BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada banyaknya
persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang
akan menimbulkan kesulitan dalam proses perencanaan dan pengendalian
manajemen. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk dapat
merencanakan masa depan dengan sungguh-sungguh sehingga perusahaan
dapat bertahan dan bersaing dalam persaingan yang semakin ketat. Kemajuan
dari perusahaan sangat bergantung pada pengelolaan manajemen yang ada
dalam perusahaan, agar manajemen dapat menjalankan fungsinya sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai maka diperlukan alat bantu
bagi manajemen, dimana salah satu alatnya adalah sistem penganggaran.
Manajemen perusahaan seringkali menggunakan anggaran sebagai
alat pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja
yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi manajer puncak
untuk meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mekanisme pengendalian organisasi seperti struktur organisasi, agar
manajer dan karyawan bisa mengetahui bagaimana mereka menyesuaikan
arah dan tujuan serta apa yang diharapkan.
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
1
2
seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan
datang (Ellen Cristina : 2001). Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh
manajer puncak sangat menentukan perilaku bawahannya sehingga dalam
penyusunan anggaran diperlukan perhatian yang lebih terhadap perilaku-
perilaku yang berkaitan dengan anggaran agar dapat memotivasi para manajer
tingkat menengah dan bawah dalam mencapai tujuan organisasi melalui
anggaran. Dengan demikian manajer puncak akan berusaha menggunakan
metode penyusunan anggaran yang lebih baik agar tujuan yang telah
direncanakan dapat tercapai.
Sistem penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu pendekatan dari atas ke bawah (topdown approach),
pendekatan dari bawah ke atas (bottom up approach), dan pendekatan
partisipasi. Penyusunan anggaran dengan pendekatan dari atas ke bawah
anggaran disusun oleh manajer tingkat atas dan kemudian manajer pelaksana
(manajer tingkat menengah dan bawah) melaksanakan anggaran yang telah
dibuat. Penyusunan anggaran dengan pendekatan dari bawah ke atas,
anggaran disusun oleh manajer perusahaan dengan informasi dari staf
manajemen mengenai keadaan perusahaan secara keseluruhan dan manajer
tingkat atas menilai sekaligus mengesahkan anggaran tersebut. Penyusunan
anggaran dengan pendekatan partisipasi, anggaran disusun oleh manajer
tingkat atas dengan mengikutsertakan manajer tingkat menengah dan manajer
tingkat bawah.
3
Partisipasi manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah
diharapkan mampu memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab. Partisipasi merupakan teknik manajemen yang efektif karena
para manajer dapat menerima dan melaksanakan secara penuh tanggungjawab
atas anggaran yang telah disusun. Anggaran yang disusun secara partisipatif
cenderung akan lebih realistis.
Beberapa penelitian empiris menunjukkan adanya ketidakpastian
pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial, penelitian yang
dilakukan oleh Riyadi (2000), Trisnawati (2000), Kurniawati (2004),
menemukan bahwa partisipasi mempunyai hubungan yang positif dengan
kinerja manajerial, namun penelitian yang dilakukan oleh Supomo dan
Indriantoro (1998), Ratih (2004) menyatakan bahwa partisipasi dengan
kinerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Lestari dan Sudaryono
(1994), Kurniawati (2004) menyatakan bahwa partisipasi manajer dalam
penetapan anggaran mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan
kerja.
Supomo dan Indriantoro (1998) dalam penelitiannya mengenai
pengaruh struktur organisasional terhadap keefektifan penganggaran
partisipatif menemukan bahwa penganggaran partisipatif mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial pada struktur desentralisasi,
penelitian ini didukung oleh Riyadi (2000) yang menyatakan bahwa interaksi
antara partisipasi penyusunan anggaran dengan pelimpahan wewenang yang
terdesentralisasi secara signifikan berpengaruh pada kinerja manajerial, tetapi
4
penelitan tersebut bertentangan dengan penelitian Riyanto (1999) yang
menemukan bahwa partisipasi berpengaruh negatif terhadap kinerja
manajerial pada struktur terdesentralisasi.
Penelitian tentang pengaruh struktur organisaonal terhadap keefektifan
penganggaran partisipatif dalam peningkatan kinerja manajerial dan kepuasan
kerja, sebelumnya telah dilakukan oleh Anita Kurniawati (2004).
Penelitiannya menggunakan sampel manajer menengah yaitu kepala bagian
atau devisi yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun studi empiris
pada Rumah Sakit di Surakarta. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa penganggaran partisipatif mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja pada struktur organisasi
desentralisasi, karena letak geografis Solo dengan Klaten tidak berjauhan
maka penulis ingin mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan
anggaran juga akan mempengaruhi kinerja manajerial dan kepuasan kerja
pada Rumah Sakit yang ada di Klaten.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong untuk
mengangkat permasalahan dalam bentuk penelitian dengan judul
“PENGARUH
STRUKTUR ORGANISASIONAL
TERHADAP
KEEFEKTIFAN
PENGANGGARAN
PARTISIPATIF
DALAM
PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL DAN KEPUASAN KERJA
(Studi Empiris pada Rumah Sakit di Klaten )”.
B. Perumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka pokok
permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini yaitu :
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada banyaknya
persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang
akan menimbulkan kesulitan dalam proses perencanaan dan pengendalian
manajemen. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk dapat
merencanakan masa depan dengan sungguh-sungguh sehingga perusahaan
dapat bertahan dan bersaing dalam persaingan yang semakin ketat. Kemajuan
dari perusahaan sangat bergantung pada pengelolaan manajemen yang ada
dalam perusahaan, agar manajemen dapat menjalankan fungsinya sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai maka diperlukan alat bantu
bagi manajemen, dimana salah satu alatnya adalah sistem penganggaran.
Manajemen perusahaan seringkali menggunakan anggaran sebagai
alat pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja
yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi manajer puncak
untuk meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mekanisme pengendalian organisasi seperti struktur organisasi, agar
manajer dan karyawan bisa mengetahui bagaimana mereka menyesuaikan
arah dan tujuan serta apa yang diharapkan.
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
1
2
seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan
datang (Ellen Cristina : 2001). Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh
manajer puncak sangat menentukan perilaku bawahannya sehingga dalam
penyusunan anggaran diperlukan perhatian yang lebih terhadap perilaku-
perilaku yang berkaitan dengan anggaran agar dapat memotivasi para manajer
tingkat menengah dan bawah dalam mencapai tujuan organisasi melalui
anggaran. Dengan demikian manajer puncak akan berusaha menggunakan
metode penyusunan anggaran yang lebih baik agar tujuan yang telah
direncanakan dapat tercapai.
Sistem penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu pendekatan dari atas ke bawah (topdown approach),
pendekatan dari bawah ke atas (bottom up approach), dan pendekatan
partisipasi. Penyusunan anggaran dengan pendekatan dari atas ke bawah
anggaran disusun oleh manajer tingkat atas dan kemudian manajer pelaksana
(manajer tingkat menengah dan bawah) melaksanakan anggaran yang telah
dibuat. Penyusunan anggaran dengan pendekatan dari bawah ke atas,
anggaran disusun oleh manajer perusahaan dengan informasi dari staf
manajemen mengenai keadaan perusahaan secara keseluruhan dan manajer
tingkat atas menilai sekaligus mengesahkan anggaran tersebut. Penyusunan
anggaran dengan pendekatan partisipasi, anggaran disusun oleh manajer
tingkat atas dengan mengikutsertakan manajer tingkat menengah dan manajer
tingkat bawah.
3
Partisipasi manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah
diharapkan mampu memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab. Partisipasi merupakan teknik manajemen yang efektif karena
para manajer dapat menerima dan melaksanakan secara penuh tanggungjawab
atas anggaran yang telah disusun. Anggaran yang disusun secara partisipatif
cenderung akan lebih realistis.
Beberapa penelitian empiris menunjukkan adanya ketidakpastian
pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial, penelitian yang
dilakukan oleh Riyadi (2000), Trisnawati (2000), Kurniawati (2004),
menemukan bahwa partisipasi mempunyai hubungan yang positif dengan
kinerja manajerial, namun penelitian yang dilakukan oleh Supomo dan
Indriantoro (1998), Ratih (2004) menyatakan bahwa partisipasi dengan
kinerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Lestari dan Sudaryono
(1994), Kurniawati (2004) menyatakan bahwa partisipasi manajer dalam
penetapan anggaran mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan
kerja.
Supomo dan Indriantoro (1998) dalam penelitiannya mengenai
pengaruh struktur organisasional terhadap keefektifan penganggaran
partisipatif menemukan bahwa penganggaran partisipatif mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial pada struktur desentralisasi,
penelitian ini didukung oleh Riyadi (2000) yang menyatakan bahwa interaksi
antara partisipasi penyusunan anggaran dengan pelimpahan wewenang yang
terdesentralisasi secara signifikan berpengaruh pada kinerja manajerial, tetapi
4
penelitan tersebut bertentangan dengan penelitian Riyanto (1999) yang
menemukan bahwa partisipasi berpengaruh negatif terhadap kinerja
manajerial pada struktur terdesentralisasi.
Penelitian tentang pengaruh struktur organisaonal terhadap keefektifan
penganggaran partisipatif dalam peningkatan kinerja manajerial dan kepuasan
kerja, sebelumnya telah dilakukan oleh Anita Kurniawati (2004).
Penelitiannya menggunakan sampel manajer menengah yaitu kepala bagian
atau devisi yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun studi empiris
pada Rumah Sakit di Surakarta. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa penganggaran partisipatif mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja pada struktur organisasi
desentralisasi, karena letak geografis Solo dengan Klaten tidak berjauhan
maka penulis ingin mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan
anggaran juga akan mempengaruhi kinerja manajerial dan kepuasan kerja
pada Rumah Sakit yang ada di Klaten.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong untuk
mengangkat permasalahan dalam bentuk penelitian dengan judul
“PENGARUH
STRUKTUR ORGANISASIONAL
TERHADAP
KEEFEKTIFAN
PENGANGGARAN
PARTISIPATIF
DALAM
PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL DAN KEPUASAN KERJA
(Studi Empiris pada Rumah Sakit di Klaten )”.
B. Perumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka pokok
permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini yaitu :