BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam dunia usaha, informasi merupakan bagian penting dan berharga.
Perkembangan dunia usaha dan kemajuan bidang teknologi membuat
pengguna informasi menginginkan adanya kecepatan arus informasi, yakni
dalam pengolahan data dan penyediaan informasi yang tepat guna. Jogiyanto
(2000) mengatakan bahwa perkemabangan teknologi informasi yang semakin
hari semakin berkembang pesat dapat dilihat dengan makin banyaknya
produk-produk software, hardware, processor yang semakin canggih dan
network komunikasi seperti internet yang mampu menunjang kebutuhan bisnis
akan informasi. Teknologi informasi dalam organisasi bisnis dewasa ini
menjadi penting artinya berkaitan dengan ketepatan waktu, kebenaran dan
ketelitian penyajian dalam pengambilan keputusan.
Pengolahan informasi selain dilandaskan pada alat bantu komputer,
permasalahan yang sering terjadi biasanya didominasi oleh manusia yang
mempunyai kecenderungan melakukan kesalahan dalam menyampaikan
informasi dan serta memproses suatu data yang pada akhirnya menjadi
informasi yang salah, Oleh karena itu, teknologi informasi tidak hanya sekedar
perangkat keras dan lunak tetapi mencakup perpaduan antara pengetahuan,
metode dan teknik dalam menyajian informasi dalam dunia bisnis.
Whitten et al (1999) mendiskripsikan teknologi informasi sebagai
kombinasi teknologi komputer (hardware dan software) dengan teknologi
telekomunikasi (data, image dan jaringan suara).
Teknologi informasi telah mengubah lingkungan sektor global dan
memacu semua pihak agar mengikuti perkembangan yang terjadi, demikian
pula dengan profesi akuntan. Akuntan sebagai penyedia informasi harus
mampu memberikan layanan sesuai kebutuhan, sehingga diperlukan suatu
upaya untuk menyiapkan akuntan yang tanggap akan teknologi informasi.
Lulusan jurusan akuntansi sebagai calon penyedia jasa akuntan harus memiliki
kemampuan dan profesionalisme yang tinggi untuk tetap eksis dalam
persaingan.
Dalam era teknologi informasi, komputer merupakan alat produksi yang
dominan dan knowledge workers merupakan sumber daya manusia yang
dominan dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, untuk tetap value adding
di dalam era teknologi informasi, akuntan menajemen perlu menggeser
perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya. Profesi akuntan
manajemen tidak lagi sebagai penyedia informasi keuangan bagi pengambil
keputusan, namun mereka harus menempatkan diri sebagai pengambil
keputusan itu sendiri, dengan bergabung sebagai anggota senior dalam tim
manajemen yang mengambil keputusan-keputusan strategik (Mulyadi, 2000).
Kalangan akuntan khususnya akuntan publik menilai bahwa pendidikan
akuntansi sebagai produsen akuntan perlu dibenahi. Mereka menilai
pendidikan akuntansi saat ini kurang mampu menunjang profesionalisme
akuntan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat . Kelemahan ini
juga akan menyebabkan makin mengalirnya lulusan akuntansi luar negeri ke
Indonesia terutama pada era globalisasi (Machfoedz, 1997).
Globalisasi sendiri menurut kamus besar bahasa indonesia adalah proses
masuknya ke ruang lingkup dunia. Era globalisasi memberiakan efek dalam
berbagai bidang termasuk kualitas akuntan terutama dalam teknologi
informasi dan dengan sendiri akuntan harus terus meningkatkan
kemampuannya.
Hussein (1999) mengemukakan bahwa perubahan teknologi informasi
perlu diperhitungkan dalam pendidikan akuntansi agar lulusan mempunyai
pengetahuan yang cukup di bidang teknologi informasi dengan memasukkan
unsur teknologi informasi pengajaran akuntansi. Brown dan Ruff (1987)
berpendapat bahwa pendidikan akuntansi akan lebih bermanfaat dengan
menerapkan software computer pembelajaran daripada hanya teori.
Berdasarkan riset, pengintegrasian komputer dan kurikulum dapat
mempertinggi pembelajaran akuntansi. Pengintegrasian teknologi komputer
dalam kurikulum akuntansi di Amerika telah dilakukan sejak 1988. Hussein
(1999) hal ini dilakukan dengan memecahkan masalah pada mata kuliah
pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi menejemen,
auditing, akuntansi keuangan lanjutan dengan alat bantu komputer.
Brown dan Ruff menyarankan penggunaan direct manipulation
terhadap software pengajaran akuntansi. Brown dan Ruff telah melakukan
evaluasi terhadap software niewviews sebagai salah produk software, Hasilnya
tujuan pembelajaran tercapai dengan adanya pengurangan waktu
pembelajaran, meningkatkan kinerja dan menambah pengalaman dan
kepuasan mahasiswa.
Pendidikan tinggi mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai
kapabilitas tinggi. Dunia pendidikan diharapkan mampu meningkatkan
kualitas lulusannya, sehingga dapat berperan di masyarakat. Penulis menduga
bahwa pihak akademisi yang bertanggungjawab atas kualitas lulusan,
seharusnya melihat perkembangan kebutuhan pengetahuan atau kualitas anak
didiknya.
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu. Penelitian ini juga
merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sutyastuti (2003),
namun terdapat perbedaan yaitu subyek penelitian akuntan pendidik dan
akuntan publik sedangkan penelitian Sutyastuti adalah mahasiswa dan akuntan
pendidik. Penelitian dibatasi akuntan pendidik dan akuntan publik di Wilayah
Surakarta.
Peneliti mengambil sampel akuntan pendidik dan akuntan publik karena
dianggap lebih memahami mengenai kualitas lulusan akuntan sehingga
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum
yang diterapkan pada setiap lingkungan akademik. Penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui pendapat responden terhadap kecukupan muatan
teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan tinggi akuntansi yang berupa
jajak pendapat.
Dengan dasar latar belakang masalah tersebut maka peneliti mengambil
judul “ Persepsi Akuntan Pendidik dan Akuntan Publik Terhadap
Teknologi Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
PENDAHULUAN
Di dalam dunia usaha, informasi merupakan bagian penting dan berharga.
Perkembangan dunia usaha dan kemajuan bidang teknologi membuat
pengguna informasi menginginkan adanya kecepatan arus informasi, yakni
dalam pengolahan data dan penyediaan informasi yang tepat guna. Jogiyanto
(2000) mengatakan bahwa perkemabangan teknologi informasi yang semakin
hari semakin berkembang pesat dapat dilihat dengan makin banyaknya
produk-produk software, hardware, processor yang semakin canggih dan
network komunikasi seperti internet yang mampu menunjang kebutuhan bisnis
akan informasi. Teknologi informasi dalam organisasi bisnis dewasa ini
menjadi penting artinya berkaitan dengan ketepatan waktu, kebenaran dan
ketelitian penyajian dalam pengambilan keputusan.
Pengolahan informasi selain dilandaskan pada alat bantu komputer,
permasalahan yang sering terjadi biasanya didominasi oleh manusia yang
mempunyai kecenderungan melakukan kesalahan dalam menyampaikan
informasi dan serta memproses suatu data yang pada akhirnya menjadi
informasi yang salah, Oleh karena itu, teknologi informasi tidak hanya sekedar
perangkat keras dan lunak tetapi mencakup perpaduan antara pengetahuan,
metode dan teknik dalam menyajian informasi dalam dunia bisnis.
Whitten et al (1999) mendiskripsikan teknologi informasi sebagai
kombinasi teknologi komputer (hardware dan software) dengan teknologi
telekomunikasi (data, image dan jaringan suara).
Teknologi informasi telah mengubah lingkungan sektor global dan
memacu semua pihak agar mengikuti perkembangan yang terjadi, demikian
pula dengan profesi akuntan. Akuntan sebagai penyedia informasi harus
mampu memberikan layanan sesuai kebutuhan, sehingga diperlukan suatu
upaya untuk menyiapkan akuntan yang tanggap akan teknologi informasi.
Lulusan jurusan akuntansi sebagai calon penyedia jasa akuntan harus memiliki
kemampuan dan profesionalisme yang tinggi untuk tetap eksis dalam
persaingan.
Dalam era teknologi informasi, komputer merupakan alat produksi yang
dominan dan knowledge workers merupakan sumber daya manusia yang
dominan dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, untuk tetap value adding
di dalam era teknologi informasi, akuntan menajemen perlu menggeser
perannya dan harus mengubah basis keahlian profesionalnya. Profesi akuntan
manajemen tidak lagi sebagai penyedia informasi keuangan bagi pengambil
keputusan, namun mereka harus menempatkan diri sebagai pengambil
keputusan itu sendiri, dengan bergabung sebagai anggota senior dalam tim
manajemen yang mengambil keputusan-keputusan strategik (Mulyadi, 2000).
Kalangan akuntan khususnya akuntan publik menilai bahwa pendidikan
akuntansi sebagai produsen akuntan perlu dibenahi. Mereka menilai
pendidikan akuntansi saat ini kurang mampu menunjang profesionalisme
akuntan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat . Kelemahan ini
juga akan menyebabkan makin mengalirnya lulusan akuntansi luar negeri ke
Indonesia terutama pada era globalisasi (Machfoedz, 1997).
Globalisasi sendiri menurut kamus besar bahasa indonesia adalah proses
masuknya ke ruang lingkup dunia. Era globalisasi memberiakan efek dalam
berbagai bidang termasuk kualitas akuntan terutama dalam teknologi
informasi dan dengan sendiri akuntan harus terus meningkatkan
kemampuannya.
Hussein (1999) mengemukakan bahwa perubahan teknologi informasi
perlu diperhitungkan dalam pendidikan akuntansi agar lulusan mempunyai
pengetahuan yang cukup di bidang teknologi informasi dengan memasukkan
unsur teknologi informasi pengajaran akuntansi. Brown dan Ruff (1987)
berpendapat bahwa pendidikan akuntansi akan lebih bermanfaat dengan
menerapkan software computer pembelajaran daripada hanya teori.
Berdasarkan riset, pengintegrasian komputer dan kurikulum dapat
mempertinggi pembelajaran akuntansi. Pengintegrasian teknologi komputer
dalam kurikulum akuntansi di Amerika telah dilakukan sejak 1988. Hussein
(1999) hal ini dilakukan dengan memecahkan masalah pada mata kuliah
pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi menejemen,
auditing, akuntansi keuangan lanjutan dengan alat bantu komputer.
Brown dan Ruff menyarankan penggunaan direct manipulation
terhadap software pengajaran akuntansi. Brown dan Ruff telah melakukan
evaluasi terhadap software niewviews sebagai salah produk software, Hasilnya
tujuan pembelajaran tercapai dengan adanya pengurangan waktu
pembelajaran, meningkatkan kinerja dan menambah pengalaman dan
kepuasan mahasiswa.
Pendidikan tinggi mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai
kapabilitas tinggi. Dunia pendidikan diharapkan mampu meningkatkan
kualitas lulusannya, sehingga dapat berperan di masyarakat. Penulis menduga
bahwa pihak akademisi yang bertanggungjawab atas kualitas lulusan,
seharusnya melihat perkembangan kebutuhan pengetahuan atau kualitas anak
didiknya.
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu. Penelitian ini juga
merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sutyastuti (2003),
namun terdapat perbedaan yaitu subyek penelitian akuntan pendidik dan
akuntan publik sedangkan penelitian Sutyastuti adalah mahasiswa dan akuntan
pendidik. Penelitian dibatasi akuntan pendidik dan akuntan publik di Wilayah
Surakarta.
Peneliti mengambil sampel akuntan pendidik dan akuntan publik karena
dianggap lebih memahami mengenai kualitas lulusan akuntan sehingga
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum
yang diterapkan pada setiap lingkungan akademik. Penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui pendapat responden terhadap kecukupan muatan
teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan tinggi akuntansi yang berupa
jajak pendapat.
Dengan dasar latar belakang masalah tersebut maka peneliti mengambil
judul “ Persepsi Akuntan Pendidik dan Akuntan Publik Terhadap
Teknologi Informasi Yang Harus Dikuasai Oleh Akuntan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :