BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga perilaku ekonomi yaitu
BUMN, Swasta, dan koperasi. Pengelolaan BUMN sepenuhnya dilakukan oleh
pemerintah sehingga dapat dikatakan BUMN tidak hanya berperan sebagai usaha
bisnis semata namun juga merupakan bagian dari aparatur negara. Adapun pihak
swasta, dalam kegiatanya lebih menekankan pada usaha mencari laba. Berbeda
dengan kedua pelaku ekonomi yang lain, koperasi merupakan organisasi ekonomi
rakyat yang berlandaskan pada prinsip kekeluargaan.
Selama krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak pihak swasta
yang mengalami kebangkrutan. Bahkan pemerintah harus ikut menanggung
sebagian utang pihak swasta tersebut. Sebagai organisasi ekonomi rakyat,
keberadaan koperasi menjadi alat bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
perekonomian nasional. Hal ini tentu saja akan memperkokoh pondasi
perekonomian nasional yang sempat ambruk.Dari jenis koperasi yang ada,
koperasi karyawan adalah yang paling menonjol dan paling berkembang.
Seperti halnya dengan BUMN dan swasta, dalam penyelenggaraan operasi
kerjanya koperasi harus menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan
koperasi agak berbeda dengan laporan BUMN dan swasta, namun fungsinya
adalah sama yaitu untuk mengetahui posisi keuangan dan perkembangan kinerja
koperasi sekaligus sebagai bahan untuk mengambil kebijakan koperasi.
Dalam koperasi karyawan sangatlah penting untuk mengetahui keadaan
likuiditas dan solvabilitas usahanya, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan manajerialnya disegala aspek. Kebijakan menejerial
tersebut akan berpengaruh terhadap kepercayaan pihak ketiga misalnya bank.
Kepercayaan pihak ketiga terhadap koperasi adalah penting karena akan
membentuk “image” positif yang akan berpengaruh pada kebijaksanaan mereka
mengenai penanaman dana usaha koperasi koperasi yang bersangkutan.
Dengan mengetahui tingkat likuiditas dan solvabilitas akan dapat diukur
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajibanya sehinga pihak ketiga menjadi
mantap untuk menamamkan dananya pada koperasi.
Dalam realitasnya penerapan analisis rasio jarang digunakan oleh
koperasi, khususnya koperasi karyawan, kalaupun telah dilakukan analisis rasio,
analisis yang digunakan adalah membandingkan rasio sekarang dengan rasio
tahun yang lalu sehingga dapat diketahui perubahan perubahan dari rasio tersebut
dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis rasio dengan membandingkan
rasio-rasio dari suatu koperasi karyawan(compani ratio). Dengan cara ini dapat
diketahui posisi koperasi karyawan yang bersangkutan secara pasti, apakah
berada diatas ratio rata-rata , dibawah ratio rata-rata, atau berada pada rasio rata-
rata. Sehingga dapat diketahui kondisi nyata koperasi tersebut dalam lingkup
koperasi yang sejenis.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah membahas masalah rasio likuiditas
dan solvabilitas pada koperasi karyawan namun kebanyakan hanya merupakan
studi kasus dengan membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun
sebelumnya. Hal ini tentu saja tidak efisien untuk mengetahui keadaan suatu
koperasi, khususnya koperasi karyawan, karena tidak memberikan gambaran yang
pasti tentang keadaan koperasi tersebut secara nyata dalam lingkup koperasi yang
sejenis.
Oleh karena itu dalam penulisan ini penulis mengambil judul “ANALISIS
RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS KOPERASI KARYAWAN DI
KAB. KARANGANYAR “(PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR) yang
mana akan membandingkan rasio koperasi karyawan yang satu dengan yang lain.
B. Perumusan masalah
Analisis rasio digunakan untuk melihat kondisi sebenarnya dari usaha
koperasi.Dalam hal ini rasio likuiditas dan solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan koperasi karyawan dalam mengembalikan kewajiban
jangka panjang maupun jangka pendek.
Dalam penelitian ini permasalahan yang penulis kemukakan
adalah:
PENDAHULUAN
Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga perilaku ekonomi yaitu
BUMN, Swasta, dan koperasi. Pengelolaan BUMN sepenuhnya dilakukan oleh
pemerintah sehingga dapat dikatakan BUMN tidak hanya berperan sebagai usaha
bisnis semata namun juga merupakan bagian dari aparatur negara. Adapun pihak
swasta, dalam kegiatanya lebih menekankan pada usaha mencari laba. Berbeda
dengan kedua pelaku ekonomi yang lain, koperasi merupakan organisasi ekonomi
rakyat yang berlandaskan pada prinsip kekeluargaan.
Selama krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak pihak swasta
yang mengalami kebangkrutan. Bahkan pemerintah harus ikut menanggung
sebagian utang pihak swasta tersebut. Sebagai organisasi ekonomi rakyat,
keberadaan koperasi menjadi alat bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
perekonomian nasional. Hal ini tentu saja akan memperkokoh pondasi
perekonomian nasional yang sempat ambruk.Dari jenis koperasi yang ada,
koperasi karyawan adalah yang paling menonjol dan paling berkembang.
Seperti halnya dengan BUMN dan swasta, dalam penyelenggaraan operasi
kerjanya koperasi harus menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan
koperasi agak berbeda dengan laporan BUMN dan swasta, namun fungsinya
adalah sama yaitu untuk mengetahui posisi keuangan dan perkembangan kinerja
koperasi sekaligus sebagai bahan untuk mengambil kebijakan koperasi.
Dalam koperasi karyawan sangatlah penting untuk mengetahui keadaan
likuiditas dan solvabilitas usahanya, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan manajerialnya disegala aspek. Kebijakan menejerial
tersebut akan berpengaruh terhadap kepercayaan pihak ketiga misalnya bank.
Kepercayaan pihak ketiga terhadap koperasi adalah penting karena akan
membentuk “image” positif yang akan berpengaruh pada kebijaksanaan mereka
mengenai penanaman dana usaha koperasi koperasi yang bersangkutan.
Dengan mengetahui tingkat likuiditas dan solvabilitas akan dapat diukur
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajibanya sehinga pihak ketiga menjadi
mantap untuk menamamkan dananya pada koperasi.
Dalam realitasnya penerapan analisis rasio jarang digunakan oleh
koperasi, khususnya koperasi karyawan, kalaupun telah dilakukan analisis rasio,
analisis yang digunakan adalah membandingkan rasio sekarang dengan rasio
tahun yang lalu sehingga dapat diketahui perubahan perubahan dari rasio tersebut
dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis rasio dengan membandingkan
rasio-rasio dari suatu koperasi karyawan(compani ratio). Dengan cara ini dapat
diketahui posisi koperasi karyawan yang bersangkutan secara pasti, apakah
berada diatas ratio rata-rata , dibawah ratio rata-rata, atau berada pada rasio rata-
rata. Sehingga dapat diketahui kondisi nyata koperasi tersebut dalam lingkup
koperasi yang sejenis.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah membahas masalah rasio likuiditas
dan solvabilitas pada koperasi karyawan namun kebanyakan hanya merupakan
studi kasus dengan membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun
sebelumnya. Hal ini tentu saja tidak efisien untuk mengetahui keadaan suatu
koperasi, khususnya koperasi karyawan, karena tidak memberikan gambaran yang
pasti tentang keadaan koperasi tersebut secara nyata dalam lingkup koperasi yang
sejenis.
Oleh karena itu dalam penulisan ini penulis mengambil judul “ANALISIS
RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS KOPERASI KARYAWAN DI
KAB. KARANGANYAR “(PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR) yang
mana akan membandingkan rasio koperasi karyawan yang satu dengan yang lain.
B. Perumusan masalah
Analisis rasio digunakan untuk melihat kondisi sebenarnya dari usaha
koperasi.Dalam hal ini rasio likuiditas dan solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan koperasi karyawan dalam mengembalikan kewajiban
jangka panjang maupun jangka pendek.
Dalam penelitian ini permasalahan yang penulis kemukakan
adalah: