BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran
kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang
laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan (Zainuddin &
Jogiyanto,1999). Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi
rasio keuangan.
Rasio keuangan mempunyai pengertian sebagai alat yang dinyatakan
dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data keuangan (Riyanto, 1995). Pada dasarnya macam atau
jumlah angka rasio keuangan sangat beragam, karena rasio keuangan dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian angka rasio keuangan yang ada
pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah berdasarkan sumber data keuangan, sedangkan kelompok kedua
berdasarkan pada tujuan penganalisa.
Penggolongan angka rasio keuangan berdasarkan pada sumbernya
sebenarnya kurang bermanfaat bagi penganalisa sebab yang penting bukan dari
mana data itu diperoleh tetapi apa arti atau guna data angka rasio keuangan
tersebut atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka rasio keuangan
tersebut (Istiyanto dan Lianto, 1996). Tujuan setiap penganalisa pada umumnya
1
2
adalah mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likuiditas dari suatu
perusahaan, sehingga penggolongannya pun akan mengikuti tujuan tersebut.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali rumah sakit.
Rumah sakit sebagai salah satu dari sekian banyak organisasi jasa
merupakan organisasi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Tidak berbeda dengan organisasi jasa lainnya, rumah sakit juga hidup
di lingkungan yang dinamis dan kompetitif sehingga institusi ini juga tengah
menghadapi perubahan lingkungan yang pesat. Dinamika lingkungan tersebut
dapat dilihat dari berbagai fenomena yang ada, seperti adanya berbagai kebijakan
pemerintah untuk melakukan akreditasi pada rumah sakit, tingkat persaingan yang
semakin meningkat, serta perubahan lingkungan dari lembaga sosial menjadi
lembaga sosial ekonomi sehingga timbul situasi persaingan seperti organisasi
bisnis pada umumnya.
Dalam menghadapi lingkungan persaingan global dan tajam, rumah sakit
seperti organisasi bisnis pada umumnya dituntut agar selalu meningkatkan kinerja
perusahaan. Dengan kinerja yang baik diharapkan dalam jangka pendek dapat
meningkatkan penerimaan perusahaan, dan dalam jangka panjang dapat
meningkatkan daya saing dalam lingkungan usaha yang kompetitif.
Rumah Sakit Krakatau Steel Cilegon yang sejak bulan Maret tahun 1994
telah diberi hak otonom dalam menjalankan kegiatan operasionalnya oleh PT.
Krakatau Steel, dituntut untuk mampu mandiri, memperoleh laba, serta dapat
3
beroperasi secara efisien dengan produktivitas tinggi sehinggga mampu
menghadapi lingkungan yang kompetitif.
Perolehan laba yang optimal tidak terlepas dari kebijakan manajemen
keuangan yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Krakatau Steel. Laporan keuangan
yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Krakatau Steel pada suatu periode
menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja keuangan Rumah Sakit Krakatau
Steel pada periode tersebut.
Berikut ini disajikan perkembangan perolehan laba Rumah Sakit Krakatau
Steel Cilegon selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2003
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran
kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang
laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan (Zainuddin &
Jogiyanto,1999). Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi
rasio keuangan.
Rasio keuangan mempunyai pengertian sebagai alat yang dinyatakan
dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data keuangan (Riyanto, 1995). Pada dasarnya macam atau
jumlah angka rasio keuangan sangat beragam, karena rasio keuangan dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian angka rasio keuangan yang ada
pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah berdasarkan sumber data keuangan, sedangkan kelompok kedua
berdasarkan pada tujuan penganalisa.
Penggolongan angka rasio keuangan berdasarkan pada sumbernya
sebenarnya kurang bermanfaat bagi penganalisa sebab yang penting bukan dari
mana data itu diperoleh tetapi apa arti atau guna data angka rasio keuangan
tersebut atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka rasio keuangan
tersebut (Istiyanto dan Lianto, 1996). Tujuan setiap penganalisa pada umumnya
1
2
adalah mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likuiditas dari suatu
perusahaan, sehingga penggolongannya pun akan mengikuti tujuan tersebut.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali rumah sakit.
Rumah sakit sebagai salah satu dari sekian banyak organisasi jasa
merupakan organisasi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Tidak berbeda dengan organisasi jasa lainnya, rumah sakit juga hidup
di lingkungan yang dinamis dan kompetitif sehingga institusi ini juga tengah
menghadapi perubahan lingkungan yang pesat. Dinamika lingkungan tersebut
dapat dilihat dari berbagai fenomena yang ada, seperti adanya berbagai kebijakan
pemerintah untuk melakukan akreditasi pada rumah sakit, tingkat persaingan yang
semakin meningkat, serta perubahan lingkungan dari lembaga sosial menjadi
lembaga sosial ekonomi sehingga timbul situasi persaingan seperti organisasi
bisnis pada umumnya.
Dalam menghadapi lingkungan persaingan global dan tajam, rumah sakit
seperti organisasi bisnis pada umumnya dituntut agar selalu meningkatkan kinerja
perusahaan. Dengan kinerja yang baik diharapkan dalam jangka pendek dapat
meningkatkan penerimaan perusahaan, dan dalam jangka panjang dapat
meningkatkan daya saing dalam lingkungan usaha yang kompetitif.
Rumah Sakit Krakatau Steel Cilegon yang sejak bulan Maret tahun 1994
telah diberi hak otonom dalam menjalankan kegiatan operasionalnya oleh PT.
Krakatau Steel, dituntut untuk mampu mandiri, memperoleh laba, serta dapat
3
beroperasi secara efisien dengan produktivitas tinggi sehinggga mampu
menghadapi lingkungan yang kompetitif.
Perolehan laba yang optimal tidak terlepas dari kebijakan manajemen
keuangan yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Krakatau Steel. Laporan keuangan
yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Krakatau Steel pada suatu periode
menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja keuangan Rumah Sakit Krakatau
Steel pada periode tersebut.
Berikut ini disajikan perkembangan perolehan laba Rumah Sakit Krakatau
Steel Cilegon selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2003