BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia terlahir ke dunia tentunya mempunyai peran dan fungsi yang
luhur, dengan syarat ia dapat berperan secara utuh dalam kancah kehidupan. Peran
yang dimaksud disini adalah apabila seorang manusia dapat memerankan diri
sebagai mahluk individu sekaligus sebagai mahluk sosial. Manusia merupakan
mahluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan
antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah,
tempat kerja, dan lingkungan disekitar mereka.
Manusia dalam hidup mengalami beberapa tahap perkembangan, dimana
masing-masing tahapan kehidupan memiliki titik krusial sendiri-sendiri. Namun
tentunya ada tahap-tahap yang dipandang menjadi titik tengah dari pada
permasalahan itu. Tahapan dalam hidup yang mungkin tidak terlupakan dan
banyak meninggalkan kenangan pada diri seseorang adalah masa remaja. Menurut
Simandjuntak (1984) bahwa masa remaja adalah suatu masa dimana mulai
muncul permasalah dari diri seseorang yang sifatnya mulai kompleks dimana pada
masa remaja ini seseorang anak mulai mengalami perubahan baik secara fisik
maupun secara psikologis yang sering menimbulkan rasa tidak aman dan tidak
tenang pada diri remaja. Masa remaja juga disebutkan sebagai masa peralihan dari
masa anak-anak menuju dewasa dengan batasan umur 12-19 tahun, yang ditandai
dengan timbulnya tanda pubertas yang pertama dan berakhir ketika anak remaja
itu mencapai kematangan fisik dan mental (Simandjuntak, 1984).
Remaja pada saat ini tidak lepas dari kata pergaulan seperti pada
kenyataan di masyarakat muncul istilah remaja gaul ataupun remaja yang tidak
gaul. Hal ini bermula dari remaja yang gemar bergaul dengan teman-teman sebaya
yang menyebut diri mereka gaul dan menyebut remaja yang hanya diam belajar di
rumah sebagai remaja yang tidak gaul. Hakikat pergaulan itu ditunjukkan antara
lain oleh derajat keakraban, frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi
diantara mereka, terutama faktor sejauh mana keterlibatan dan saling
mempengaruhi karena pepatah yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang
dapat hidup sendiri sangatlah tepat untuk kaum remaja. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, remaja sangat memerlukan kelompok sosial yang dapat
menerima dia sebagaimana adanya, karena corak dan kehidupan kelompok remaja
akan mempengaruhi gaya dan perilakunya dan sebaliknya remaja akan dapat
merubah perilaku remaja seperti pola dan perilakunya (Widodo, 2002).
Perilaku remaja akan banyak dipengaruhi oleh perilaku
kelompoknya. Perilaku kelompok remaja dapat terbentuk di dalam sekolah
maupun di luar sekolah. Jenis kegiatan kelompok biasanya ditetapkan oleh
kelompok yang bersangkutan, sehingga disamping ada kegiatan yang bernilai
positif sering pula ada berbagai kegiatan yang bernilai negatif, terutama apabila
kegiatan kelompok remaja ini merupakan kegiatan teman sebaya yang secara
bebas dilakukan dan tidak terawasi oleh orang dewasa, misalnya perilaku mereka
didalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial,
jika tidak dicermati kelompok sebaya merupakan hal yang sangat berpengaruh
dan menentukan perilaku dan perkembangan remaja maka perkembangan
program remaja akan menuju kearah yang negatif sehingga perlu adanya
pengawasan dari orang dewasa baik guru atau pun orang tua terhadap kegiatan
kelompoknya. Sosialisasi pada remaja nampak pada kesediaan remaja untuk
mengikuti kelompok remaja tertentu yang sesuai dengan minatnya. Keberhasilan
remaja dalam melakukan proses sosialisasi juga banyak dipengaruhi oleh sikap
orang tua dan orang-orang disekitarnya pada perkembangan sebelumnya (Widodo,
2002)
Internalisasi nilai yang dianut orang tua banyak melakukan kegiatan sosial
dimasyarakat akan menyebabkan remaja mudah melakukan proses sosialisasi
dalam masyarakat, sebaliknya remaja yang bersikap kaku dan salah tingkah
biasanya berasal dari orang tua yang bersikap eksklusif. Kriteria keberhasilan
remaja dalam melakukan sosialisasi dilihat dari keaktifan remaja dalam kegiatan
kelompok.
Kegagalan remaja dalam proses sosialisasi terutama dengan kelompok
sebaya akan menyebabkan remaja menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya
diri atau justru nampak dalam sikap yang sombong, keras kepala dan sering salah
tingkah bila berada dalam situasi sosial. Sikap sosial remaja terutama yang
berhubungan dengan proses sosialisasi dalam kelompok termanifestasi dalam
perilaku-perilaku seperti persaingan, perilaku seragam didalam kelompok,
menonjolkan diri atau menarik perhatian, menentang otoritas orang tua dan
kesadaran sosial (Widodo, 2002)
Perilaku yang positif akan menjadikan hubungan antar manusia atau
kelompok terasa nyaman. Apabila sudah terpenuhi secara psikologis maksud dan
proses dari perilaku yang kita tunjukan pada keluarga, lingkungan masyarakat
teman sekolah dan rekan kerja maka akan muncul harmonisasi dan keseimbangan
kehidupan pribadi, keluarga dan sosial. Perilaku kita akan terlihat baik apabila kita
bertindak sesuai norma-norma dan peraturan yang nantinya akan memunculkan
kenyamanan dalam kehidupan keseharian.
Perilaku manusia bukan dilihat dari hubungan sebab akibat, melainkan
dari keterkaitan normatif antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Budaya
menentukan perilaku yang dianggap tepat tentang bagaimana seharusnya
seseorang berperilaku. Perilaku yang tepat tersebut tergantung dari karakteristik
orang dan situasi. Posisi seseorang dalam suatu ruang sosial, peran-peran sosial
yang diharapkan, norma dan peraturan-peraturan dapat menjelaskan perilaku
manusia (Moghaddam dan Studer, dalam Utama, 2003)
Masyarakat kota Solo memiliki laju kosmopolit dan memiliki kedinamisan
yang tinggi. Banyak sekali kegiatan yang diselenggarakan baik itu yang
dilaksanakan setiap hari, setiap pekan, setiap bulan ataupun setiap tahun. Seperti
yang terlihat aktivitas rutin berkumpulnya anak-anak motor setiap malam minggu
di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Aktivitas ini terbilang cukup unik, karena para
pecinta motor, tua dan muda, secara berkelanjutan tidak pernah absen berkumpul
menurut klub motornya masing-masing, salah satunya yang dilakukan oleh
Surakarta Karisma Klub (SKC). Klub motor yang berdiri pada tanggal 12 Oktober
2003 ini merupakan suatu wadah pecinta, pemilik, pengguna sepeda motor Honda
Kharisma. Dengan berdirinya klub ini diharapkan mampu menjalin komunikasi,
informasi, termasuk juga sebagai sarana perkenalan dan berbagi rasa diantara
anggota mereka. Adapun anggota-anggota klub di Solo yang berjumlah 47 klub
motor dari berbagai merek dan jenisnya antara lain adalah seperti IKASO (Ikatan
Anak Astrea Supra Solo), ISSO (Ikatan Scooter Solo), Moncelo (Motor Ceper
Solo), SKC (Solo King Klub), SKAT cs (Surakarta Thunder Klub), SCC (Solo CB
Klub), SOC (SANEX Otomotif Klub), VESO (Vega Solo), SSC (Solo Shogun
Klub), SCS (Suzuki Klub Surakarta), SOBEC (Solo Bebek Community),
MOKOES (Motor Koening Solo), CHAS (Klub Honda Astrea Solo), SAT cs
(Satria Klub Surakarta), NRC (NSR Racing Club), MHCS (Motor Honda C 90
Club Surakarta) dan yang lainnya. Diantaranya juga ada klub motor yang
digunakan untuk ajang promosi seperti Mentari dan Djarum Black yang
menggunakan sistem kontrak dengan jangka waktu tertentu.
Aktivitas klub motor ini biasanya dimulai sekitar jam 21.00 WIB hingga
24.00 WIB disepanjang jalan Slamet Riyadi. Ada dua agenda utama dalam
aktivitas ini, agenda pertama adalah kumpul bersama membahas rencana kegiatan
klub mendatang ataupun sekedar berbagi cerita, berbaur dan bercanda diantara
mereka. Setelah itu sekitar pukul 23.00 WIB mereka melakukan rolling, yaitu
konvoi berkeliling kota Solo. Solidaritas yang terjalin diantara klub motor
terbilang tinggi, keakraban terlihat dari cara mereka menyapa sesama anggota
klub dengan mengangkat tangan, mengacungkan jempol kepada anggota klub
yang lain yang mereka balas dengan antusias pula. Keakraban ini tak hanya
berlaku pada sesama anggota klub motor saja, tetapi juga dengan klub lain seperti
klub-klub mobil yang sama-sama mengadakan aktivitas klubnya.
Di dalam klub mereka bisa mengekspresikan kemampuan yang
dimilikinya ke dalam bentuk kreativitas yang dimunculkan dalam bentuk
modifikasi sepeda motor yang mereka miliki, dan membuat sedemikian rupa
bentuk yang akan diubah sehingga dapat menjadikan sebuah hasil karya seni yang
sangat mahal dengan berbagai jenis modifikasi yang dapat mereka kreasikan ke
dalam bentuk karya seni yang indah dilihat, dari apa yang sudah mereka miliki.
Modifikasi motor ini banyak jenisnya, yang paling banyak dan sepertinya
wajib dilakukan para modifikator motor adalah membuat motornya menjadi
pendek, atau yang lebih akrab disebut ceper Membuat motor ceper ini tidak
tanggung-tanggung ada beberapa orang menceperkan motor ini sampai hampir
menyentuh tanah, ada juga yang sampai yang menghilangkan sok beker belakang
untuk mendapatkan tingkat kependekan motor yang mereka inginkan.
Model air brusher mereka mengecat sedemikian rupa motornya dalam
berbagai bentuk dan model gambar yang sudah mereka buat atau miliki, kemudian
mereka tuangkan didalam bentuk cat atau lukisan gambar pada motor mereka
sehingga menghasilkan sebuah hasil karya seni yang sudah mereka tuangkan
dalam kendaraan yang mereka miliki.
Banyaknya anak pada jaman sekarang yang mempunyai keinginan untuk
memodifikasi motornya, demi untuk memuaskan hasrat mereka dalam
menuangkan ide-ide mereka. Tidak pandang dulu motor keluaran baru sampai
motor keluaran yang sudah lama tetap mereka jadikan sasaran didalam
mendapatkan sesuatu yang memuaskan, dan ada juga yang hanya sekedar ikut-
ikutan memodifikasi motornya dengan cara melihat majalah, Koran otomotif, dan
dari teman-teman mereka yang sudah dimodifikasi motornya, dari situlah mereka
terbawa sehingga mempunyai keinginan yang sama, itu merupakan suatu
kepuasan yang dimiliki mereka.
Berdasarkan dengan realita yang telah diuraikan diatas, perilaku remaja
yang muncul pada saat ini adalah aktivitas rutin berkumpulnya anak-anak motor
pada setiap malam minggu disepanjang jalan Slamet Riyadi. Aktivitas yang
mereka lakukan dari para pecinta motor, tua dan muda, secara continue tidak
pernah absen berkumpul menurut klub motornya masing-masing, salah satunya
yang dilakukan oleh Surakarta Karisma Klub (SKC), mulai pukul 21.00-24.00
malam disepanjang jalan Slamet Riyadi banyak dijumpai klub-klub motor dari
berbagai merek dari keluaran baru sampai keluaran lama. Agenda yang dilakukan
oleh mereka pada saat berkumpul diantaranya ngobrol bareng berbagi cerita,
berbaur, bercanda diantara mereka, menggoda cewek-cewek yang lewat didepan
mereka selain itu ada sisi kreativitas yang mereka tunjukan dalam bentuk
modifikasi yang mereka tuangkan lewat motor yang dimilikinya.
Kegiatan rutin yang dilakukan klub-klub motor yang ada di kota Solo pada
setiap malam minggunya bisa membuat para remaja lebih dapat mengekspresikan
dalam bentuk modifikasi motor yang mereka ingin lakukan sehingga menjadi
sesuatu yang memuaskan bagi dirinya sendiri ataupun buat orang lain dan ada
juga yang hanya sekedar ikut-ikutan memodifikasi motor dengan melihat majalah
dan tabloid otomotif, dari situlah mereka mendapatkan kepuasan dari dalam
dirinya, karena mereka ingin menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan untuk
orang lain dengan memodifikasi motornya, supaya bisa menarik perhatian dari
orang lain, ingin tampil berbeda dari pada yang lain, ingin mempunyai ciri khas
yang tidak dimiliki orang lain dan ingin dikenal oleh orang yang melihatnya.
Berkaitan dengan uraian diatas, maka timbul pertanyaan pada penulis,
faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku remaja memodifikasi
motor pada klub yang ada di kota Solo serta bagaimana rutinitas, aktivitas dan
kegiatan ketika berkumpul, rolling dan touring serta hubungan dengan sesama
anggota klub yang lain. Dari sinilah penulis merasa tertarik dan perlu melakukan
suatu kajian atau penelitian dengan judul : “Perilaku Remaja Anggota Klub
Modifikasi Motor Di kota Solo”.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini ialah perilaku remaja anggota klub modifikasi motor
di kota Solo, sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada
organisme tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi melalui suatu proses yang
diterima oleh organisme. Peneliti ingin mengungkap khususnya tentang
bagaimana perilaku remaja anggota klub modifikasi motor di kota Solo.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia terlahir ke dunia tentunya mempunyai peran dan fungsi yang
luhur, dengan syarat ia dapat berperan secara utuh dalam kancah kehidupan. Peran
yang dimaksud disini adalah apabila seorang manusia dapat memerankan diri
sebagai mahluk individu sekaligus sebagai mahluk sosial. Manusia merupakan
mahluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan
antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah,
tempat kerja, dan lingkungan disekitar mereka.
Manusia dalam hidup mengalami beberapa tahap perkembangan, dimana
masing-masing tahapan kehidupan memiliki titik krusial sendiri-sendiri. Namun
tentunya ada tahap-tahap yang dipandang menjadi titik tengah dari pada
permasalahan itu. Tahapan dalam hidup yang mungkin tidak terlupakan dan
banyak meninggalkan kenangan pada diri seseorang adalah masa remaja. Menurut
Simandjuntak (1984) bahwa masa remaja adalah suatu masa dimana mulai
muncul permasalah dari diri seseorang yang sifatnya mulai kompleks dimana pada
masa remaja ini seseorang anak mulai mengalami perubahan baik secara fisik
maupun secara psikologis yang sering menimbulkan rasa tidak aman dan tidak
tenang pada diri remaja. Masa remaja juga disebutkan sebagai masa peralihan dari
masa anak-anak menuju dewasa dengan batasan umur 12-19 tahun, yang ditandai
dengan timbulnya tanda pubertas yang pertama dan berakhir ketika anak remaja
itu mencapai kematangan fisik dan mental (Simandjuntak, 1984).
Remaja pada saat ini tidak lepas dari kata pergaulan seperti pada
kenyataan di masyarakat muncul istilah remaja gaul ataupun remaja yang tidak
gaul. Hal ini bermula dari remaja yang gemar bergaul dengan teman-teman sebaya
yang menyebut diri mereka gaul dan menyebut remaja yang hanya diam belajar di
rumah sebagai remaja yang tidak gaul. Hakikat pergaulan itu ditunjukkan antara
lain oleh derajat keakraban, frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi
diantara mereka, terutama faktor sejauh mana keterlibatan dan saling
mempengaruhi karena pepatah yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang
dapat hidup sendiri sangatlah tepat untuk kaum remaja. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, remaja sangat memerlukan kelompok sosial yang dapat
menerima dia sebagaimana adanya, karena corak dan kehidupan kelompok remaja
akan mempengaruhi gaya dan perilakunya dan sebaliknya remaja akan dapat
merubah perilaku remaja seperti pola dan perilakunya (Widodo, 2002).
Perilaku remaja akan banyak dipengaruhi oleh perilaku
kelompoknya. Perilaku kelompok remaja dapat terbentuk di dalam sekolah
maupun di luar sekolah. Jenis kegiatan kelompok biasanya ditetapkan oleh
kelompok yang bersangkutan, sehingga disamping ada kegiatan yang bernilai
positif sering pula ada berbagai kegiatan yang bernilai negatif, terutama apabila
kegiatan kelompok remaja ini merupakan kegiatan teman sebaya yang secara
bebas dilakukan dan tidak terawasi oleh orang dewasa, misalnya perilaku mereka
didalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial,
jika tidak dicermati kelompok sebaya merupakan hal yang sangat berpengaruh
dan menentukan perilaku dan perkembangan remaja maka perkembangan
program remaja akan menuju kearah yang negatif sehingga perlu adanya
pengawasan dari orang dewasa baik guru atau pun orang tua terhadap kegiatan
kelompoknya. Sosialisasi pada remaja nampak pada kesediaan remaja untuk
mengikuti kelompok remaja tertentu yang sesuai dengan minatnya. Keberhasilan
remaja dalam melakukan proses sosialisasi juga banyak dipengaruhi oleh sikap
orang tua dan orang-orang disekitarnya pada perkembangan sebelumnya (Widodo,
2002)
Internalisasi nilai yang dianut orang tua banyak melakukan kegiatan sosial
dimasyarakat akan menyebabkan remaja mudah melakukan proses sosialisasi
dalam masyarakat, sebaliknya remaja yang bersikap kaku dan salah tingkah
biasanya berasal dari orang tua yang bersikap eksklusif. Kriteria keberhasilan
remaja dalam melakukan sosialisasi dilihat dari keaktifan remaja dalam kegiatan
kelompok.
Kegagalan remaja dalam proses sosialisasi terutama dengan kelompok
sebaya akan menyebabkan remaja menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya
diri atau justru nampak dalam sikap yang sombong, keras kepala dan sering salah
tingkah bila berada dalam situasi sosial. Sikap sosial remaja terutama yang
berhubungan dengan proses sosialisasi dalam kelompok termanifestasi dalam
perilaku-perilaku seperti persaingan, perilaku seragam didalam kelompok,
menonjolkan diri atau menarik perhatian, menentang otoritas orang tua dan
kesadaran sosial (Widodo, 2002)
Perilaku yang positif akan menjadikan hubungan antar manusia atau
kelompok terasa nyaman. Apabila sudah terpenuhi secara psikologis maksud dan
proses dari perilaku yang kita tunjukan pada keluarga, lingkungan masyarakat
teman sekolah dan rekan kerja maka akan muncul harmonisasi dan keseimbangan
kehidupan pribadi, keluarga dan sosial. Perilaku kita akan terlihat baik apabila kita
bertindak sesuai norma-norma dan peraturan yang nantinya akan memunculkan
kenyamanan dalam kehidupan keseharian.
Perilaku manusia bukan dilihat dari hubungan sebab akibat, melainkan
dari keterkaitan normatif antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Budaya
menentukan perilaku yang dianggap tepat tentang bagaimana seharusnya
seseorang berperilaku. Perilaku yang tepat tersebut tergantung dari karakteristik
orang dan situasi. Posisi seseorang dalam suatu ruang sosial, peran-peran sosial
yang diharapkan, norma dan peraturan-peraturan dapat menjelaskan perilaku
manusia (Moghaddam dan Studer, dalam Utama, 2003)
Masyarakat kota Solo memiliki laju kosmopolit dan memiliki kedinamisan
yang tinggi. Banyak sekali kegiatan yang diselenggarakan baik itu yang
dilaksanakan setiap hari, setiap pekan, setiap bulan ataupun setiap tahun. Seperti
yang terlihat aktivitas rutin berkumpulnya anak-anak motor setiap malam minggu
di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Aktivitas ini terbilang cukup unik, karena para
pecinta motor, tua dan muda, secara berkelanjutan tidak pernah absen berkumpul
menurut klub motornya masing-masing, salah satunya yang dilakukan oleh
Surakarta Karisma Klub (SKC). Klub motor yang berdiri pada tanggal 12 Oktober
2003 ini merupakan suatu wadah pecinta, pemilik, pengguna sepeda motor Honda
Kharisma. Dengan berdirinya klub ini diharapkan mampu menjalin komunikasi,
informasi, termasuk juga sebagai sarana perkenalan dan berbagi rasa diantara
anggota mereka. Adapun anggota-anggota klub di Solo yang berjumlah 47 klub
motor dari berbagai merek dan jenisnya antara lain adalah seperti IKASO (Ikatan
Anak Astrea Supra Solo), ISSO (Ikatan Scooter Solo), Moncelo (Motor Ceper
Solo), SKC (Solo King Klub), SKAT cs (Surakarta Thunder Klub), SCC (Solo CB
Klub), SOC (SANEX Otomotif Klub), VESO (Vega Solo), SSC (Solo Shogun
Klub), SCS (Suzuki Klub Surakarta), SOBEC (Solo Bebek Community),
MOKOES (Motor Koening Solo), CHAS (Klub Honda Astrea Solo), SAT cs
(Satria Klub Surakarta), NRC (NSR Racing Club), MHCS (Motor Honda C 90
Club Surakarta) dan yang lainnya. Diantaranya juga ada klub motor yang
digunakan untuk ajang promosi seperti Mentari dan Djarum Black yang
menggunakan sistem kontrak dengan jangka waktu tertentu.
Aktivitas klub motor ini biasanya dimulai sekitar jam 21.00 WIB hingga
24.00 WIB disepanjang jalan Slamet Riyadi. Ada dua agenda utama dalam
aktivitas ini, agenda pertama adalah kumpul bersama membahas rencana kegiatan
klub mendatang ataupun sekedar berbagi cerita, berbaur dan bercanda diantara
mereka. Setelah itu sekitar pukul 23.00 WIB mereka melakukan rolling, yaitu
konvoi berkeliling kota Solo. Solidaritas yang terjalin diantara klub motor
terbilang tinggi, keakraban terlihat dari cara mereka menyapa sesama anggota
klub dengan mengangkat tangan, mengacungkan jempol kepada anggota klub
yang lain yang mereka balas dengan antusias pula. Keakraban ini tak hanya
berlaku pada sesama anggota klub motor saja, tetapi juga dengan klub lain seperti
klub-klub mobil yang sama-sama mengadakan aktivitas klubnya.
Di dalam klub mereka bisa mengekspresikan kemampuan yang
dimilikinya ke dalam bentuk kreativitas yang dimunculkan dalam bentuk
modifikasi sepeda motor yang mereka miliki, dan membuat sedemikian rupa
bentuk yang akan diubah sehingga dapat menjadikan sebuah hasil karya seni yang
sangat mahal dengan berbagai jenis modifikasi yang dapat mereka kreasikan ke
dalam bentuk karya seni yang indah dilihat, dari apa yang sudah mereka miliki.
Modifikasi motor ini banyak jenisnya, yang paling banyak dan sepertinya
wajib dilakukan para modifikator motor adalah membuat motornya menjadi
pendek, atau yang lebih akrab disebut ceper Membuat motor ceper ini tidak
tanggung-tanggung ada beberapa orang menceperkan motor ini sampai hampir
menyentuh tanah, ada juga yang sampai yang menghilangkan sok beker belakang
untuk mendapatkan tingkat kependekan motor yang mereka inginkan.
Model air brusher mereka mengecat sedemikian rupa motornya dalam
berbagai bentuk dan model gambar yang sudah mereka buat atau miliki, kemudian
mereka tuangkan didalam bentuk cat atau lukisan gambar pada motor mereka
sehingga menghasilkan sebuah hasil karya seni yang sudah mereka tuangkan
dalam kendaraan yang mereka miliki.
Banyaknya anak pada jaman sekarang yang mempunyai keinginan untuk
memodifikasi motornya, demi untuk memuaskan hasrat mereka dalam
menuangkan ide-ide mereka. Tidak pandang dulu motor keluaran baru sampai
motor keluaran yang sudah lama tetap mereka jadikan sasaran didalam
mendapatkan sesuatu yang memuaskan, dan ada juga yang hanya sekedar ikut-
ikutan memodifikasi motornya dengan cara melihat majalah, Koran otomotif, dan
dari teman-teman mereka yang sudah dimodifikasi motornya, dari situlah mereka
terbawa sehingga mempunyai keinginan yang sama, itu merupakan suatu
kepuasan yang dimiliki mereka.
Berdasarkan dengan realita yang telah diuraikan diatas, perilaku remaja
yang muncul pada saat ini adalah aktivitas rutin berkumpulnya anak-anak motor
pada setiap malam minggu disepanjang jalan Slamet Riyadi. Aktivitas yang
mereka lakukan dari para pecinta motor, tua dan muda, secara continue tidak
pernah absen berkumpul menurut klub motornya masing-masing, salah satunya
yang dilakukan oleh Surakarta Karisma Klub (SKC), mulai pukul 21.00-24.00
malam disepanjang jalan Slamet Riyadi banyak dijumpai klub-klub motor dari
berbagai merek dari keluaran baru sampai keluaran lama. Agenda yang dilakukan
oleh mereka pada saat berkumpul diantaranya ngobrol bareng berbagi cerita,
berbaur, bercanda diantara mereka, menggoda cewek-cewek yang lewat didepan
mereka selain itu ada sisi kreativitas yang mereka tunjukan dalam bentuk
modifikasi yang mereka tuangkan lewat motor yang dimilikinya.
Kegiatan rutin yang dilakukan klub-klub motor yang ada di kota Solo pada
setiap malam minggunya bisa membuat para remaja lebih dapat mengekspresikan
dalam bentuk modifikasi motor yang mereka ingin lakukan sehingga menjadi
sesuatu yang memuaskan bagi dirinya sendiri ataupun buat orang lain dan ada
juga yang hanya sekedar ikut-ikutan memodifikasi motor dengan melihat majalah
dan tabloid otomotif, dari situlah mereka mendapatkan kepuasan dari dalam
dirinya, karena mereka ingin menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan untuk
orang lain dengan memodifikasi motornya, supaya bisa menarik perhatian dari
orang lain, ingin tampil berbeda dari pada yang lain, ingin mempunyai ciri khas
yang tidak dimiliki orang lain dan ingin dikenal oleh orang yang melihatnya.
Berkaitan dengan uraian diatas, maka timbul pertanyaan pada penulis,
faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku remaja memodifikasi
motor pada klub yang ada di kota Solo serta bagaimana rutinitas, aktivitas dan
kegiatan ketika berkumpul, rolling dan touring serta hubungan dengan sesama
anggota klub yang lain. Dari sinilah penulis merasa tertarik dan perlu melakukan
suatu kajian atau penelitian dengan judul : “Perilaku Remaja Anggota Klub
Modifikasi Motor Di kota Solo”.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini ialah perilaku remaja anggota klub modifikasi motor
di kota Solo, sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada
organisme tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi melalui suatu proses yang
diterima oleh organisme. Peneliti ingin mengungkap khususnya tentang
bagaimana perilaku remaja anggota klub modifikasi motor di kota Solo.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :