ABSTRAKSI
Laporan keuangan merupakan alat komunikasi antar pengelola perusahaan
sebagai penyaji dengan pihak lain sebagai pemakai, dan bermanfaat bila mampu
menyajikan informasi yang relevan. Laporan keuangan berdasarkan historical cost
jika dikaitkan dengan perubahan harga (inflasi), angka–angka dalam laporan
keuangan masih dipertanyakan apakah data-data masih relevan dan realieble bagi
pemakainya. Akuntansi konvensional mendasarkan penyusunan laporan keuangan
pada historical cost. Akuntansi biaya historis mengasumsikan, unit moneter itu stabil
bahwa perubahan nilai unit moneter itu tidak material. Alasan utama untuk pelaporan
nilai historis ini adalah objektivitas.
Tidak dapat disangkal bahwa kenaikan tingkat harga terus berlangsung, ini
mempengaruhi kestabilan nilai satuan moneter. Oleh karena unit moneter yang
digunakan sebagai alat ukur dipengaruhi perubahan tingkat harga, sehingga akan juga
mempengaruhi angka-angka unit yang disajikan dalam laporan keuangan. Karena
akuntansi biaya historis tidak mengakui perubahan daya beli umum uang, maka
validitas data analitis serta reliabillitas dari angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan yang akan digunakan sebagai data analitis banyak dipermasalahkan.
Untuk itu penulis mengangkat bahasan bagaimana menyajikan laporan
keuangan yang sesuai dengan adanya perubahan harga umum tanpa menghilangkan
konsep biaya historis dan memenuhi tujuan laporan keuangan pada kondisi inflasi.
General price-level adjusted accounting mengoreksi keadaan ini, menyatakan
kembali secara lengkap laporan keuangan biaya historis. Dengan cara yang
mencerminkan perubahan daya beli satuan moneter. Perubahan daya beli moneter
diukur dengan alat angka indeks. Indeks harga Konsep ini dapat mengetahui
perubahan nilai angka-angka laporan keuangan biaya historis terhadap perubahan
harga, mengetahui validitas angka-angka laporan keuangan disamping
memperbandingkan antara laporan biaya historis dengan akuntansi tingkat harga
umum.
Adapun tehnik dan metode yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitati,
analisis kualitatif untuk menunjukkan dan membuktikan pengaruh perubahan harga
atau daya beli , laporan jadi lebih dapat dipercaya dan bermanfaat. Analisis kuatitatif
akan menganalisis angka-angka dengan perhitungan matematis atas data. Dengan
mengunakan analisis dan perhitungan akan dinyatakan kembali menurut harga
konstan dengan mengalikan factor konversi indeks harga umum.
Dari perhitungan dengan angka konversi yang mencerminkan daya beli,
akuntansi biaya historis menyajikani laba operasi perusahaan terlalu besar dibanding
laba operasi yang sesuai daya beli yang berlaku. Ada perbedaan cukup signifikan
antara laba operasi perusahaan yang disajikan berdasarkan historical cost dengan
yang disajikan berdasar general price-level adjusted accounting
Laporan keuangan merupakan alat komunikasi antar pengelola perusahaan
sebagai penyaji dengan pihak lain sebagai pemakai, dan bermanfaat bila mampu
menyajikan informasi yang relevan. Laporan keuangan berdasarkan historical cost
jika dikaitkan dengan perubahan harga (inflasi), angka–angka dalam laporan
keuangan masih dipertanyakan apakah data-data masih relevan dan realieble bagi
pemakainya. Akuntansi konvensional mendasarkan penyusunan laporan keuangan
pada historical cost. Akuntansi biaya historis mengasumsikan, unit moneter itu stabil
bahwa perubahan nilai unit moneter itu tidak material. Alasan utama untuk pelaporan
nilai historis ini adalah objektivitas.
Tidak dapat disangkal bahwa kenaikan tingkat harga terus berlangsung, ini
mempengaruhi kestabilan nilai satuan moneter. Oleh karena unit moneter yang
digunakan sebagai alat ukur dipengaruhi perubahan tingkat harga, sehingga akan juga
mempengaruhi angka-angka unit yang disajikan dalam laporan keuangan. Karena
akuntansi biaya historis tidak mengakui perubahan daya beli umum uang, maka
validitas data analitis serta reliabillitas dari angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan yang akan digunakan sebagai data analitis banyak dipermasalahkan.
Untuk itu penulis mengangkat bahasan bagaimana menyajikan laporan
keuangan yang sesuai dengan adanya perubahan harga umum tanpa menghilangkan
konsep biaya historis dan memenuhi tujuan laporan keuangan pada kondisi inflasi.
General price-level adjusted accounting mengoreksi keadaan ini, menyatakan
kembali secara lengkap laporan keuangan biaya historis. Dengan cara yang
mencerminkan perubahan daya beli satuan moneter. Perubahan daya beli moneter
diukur dengan alat angka indeks. Indeks harga Konsep ini dapat mengetahui
perubahan nilai angka-angka laporan keuangan biaya historis terhadap perubahan
harga, mengetahui validitas angka-angka laporan keuangan disamping
memperbandingkan antara laporan biaya historis dengan akuntansi tingkat harga
umum.
Adapun tehnik dan metode yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitati,
analisis kualitatif untuk menunjukkan dan membuktikan pengaruh perubahan harga
atau daya beli , laporan jadi lebih dapat dipercaya dan bermanfaat. Analisis kuatitatif
akan menganalisis angka-angka dengan perhitungan matematis atas data. Dengan
mengunakan analisis dan perhitungan akan dinyatakan kembali menurut harga
konstan dengan mengalikan factor konversi indeks harga umum.
Dari perhitungan dengan angka konversi yang mencerminkan daya beli,
akuntansi biaya historis menyajikani laba operasi perusahaan terlalu besar dibanding
laba operasi yang sesuai daya beli yang berlaku. Ada perbedaan cukup signifikan
antara laba operasi perusahaan yang disajikan berdasarkan historical cost dengan
yang disajikan berdasar general price-level adjusted accounting