ABSTRAK
Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi dan tingkat
keparahan kecelakaan kerja pada petugas fumigator kapal laut di Pelabuhan Laut
Durnai-Riau dan Tahun 1999-2003 . Populasi adalah seluruh petugas fumigator yang
bekerja pada PT. Atlas Nusantara sebagai Badan Usaha Swasta yang ditunjuk untuk
melaksanakan fumigasi dan digunakan sistem total sampling dalam penelitian ini.
Dari penelitian, didapat bahwa kecelakaan yang terjadi berupa : ledakan gas
HeN di tempat penyimpanan/penggudangan, tertimpa objek, jatuh
tersandun glterpeleset, dan kecelakaan keraeunan . Keeelakaan ledakan HeN
terklasiftkasi sebagai kritls (menimbulkan eidera berat, maupun kerusakan sistem
yang berat) untuk sifat keparahannya, dan terklasifikasi sebagai langka (terjadi
sekali) untuk sifat frekuensinya.
Seeara kumulatif dan kelima tahapan kerja (pemeriksaan tanda kebidupan
tikus, persiapan fumigasi, pelepasan gas HeN, pembebasan gas HeN dan
pengumpulan sisa kaleng HeN dan tikus yang mati), kecelakaan tertimpa objek
mem iliki nilai tertinggi untuk klasifikasi mengganggu (tidak rnenimbulkan cidera,
maupun kerusakan sistem) untuk sifat keparahannya, dan memiliki nilai tertinggi
untuk klasifikasi jarang (terjadi dua sampai tiga kali) untuk sifat frekuensinya .
Kecelakaan jatuh terpelesetltersandung memiliki nilai tertinggi untuk klasifikasi
terbatas (menimbulkan cidera ringan, maupun kerusakan sistem ringan) untuk sifat
keparahannya , dan memiliki nilai tertinggi untuk klasifikasi Iangka (terjadi sekali)
uotuk sifat frekuensinya, Kecelakaan keraeunan memiliki nilai tertinggi untuk
klasifikas i krltls (rnenimbulkan cidera berat maupun .kerusakan sistem yang berat)
untuk sifat keparahannya, dan mem iliki nilai tertinggi untuk klasifikasi langia
(terjadi sekali) untuk sifat frekuensinya.
Untuk mencegah agar kecelakaan kerja tidak terjadi maka perlu adanya
penambahan jumlah fumigator untuk memastikan bahwa cahaya buatan benar-benar
memadai saat fumigasi, pengawasan yang ketat terhadap penggunaan APD, dan .
perhatian yang baik terhadap barang-barang yang telah diubah tata letaknya.
Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi dan tingkat
keparahan kecelakaan kerja pada petugas fumigator kapal laut di Pelabuhan Laut
Durnai-Riau dan Tahun 1999-2003 . Populasi adalah seluruh petugas fumigator yang
bekerja pada PT. Atlas Nusantara sebagai Badan Usaha Swasta yang ditunjuk untuk
melaksanakan fumigasi dan digunakan sistem total sampling dalam penelitian ini.
Dari penelitian, didapat bahwa kecelakaan yang terjadi berupa : ledakan gas
HeN di tempat penyimpanan/penggudangan, tertimpa objek, jatuh
tersandun glterpeleset, dan kecelakaan keraeunan . Keeelakaan ledakan HeN
terklasiftkasi sebagai kritls (menimbulkan eidera berat, maupun kerusakan sistem
yang berat) untuk sifat keparahannya, dan terklasifikasi sebagai langka (terjadi
sekali) untuk sifat frekuensinya.
Seeara kumulatif dan kelima tahapan kerja (pemeriksaan tanda kebidupan
tikus, persiapan fumigasi, pelepasan gas HeN, pembebasan gas HeN dan
pengumpulan sisa kaleng HeN dan tikus yang mati), kecelakaan tertimpa objek
mem iliki nilai tertinggi untuk klasifikasi mengganggu (tidak rnenimbulkan cidera,
maupun kerusakan sistem) untuk sifat keparahannya, dan memiliki nilai tertinggi
untuk klasifikasi jarang (terjadi dua sampai tiga kali) untuk sifat frekuensinya .
Kecelakaan jatuh terpelesetltersandung memiliki nilai tertinggi untuk klasifikasi
terbatas (menimbulkan cidera ringan, maupun kerusakan sistem ringan) untuk sifat
keparahannya , dan memiliki nilai tertinggi untuk klasifikasi Iangka (terjadi sekali)
uotuk sifat frekuensinya, Kecelakaan keraeunan memiliki nilai tertinggi untuk
klasifikas i krltls (rnenimbulkan cidera berat maupun .kerusakan sistem yang berat)
untuk sifat keparahannya, dan mem iliki nilai tertinggi untuk klasifikasi langia
(terjadi sekali) untuk sifat frekuensinya.
Untuk mencegah agar kecelakaan kerja tidak terjadi maka perlu adanya
penambahan jumlah fumigator untuk memastikan bahwa cahaya buatan benar-benar
memadai saat fumigasi, pengawasan yang ketat terhadap penggunaan APD, dan .
perhatian yang baik terhadap barang-barang yang telah diubah tata letaknya.