BAB I
PENDAHULUAN
Bursa Efek Jakarta merupakan pasar modal yang sedang berkembang
yang perdagangannya jarang terjadi atau dise but juga dengan pasar yang tipis
(thin market). Konsekuensi perdagangan yang jarang terjadi di pasar yang tipis
adalah terjadinya perdagangan yang tidak sinkron. Hal ini berakibat beta yang
bias.
Beberapa metode yang digunakan untuk mengoreksi bias yang terjadi
untuk beta sekuritas akibat perdagangan yang tidak sinkron adalah metode
Scholes dan William, Dimson, Fowler dan Rorke, menghitung beta dengan
menggunakan periode maju (lead) dan periode mundur (lag) dengan hasil nilai
rata-rata beta setelah di koreksi mendekati nilai satu.
Konsep beta hingga saat ini merupakan konsep yang sangat penting
dalam manajemen portofolio. Peran beta dalam manajemen portofolio pada
dasarnya dibagi menjadi tiga peran utama, yaitu (1) meramalkan resiko sistematis
portofolio, (2) ukuran risiko sistematis yang terjadi (realized market risk), (3)
meramalkan return yang diharapka n dari suatu portofolio (Tandelilin dan Lantara,
2001).
Investor sebelum melakukan investasi di Bursa saham akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan investasi. Informasi yang dibutuhkan dapat berupa
1
2
laporan keuangan dan informasi di luar keuangan perusahaan. Melalui laporan
keuangan akan terlihat kemampuan perusahaan ditinjau dari segi keuangan
sedangkan informasi diluar keuangan akan memperlihatkan posisi dan keadaan
perusahaan ditinjau dari sisi lain misalnya kebijakan perusahaan.
Investor yang melakukan investasi akan selalu menghadapi dua hal
utama yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dihadapi.
Apabila investor dihadapkan dalam dua alternatif investasi yang akan memberikan
keuntungan yang sama tetapi mempunyai risiko yang berbeda, maka investor akan
memilih investasi dengan risiko yang terkecil. Investasi dalam saham merupakan
investasi berisiko sehingga dalam pengambilan keputusan faktor risiko menjadi
faktor yang penting yang harus dipertimbangkan. Risiko berkaitan dengan
ketidakpastian tingkat pengembalian (return).
Risiko dalam investasi saham dapat dibagi menjadi dua risiko yaitu
risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan cara
diversifikasi saham dan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat
dihilangkan dengan cara diversifikasi saham
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal yaitu: risiko dan
return. Risiko mempunyai hubungan positif dan linier terhadap return yang
diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar resiko, semakin besar
pula return yang diharapkan oleh para investor.
Beta merupakan pengukur risiko sistematis digunakan untuk
mengestimasi tingkat keuntungan yang diharapkan. Pengukuran beta tidak
terlepas dari faktor-faktor fundamental dan karaktristik pasar yang
3
mempengaruhinya. Penggunaan beta bukan hanya bisa memperkecil jumlah
variabel yang bias ditaksir , tetapi penggunaan beta juga memungkinkan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi beta
tersebut
Setiawan (2003) me neliti tentang analisis faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi risiko sistematis sebelum dan selama krisis moneter. Faktor-
faktor fundamental tersebut adalah asset growth, laverage, likuiditas, total asset
turnover, dan return on investment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada
periode sebelum krisis moneter, faktor fundamental secara simultan berpengaruh
terhadap beta. Secara parsial, faktor fundamental yang berpengaruh adalah total
asset turnover, dan return on investment , sedangkan pada pe riode selama krisis
moneter, faktor fundamental secara simultan tidak berpengaruh signifikan. Secara
parsial menunjukkan laverage berpengaruh.
Sedangkan beta adalah resiko yang disebabkan oleh faktor - faktor makro
yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan
diverifikasi. Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi perekonomian, perubahan
tingkat suku bunga, inflasi dan kebijakan pajak.
Penelitian tentang isu stabilitas beta telah dilakukan ole h Tandelilin
(2001) pada pasar bearish dan bullish.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
memastikan beta saham yang dihitung pada dua jenis kondisi pasar tersebut bisa
menjelaskan return saham di pasar modal Indonesia. Pengujian ini menunjukkan
bahwa terdapat indikasi kemampuan beta portofolio saham bullish dan bearish
untuk menjelaskan portofolio saham-saham yang dijadikan sampel dalam
4
penelitian ini secara signifikan. Hasil koreksi beta dengan menggunakan metode
Fowler dan Rorke satu lead dan lag, yang digunakan dalam penelitian ini telah
terbukti mampu mengurangi bias beta.
Setiawan dan Hartono menguji keputusan efisiensi pasar dengan
menganalisa pengumuman deviden meningkat pada Bursa efek Jakarta. Analisis
ini meliputi tiga aspek yaitu kandungan informasi, kecepatan reaksi pasar dan
ketepatan reaksi pasar. Sample penelitian ini adalah 132 perusahaan selama
periode 1992—1996. Diskripsi sampel menunjukkan bahwa hari perda gangan
aktif selama periode estimasi sebesar 44,92% dengan nilai beta 0,644. Setelah
dikembangkan dengan metode Fowler dan Rorke empat lead dan empat lag nilai
beta bertambah menjadi 0,84. Analisis ini menunjukkan bahwa tanggal
pengumuman deviden, pasar secara signifikan.
Tandelilin (1997) melakukan penelitian faktor-faktor yang
mempengaruhi beta di Bursa Efek Jakarta. Adapun faktor yang digunakan dalam
penelitian adalah faktor ekonomi makro dan variabel keuangan. Faktor ekonomi
makro yang digunakan adalah pendapatan daerah bruto, tingkat inflasi dan tingkat
suku bunga. Sedangkan variabel keuangan yang digunakan adalah terdiri dari
rasio yang mencakup liquidity ratio, laverage ratio, probability ratio, capital
market ratio dan firm size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian
dari variabel keuangan saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta
saham. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Budiarti (1996), Sufiyati (1997),
Retnaningdiah (1998), Satoto (1998), Suherman (1998) dan Indriastuti (1999)
dengan hasil yang tidak konsisten.
5
Pada penelitian ini peneliti akan memakai variabel-variabel yang
digunakan oleh Beaver et. al (1970) dan Tendelilin (1997) yang oleh mereka
dianggap merupakan variabel-variabel yang berhubungan dengan resiko. Oleh
karena itu peneliti akan menggunakan lima macam variabel tersebut atas asset
growth, liquidity, financial laverage, total asset turnover dan return on
investment.
Penelitian ini merupakan replika dari penelitian yang telah dilakukan
oleh Ervina Hani (2003). Perbedaan dengan penelitian terdahulu, antara lain
penulis menggunakan sampel perusahan non manufaktur yang terdaftar di BEJ
untuk tahun 2001-2003 dengan pertimbangan dengan rentang waktu yang pendek
kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil analisis. Maka penulis mengambil
judul “ PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP
BETA SAHAM STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN NON
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ PERIODE 2001-2003”
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan menguji apakah variabel-variabel keuangan yang
meliputi asset growth, liquidity, financial laverage, total asset turn over dan
return on invesment mempengaruhi beta saham perusahaan non manufaktur di
Bursa Efek Jakarta.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini merupakan studi empiris, yang mana dalam penelitian ini
membahas pengaruh variabel keuangan terhadap beta saham yang dilakukan oleh
6
perusahaan non manufaktur di Indonesia dengan menganalisis faktor-faktor asset
growth, liquidity, financial laverage, total asset turnover dan return on invesment.
Variabel ini merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh investor dalam
menganalisis kinerja dan prospek perusahaan (Gibson, 1997). Obyek penelitian ini
di batasi hanya pada perusahaan-perusahaan non manufaktur di BEJ dan data yang
digunakan adalah untuk tiga tahun yaitu tahun 2001-2003, rentang waktu yang
pendek kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil analisis.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi beta
saham dan sejauh mana pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap beta saham
perusahaan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan antara lain:
PENDAHULUAN
Bursa Efek Jakarta merupakan pasar modal yang sedang berkembang
yang perdagangannya jarang terjadi atau dise but juga dengan pasar yang tipis
(thin market). Konsekuensi perdagangan yang jarang terjadi di pasar yang tipis
adalah terjadinya perdagangan yang tidak sinkron. Hal ini berakibat beta yang
bias.
Beberapa metode yang digunakan untuk mengoreksi bias yang terjadi
untuk beta sekuritas akibat perdagangan yang tidak sinkron adalah metode
Scholes dan William, Dimson, Fowler dan Rorke, menghitung beta dengan
menggunakan periode maju (lead) dan periode mundur (lag) dengan hasil nilai
rata-rata beta setelah di koreksi mendekati nilai satu.
Konsep beta hingga saat ini merupakan konsep yang sangat penting
dalam manajemen portofolio. Peran beta dalam manajemen portofolio pada
dasarnya dibagi menjadi tiga peran utama, yaitu (1) meramalkan resiko sistematis
portofolio, (2) ukuran risiko sistematis yang terjadi (realized market risk), (3)
meramalkan return yang diharapka n dari suatu portofolio (Tandelilin dan Lantara,
2001).
Investor sebelum melakukan investasi di Bursa saham akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan investasi. Informasi yang dibutuhkan dapat berupa
1
2
laporan keuangan dan informasi di luar keuangan perusahaan. Melalui laporan
keuangan akan terlihat kemampuan perusahaan ditinjau dari segi keuangan
sedangkan informasi diluar keuangan akan memperlihatkan posisi dan keadaan
perusahaan ditinjau dari sisi lain misalnya kebijakan perusahaan.
Investor yang melakukan investasi akan selalu menghadapi dua hal
utama yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dihadapi.
Apabila investor dihadapkan dalam dua alternatif investasi yang akan memberikan
keuntungan yang sama tetapi mempunyai risiko yang berbeda, maka investor akan
memilih investasi dengan risiko yang terkecil. Investasi dalam saham merupakan
investasi berisiko sehingga dalam pengambilan keputusan faktor risiko menjadi
faktor yang penting yang harus dipertimbangkan. Risiko berkaitan dengan
ketidakpastian tingkat pengembalian (return).
Risiko dalam investasi saham dapat dibagi menjadi dua risiko yaitu
risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan cara
diversifikasi saham dan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat
dihilangkan dengan cara diversifikasi saham
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal yaitu: risiko dan
return. Risiko mempunyai hubungan positif dan linier terhadap return yang
diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar resiko, semakin besar
pula return yang diharapkan oleh para investor.
Beta merupakan pengukur risiko sistematis digunakan untuk
mengestimasi tingkat keuntungan yang diharapkan. Pengukuran beta tidak
terlepas dari faktor-faktor fundamental dan karaktristik pasar yang
3
mempengaruhinya. Penggunaan beta bukan hanya bisa memperkecil jumlah
variabel yang bias ditaksir , tetapi penggunaan beta juga memungkinkan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi beta
tersebut
Setiawan (2003) me neliti tentang analisis faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi risiko sistematis sebelum dan selama krisis moneter. Faktor-
faktor fundamental tersebut adalah asset growth, laverage, likuiditas, total asset
turnover, dan return on investment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada
periode sebelum krisis moneter, faktor fundamental secara simultan berpengaruh
terhadap beta. Secara parsial, faktor fundamental yang berpengaruh adalah total
asset turnover, dan return on investment , sedangkan pada pe riode selama krisis
moneter, faktor fundamental secara simultan tidak berpengaruh signifikan. Secara
parsial menunjukkan laverage berpengaruh.
Sedangkan beta adalah resiko yang disebabkan oleh faktor - faktor makro
yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan
diverifikasi. Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi perekonomian, perubahan
tingkat suku bunga, inflasi dan kebijakan pajak.
Penelitian tentang isu stabilitas beta telah dilakukan ole h Tandelilin
(2001) pada pasar bearish dan bullish.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
memastikan beta saham yang dihitung pada dua jenis kondisi pasar tersebut bisa
menjelaskan return saham di pasar modal Indonesia. Pengujian ini menunjukkan
bahwa terdapat indikasi kemampuan beta portofolio saham bullish dan bearish
untuk menjelaskan portofolio saham-saham yang dijadikan sampel dalam
4
penelitian ini secara signifikan. Hasil koreksi beta dengan menggunakan metode
Fowler dan Rorke satu lead dan lag, yang digunakan dalam penelitian ini telah
terbukti mampu mengurangi bias beta.
Setiawan dan Hartono menguji keputusan efisiensi pasar dengan
menganalisa pengumuman deviden meningkat pada Bursa efek Jakarta. Analisis
ini meliputi tiga aspek yaitu kandungan informasi, kecepatan reaksi pasar dan
ketepatan reaksi pasar. Sample penelitian ini adalah 132 perusahaan selama
periode 1992—1996. Diskripsi sampel menunjukkan bahwa hari perda gangan
aktif selama periode estimasi sebesar 44,92% dengan nilai beta 0,644. Setelah
dikembangkan dengan metode Fowler dan Rorke empat lead dan empat lag nilai
beta bertambah menjadi 0,84. Analisis ini menunjukkan bahwa tanggal
pengumuman deviden, pasar secara signifikan.
Tandelilin (1997) melakukan penelitian faktor-faktor yang
mempengaruhi beta di Bursa Efek Jakarta. Adapun faktor yang digunakan dalam
penelitian adalah faktor ekonomi makro dan variabel keuangan. Faktor ekonomi
makro yang digunakan adalah pendapatan daerah bruto, tingkat inflasi dan tingkat
suku bunga. Sedangkan variabel keuangan yang digunakan adalah terdiri dari
rasio yang mencakup liquidity ratio, laverage ratio, probability ratio, capital
market ratio dan firm size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian
dari variabel keuangan saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta
saham. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Budiarti (1996), Sufiyati (1997),
Retnaningdiah (1998), Satoto (1998), Suherman (1998) dan Indriastuti (1999)
dengan hasil yang tidak konsisten.
5
Pada penelitian ini peneliti akan memakai variabel-variabel yang
digunakan oleh Beaver et. al (1970) dan Tendelilin (1997) yang oleh mereka
dianggap merupakan variabel-variabel yang berhubungan dengan resiko. Oleh
karena itu peneliti akan menggunakan lima macam variabel tersebut atas asset
growth, liquidity, financial laverage, total asset turnover dan return on
investment.
Penelitian ini merupakan replika dari penelitian yang telah dilakukan
oleh Ervina Hani (2003). Perbedaan dengan penelitian terdahulu, antara lain
penulis menggunakan sampel perusahan non manufaktur yang terdaftar di BEJ
untuk tahun 2001-2003 dengan pertimbangan dengan rentang waktu yang pendek
kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil analisis. Maka penulis mengambil
judul “ PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP
BETA SAHAM STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN NON
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ PERIODE 2001-2003”
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan menguji apakah variabel-variabel keuangan yang
meliputi asset growth, liquidity, financial laverage, total asset turn over dan
return on invesment mempengaruhi beta saham perusahaan non manufaktur di
Bursa Efek Jakarta.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini merupakan studi empiris, yang mana dalam penelitian ini
membahas pengaruh variabel keuangan terhadap beta saham yang dilakukan oleh
6
perusahaan non manufaktur di Indonesia dengan menganalisis faktor-faktor asset
growth, liquidity, financial laverage, total asset turnover dan return on invesment.
Variabel ini merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh investor dalam
menganalisis kinerja dan prospek perusahaan (Gibson, 1997). Obyek penelitian ini
di batasi hanya pada perusahaan-perusahaan non manufaktur di BEJ dan data yang
digunakan adalah untuk tiga tahun yaitu tahun 2001-2003, rentang waktu yang
pendek kemungkinan besar akan mempengaruhi hasil analisis.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi beta
saham dan sejauh mana pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap beta saham
perusahaan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan antara lain: