ABSTRAK
Kurang baiknya kualitas laporan SP2TP tersebut mencerminkan adanya faktor
penghambat atau kurang mendukung pelaksana SP2TP dalam melaksanakan tugasnya
di puskesmas. Demikian juga dengan masalah kelengkapan datadan ketepatan waktn
pengiriman dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Medan, masih kurang lengkap
pada setiap item formulir SP2TP dan tidak sesuai dengan waktn pengiriman yang
ditetapkan.
Telah dilakukan penelitian survei tipe explanatory research terhadap 39
Koordinator SP2TP Puskesmas di Kota Medan, yang hertujuan untuk menjelaskan
hubungan beban kerja dengan kinerja koordinator SP2TP Puskesmas di Kota Medan.
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Data sekunder diperoleh registrasi Dinas Kesehatan Kota Medan serta dokumen lain
yang terkait dengan SP2TP. Data dianalisis data dengan menggunakan uji korelasi
Spearman pada taraf u=5%.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 64,1% responden menyatakan beban
kerja pada kategori tinggi, karena merangkap jabatan lain selain sebagai koordinator
SP2TP.Sebesar 59,0% data SP2TP pada kategori tidak lengkap, sebesar 51,3% waktn
pengiriman laporan SP2TP pada kategori tidak tepat (lewat tanggal 10), dan sebesar
71,2% kinerja Koordinator SP2TP padakategori tidak baik.
Terdapat hubungan beban kerja dengan kelengkapan data SP2TP (P= 0,000
dan r = 0,725), beban kerja juga berhubungan dengan ketepatan pelaporan SP2TP
(P = 0,000 dan r = 0,572). Secara keseluruhan beban kerja berhubungan dengan
kinerja koordinator SP2TP puskesmas (P =0.000 dan r =0.827).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variahel beban kerja dilihat dari ada
tidaknya rangkap jabatan herhubungan dengan kinerja Koordinator SP2TP
Puskesmas untuk dilihat dari kelengkapan data dan ketepatan waktn pengiriman.
Disarankan kepala puskesmas meneliti kelengkapan data SP2TP puskesmas sebelum
dikirim ke Dinas Kesehatan, perlu diadakan pelatihan kepada petugas pengelola
SP2TP sehingga laporan SP2TP sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
Kurang baiknya kualitas laporan SP2TP tersebut mencerminkan adanya faktor
penghambat atau kurang mendukung pelaksana SP2TP dalam melaksanakan tugasnya
di puskesmas. Demikian juga dengan masalah kelengkapan datadan ketepatan waktn
pengiriman dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Medan, masih kurang lengkap
pada setiap item formulir SP2TP dan tidak sesuai dengan waktn pengiriman yang
ditetapkan.
Telah dilakukan penelitian survei tipe explanatory research terhadap 39
Koordinator SP2TP Puskesmas di Kota Medan, yang hertujuan untuk menjelaskan
hubungan beban kerja dengan kinerja koordinator SP2TP Puskesmas di Kota Medan.
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Data sekunder diperoleh registrasi Dinas Kesehatan Kota Medan serta dokumen lain
yang terkait dengan SP2TP. Data dianalisis data dengan menggunakan uji korelasi
Spearman pada taraf u=5%.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 64,1% responden menyatakan beban
kerja pada kategori tinggi, karena merangkap jabatan lain selain sebagai koordinator
SP2TP.Sebesar 59,0% data SP2TP pada kategori tidak lengkap, sebesar 51,3% waktn
pengiriman laporan SP2TP pada kategori tidak tepat (lewat tanggal 10), dan sebesar
71,2% kinerja Koordinator SP2TP padakategori tidak baik.
Terdapat hubungan beban kerja dengan kelengkapan data SP2TP (P= 0,000
dan r = 0,725), beban kerja juga berhubungan dengan ketepatan pelaporan SP2TP
(P = 0,000 dan r = 0,572). Secara keseluruhan beban kerja berhubungan dengan
kinerja koordinator SP2TP puskesmas (P =0.000 dan r =0.827).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variahel beban kerja dilihat dari ada
tidaknya rangkap jabatan herhubungan dengan kinerja Koordinator SP2TP
Puskesmas untuk dilihat dari kelengkapan data dan ketepatan waktn pengiriman.
Disarankan kepala puskesmas meneliti kelengkapan data SP2TP puskesmas sebelum
dikirim ke Dinas Kesehatan, perlu diadakan pelatihan kepada petugas pengelola
SP2TP sehingga laporan SP2TP sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.