BAB I
PENDAHULUAN
Industri di Indonesia yang diandalkan untuk mengelola roda
pembangunan di Indonesia dan mengalami peningkatan yang pesat serta
mampu manggeser sektor pertanian dalam prosentase GDP (Gross Domestic
Product), tidak terlepas dari krisis. Banyak pabrik yang tutup atau hanya
beroperasi pada setengah kapasitas terpasangnya. Hal ini disebabkan selain
tingginya harga bahan baku yang dipicu oleh apresiasi valuta asing, yang
semakin turunnya penjualan yang diakibatkan oleh melemahnya daya beli
masyarakat sehingga permintaan domestik turun. Disisi lain banyak
perusahaan manufaktur dibebani dengan hutang yang semakin membengkak
bagi yang melakukan pinjaman dalam valuta asing.
Hal tersebut berimbas pada turunnya kinerja banyak emiten sektor
industri di bursa efek Jakarta, yang diikuti dengan turunnya harga saham dan
pergerakan harga saham di sektor industri. Walaupun sulit diprediksi namun
tidaklah bisa dikatakan terus menurun. Kebangkitan kembali sektor industri
khususnya perusahaan manufaktur, dimasa mendatang tidaklah mustahil
seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia.
Harga saham dimasa mendatang bisa diperkirakan dengan melakukan
analisis fundamental serta menerapkan hubungan variabel-variabel dengan
beberapa metode tertentu sehingga diperoleh harga saham dimasa yang akan
2
datang. Analisis fundamental berfokus pada dan dilakukan terhadap aspek
fundamental dari perusahaan yang memasuki pasar modal. Dalam pendekatan
ini, dibuat perkiraan mengenai nilai hakiki setiap saham, atau diasumsikan
bahwa setiap saham memiliki nilai hakiki, yaitu nilai yang dilihat dari fakta.
Fakta yang dimaksud di sini ditentukan sesuai aspek fundamental seperti laba
per saham, dividen per saham, struktur permodalan, potensi pertumbuhan, dan
prospek usaha perusahaan (Sjahrir, 1995: 15).
Namun demikian, karena faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham sangatlah banyak, maka untuk melakukan analisis
fundamental diperlukan beberapa tahapan yang meliputi analisis kondisi
makro ekonomi, analisis industri, dan lebih spesifik adalah analisis kondisi
perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih karena selain jumlahnya yang
dominan dalam Bursa Efek Jakarta, juga karena peranannya dalam
menyumbang GDP Indonesaia paling besar dibanding sektor lainnya.
Sehubungan hal diatas, akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerakan harga saham di perusahaan manufaktur untuk itu secara spesifik
akan diteliti apakah pergerakan harga saham perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta selama ini dipengaruhi oleh rasio-rasio keuangan Price Earning
Ratio (PER), Debt Equity Ratio (DER), dan Dividen Per Share(DPS) yang
selama ini diberikan kepada para pemegang saham.
Secara empiris, bukti adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham dapat dilihat pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Beberapa penelitian tersebut antara lain :
3
a. Sulaiman tahun 1995 (dalam Shahib Natarsyah, 2000), meneliti tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham industri makanan
dan minuman di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa :
Return On Assets (ROA), Dividen Payout Ratio (DPR), Leverage
keuangan, tingkat pertumbuhan, likuiditas, struktur modal, dan tingkat
bunga deposito secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham.
Sedangkan secara parsial, ROA, tingkat pertumbuhan likuiditas, dan
tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Variabel lainnya tidak signifikan.
b. Hasil penelitian Kusdiyanto (1996), meneliti bank-bank go public dan
hasilnya menunjukkan bahwa Rate of Return on Total Assets, Kebijakan
Dividen, Financial Leverage, Tingkat Likuiditas, dan Tingkat Bunga
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat signifikan
terhadap Harga Saham bank-bank go public. Sedangkan Tingkat Likuiditas
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Harga Saham bank-bank go
public.
c. Syahib Natarsyah (2000), melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan harga saham pada perusahaan kelompok industri
barang konsumsi di pasar modal Indonesia, periode penelitian tahun 1990
sampai tahun 1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rerturn On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Book Value Per Share, dan Debt
Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh positip dan signifikan.
4
Sedangkan Dividen Payout Ratio berpengaruh positip tetapi tidak
signifikan.
d. Hasil penelitian lain yaitu dari Nanik Sisharini (2003), meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan asuransi
yang go public di BEJ dan menemukan hasil besarnya harga saham
dipengaruhi serentak dan bermakna oleh variabel tingkat pertumbuhan
Earning Per Share, Dividen Payout Ratio, Return On Assets, dan Tingkat
Bunga.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba
mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PRICE
EARNING RATIO (PER), DEBT EQUITY RATIO (DER), DAN DIVIDEN
PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, penulis secara tersirat telah
memberikan gambaran secara umum mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham di perusahaan manufaktur, maka untuk
memberikan arah penulisan dan kerangka pemahaman yang jelas
dikembangkan pokok permasalahan sebagai berikut: Variabel independen
manakah yang terbesar pengaruhnya terhadap variabel dependen ?
C. Pembatasan Masalah
5
Mengingat banyaknya saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang
mencakup banyak perusahaan, maka penelitian ini di batasi untuk meneliti
hanya perusahaan manufaktur. Dan dalam penelitian ini akan dianalisis tiga
faktor atau ukuran yang dianggap mempengaruhi pergerakan harga saham
perusahaan manufaktur, yaitu PER, DER, dan DPS yang diberikan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis variabel mana
yang memiliki pengaruh terbesar terhadap rata-rata harga saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil peneltian ini adalah
sebagai berikut :
PENDAHULUAN
Industri di Indonesia yang diandalkan untuk mengelola roda
pembangunan di Indonesia dan mengalami peningkatan yang pesat serta
mampu manggeser sektor pertanian dalam prosentase GDP (Gross Domestic
Product), tidak terlepas dari krisis. Banyak pabrik yang tutup atau hanya
beroperasi pada setengah kapasitas terpasangnya. Hal ini disebabkan selain
tingginya harga bahan baku yang dipicu oleh apresiasi valuta asing, yang
semakin turunnya penjualan yang diakibatkan oleh melemahnya daya beli
masyarakat sehingga permintaan domestik turun. Disisi lain banyak
perusahaan manufaktur dibebani dengan hutang yang semakin membengkak
bagi yang melakukan pinjaman dalam valuta asing.
Hal tersebut berimbas pada turunnya kinerja banyak emiten sektor
industri di bursa efek Jakarta, yang diikuti dengan turunnya harga saham dan
pergerakan harga saham di sektor industri. Walaupun sulit diprediksi namun
tidaklah bisa dikatakan terus menurun. Kebangkitan kembali sektor industri
khususnya perusahaan manufaktur, dimasa mendatang tidaklah mustahil
seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia.
Harga saham dimasa mendatang bisa diperkirakan dengan melakukan
analisis fundamental serta menerapkan hubungan variabel-variabel dengan
beberapa metode tertentu sehingga diperoleh harga saham dimasa yang akan
2
datang. Analisis fundamental berfokus pada dan dilakukan terhadap aspek
fundamental dari perusahaan yang memasuki pasar modal. Dalam pendekatan
ini, dibuat perkiraan mengenai nilai hakiki setiap saham, atau diasumsikan
bahwa setiap saham memiliki nilai hakiki, yaitu nilai yang dilihat dari fakta.
Fakta yang dimaksud di sini ditentukan sesuai aspek fundamental seperti laba
per saham, dividen per saham, struktur permodalan, potensi pertumbuhan, dan
prospek usaha perusahaan (Sjahrir, 1995: 15).
Namun demikian, karena faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham sangatlah banyak, maka untuk melakukan analisis
fundamental diperlukan beberapa tahapan yang meliputi analisis kondisi
makro ekonomi, analisis industri, dan lebih spesifik adalah analisis kondisi
perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih karena selain jumlahnya yang
dominan dalam Bursa Efek Jakarta, juga karena peranannya dalam
menyumbang GDP Indonesaia paling besar dibanding sektor lainnya.
Sehubungan hal diatas, akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerakan harga saham di perusahaan manufaktur untuk itu secara spesifik
akan diteliti apakah pergerakan harga saham perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Jakarta selama ini dipengaruhi oleh rasio-rasio keuangan Price Earning
Ratio (PER), Debt Equity Ratio (DER), dan Dividen Per Share(DPS) yang
selama ini diberikan kepada para pemegang saham.
Secara empiris, bukti adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham dapat dilihat pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Beberapa penelitian tersebut antara lain :
3
a. Sulaiman tahun 1995 (dalam Shahib Natarsyah, 2000), meneliti tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham industri makanan
dan minuman di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa :
Return On Assets (ROA), Dividen Payout Ratio (DPR), Leverage
keuangan, tingkat pertumbuhan, likuiditas, struktur modal, dan tingkat
bunga deposito secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham.
Sedangkan secara parsial, ROA, tingkat pertumbuhan likuiditas, dan
tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Variabel lainnya tidak signifikan.
b. Hasil penelitian Kusdiyanto (1996), meneliti bank-bank go public dan
hasilnya menunjukkan bahwa Rate of Return on Total Assets, Kebijakan
Dividen, Financial Leverage, Tingkat Likuiditas, dan Tingkat Bunga
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat signifikan
terhadap Harga Saham bank-bank go public. Sedangkan Tingkat Likuiditas
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Harga Saham bank-bank go
public.
c. Syahib Natarsyah (2000), melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan harga saham pada perusahaan kelompok industri
barang konsumsi di pasar modal Indonesia, periode penelitian tahun 1990
sampai tahun 1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rerturn On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Book Value Per Share, dan Debt
Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh positip dan signifikan.
4
Sedangkan Dividen Payout Ratio berpengaruh positip tetapi tidak
signifikan.
d. Hasil penelitian lain yaitu dari Nanik Sisharini (2003), meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan asuransi
yang go public di BEJ dan menemukan hasil besarnya harga saham
dipengaruhi serentak dan bermakna oleh variabel tingkat pertumbuhan
Earning Per Share, Dividen Payout Ratio, Return On Assets, dan Tingkat
Bunga.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba
mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PRICE
EARNING RATIO (PER), DEBT EQUITY RATIO (DER), DAN DIVIDEN
PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, penulis secara tersirat telah
memberikan gambaran secara umum mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham di perusahaan manufaktur, maka untuk
memberikan arah penulisan dan kerangka pemahaman yang jelas
dikembangkan pokok permasalahan sebagai berikut: Variabel independen
manakah yang terbesar pengaruhnya terhadap variabel dependen ?
C. Pembatasan Masalah
5
Mengingat banyaknya saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang
mencakup banyak perusahaan, maka penelitian ini di batasi untuk meneliti
hanya perusahaan manufaktur. Dan dalam penelitian ini akan dianalisis tiga
faktor atau ukuran yang dianggap mempengaruhi pergerakan harga saham
perusahaan manufaktur, yaitu PER, DER, dan DPS yang diberikan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis variabel mana
yang memiliki pengaruh terbesar terhadap rata-rata harga saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil peneltian ini adalah
sebagai berikut :