promosi yang dilakukan oleh para produsen (Kartono,
1986). Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan suatu perumusan masalah,
yaitu: Apakah ada perbedaan motif berbelanja ke supermarket pada ibu bekerja dan
ibu yang tidak bekerja.
B. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penulisan karya ilmiah terdapat pula tujuan penelitian yang ingin
dicapai. Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pembangunan pusat perbelanjaan modern menjadi salah satu
alternatif dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen. Bentuk-
bentuk pusat perbelanjaan sebagai mana di atas sekarang banyak didirikan di
beberapa tempat, bahkan menjadi trend tersendiri. Pembangunan dan pengelolaan
pusat perbelanjaan tersebut melibatkan teknologi yang modern sehingga tempat
seperti itu memberikan kesan modern pula. Pusat perbelanjaan modern yang mulai
menjamur merupakan fenomena yang membawa perubahan gaya hidup dan pola
konsumtif seseorang. Banyak sekali jenis produk yang ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan masnusia, mulai dari barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti
makanan, miuman, pakaian, kosmetik sampai dengan produk yang jasa yang kian
beragam jumlahnya. Sebagai kebutuhan yang sifatnya mendasar, kebutuhan-
kebutuhan tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari seseorang. Manusia
dalam berperilaku dipengaruhi oleh adanya motif-motif, dimana adanya motif
tersebut akan mengarahkan tingkah laku dengan tujuan untuk mencapai kepuasan.
Untuk memenuhi kebutuhannya motif sangat berpengaruh pada perilaku seseorang
dalam melakukan pembelian suatu barang.
Konsumen merupakan tujuan akhir dari produk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen. Hal ini disadari oleh produsen, perhatian utama produsen
saat ini telah memusatkan perhatiannya dari produksi dan penjualan ke pemasaran
dan konsumen. Orientasi ke arah konsumen ini memiliki implementasi yang cukup
luas. Menyadari akan pentingnya konsumen dalam meningkatkan jumlah penjualan,
maka sudah selayaknya apabila sorotan terhadap perilaku konsumen mendapat tempat
yang lebih besar. Salah satu tempat yang sering digunakan oleh konsumen dalam
membeli barang-barang kebutuhannya adalah supermarket. Kegiatan supermarket
merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus dan tidak ada hentinya.
Dengan demikian psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia, sebagai manifestasi hidup kejiwaan manusia memegang peranan
penting (Walgito, 1986). Hal ini menunjukkan bahwa individu memiliki perhatian
dan rasa senang akan barang suatu barang, motif berbelanja individu akan
direalisasikan dalam perilaku berbelanja. Motif berbelanja ke supermarket dapat
meningkatkan cara berpikir yang lebih luas yang didapat lewat pendidikan, seseorang
dapat mempertimbangkan segala kemudahan dan dapat dimengerti serta menerima
keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan berbelanja di supermarket. Misalnya
menghemat waktu atau tidak perlu berbelanja dari toko ke toko karena berbagai
macam jenis barang sudah tersedia disana.
Sekarang ini banyak perubahan yang terjadi pada diri wanita, terutama peran
tradisionalnya sebagai ibu rumah tangga. Banyak dijumpai para wanita bekerja,
sehingga mereka menghabiskan sebagian waktunya untuk beraktifitas di luar rumah.
Masuknya wanita kedalam dunia kerja dapat berpengaruh terhadap peran mereka
sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga karena tidak lagi dapat sepenuhnya
menjalankan perannya dalam mengatur kehidupan rumah tangga. Ibu adalah
pengambil keputusan dalam berbelanja didalam keluarga tanpa membedakan
statusnya sebagai ibu rumah tangga murni ataupun ibu yang bekerja (Hadipranata dan
Koesman, 1982)
Kebudayaan berbelanja berkembang subur dikalangan wanita, sehingga
permasalahan mengenai tingkah laku berbelanja memberi kontribusi terhadap motif
berbelanja ke supermarket. Seorang ibu dalam berbelanja bergantung pada besar
kecilnya anggaran belanja rumah tangga, kebutuhan rumah tangga dan keinginan
pribadi. Tingkah laku berbelanja perempuan juga dipengaruhi oleh suami atau
anggota keluarga yang menjadi pengambil keputusan. Besar kecilnya anggaran
belanja rumah tangga berpengaruh pada rencana-rencana yang kemudian diwujudkan
dalam tingkah laku berbelanja oleh seorang ibu, namun mungkin pula terjadi bahwa
suatu rencana yang sebelumnya telah disusun tidak dapat dilaksanakan. Sebagai
penyebab misalnya tidak tersedianya barang yang dibutuhkan, atau ada barang lain
yang terlihat lebih bagus dan menarik, mungkin pula terjadi seorang ibu berbelanja
tanpa memiliki rencana sebelumnya. Ibu rumah tangga juga tidak terganggu dari
kesibukan rumah tangga atau kesibukan kerja, bagi ibu rumah tangga biasanya
merasa bersalah disaat membeli perlengkapan khusus bagi dirinya.
Wanita disamping mempunyai kecenderungan mudah terpengaruh lebih
bersifat verbal, lebih cenderung memperhatikan kata hati yang diucapkannya dan
ditulis (Dasun, 1992). Wanita dengan emosional yang kuat adalah wanita yang
emosinya lebih berpengaruh pada dirinya, melihat pandangan seorang tampaklah
bahwa wanita lebih emosional dan mudah terpengaruh sehingga wanita diharapkan
lebih mudah terbujuk oleh promosi yang dilakukan oleh para produsen (Kartono,
1986). Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan suatu perumusan masalah,
yaitu: Apakah ada perbedaan motif berbelanja ke supermarket pada ibu bekerja dan
ibu yang tidak bekerja.
B. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penulisan karya ilmiah terdapat pula tujuan penelitian yang ingin
dicapai. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: