ABSTRAK
Tukang gigi adalah contoh metode pengobatan tra disional yang masih ada di
kota besar. Pemanfaatan jasa tukang gigi di Kota Medan cukup tinggi, selain dilihat
berdasarkan banyaknya jumlah pengobatan tradisional tukang gigi yang membuka
praktek di Kota Medan, juga dapat terlihat dari rerata kunjungan masyarakat per
tahun pada dua tempat praktek yang diteliti di Kecamatan Medan Denai dan
Kecamatan Medan Amplas yakni masing-masing 158 dan 86 kunjungan pada bulan
Januari – September 2008.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory research yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan karakteristik pengguna gigi palsu
(pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengetahuan, keyakinan, pengalaman,
informasi, dorongan orang lain dan biaya pengobatan) dengan pemanfaatan jasa
tukang gigi di Kota Medan tahun 2008. Sampel yang diteliti sebanyak 40 responden
dengan metode purposive dan accidental sampling. Uji statistik yang digun akan
adalah uji statistik non parametrik korelasi Pearson Product Momment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan
signifikan dengan pemanfaatan jasa tukang gigi adalah pendapatan keluarga
(ρ = 0,004, r = -0,445) dan pengetahuan (ρ = 0,001, r = -0,552). Variabel yang tidak
berhubungan dengan pemanfaatan jasa tukang gigi a dalah pendidikan, pekerjaan,
keyakinan, pengalaman dan dorongan orang lain (ρ > 0,05) sedangkan informasi dan
biaya pengobatan hanya mempunyai satu kategori jawaban sehingga tidak dilakukan
uji statistik selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota
Medan hendaknya lebih tegas dalam penegakan kebijakan hukum mengenai praktek
tukang gigi yang telah dilarang keberadaanya. M elihat masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pengobatan tradisional tukang gigi , Dinas Kesehatan Kota Medan
hendaknya juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai batasan
praktek tukang gigi dalam melayani masyarakat sehingga masyarakat tidak salah
persepsi mengenai profesi tukang gigi.
Tukang gigi adalah contoh metode pengobatan tra disional yang masih ada di
kota besar. Pemanfaatan jasa tukang gigi di Kota Medan cukup tinggi, selain dilihat
berdasarkan banyaknya jumlah pengobatan tradisional tukang gigi yang membuka
praktek di Kota Medan, juga dapat terlihat dari rerata kunjungan masyarakat per
tahun pada dua tempat praktek yang diteliti di Kecamatan Medan Denai dan
Kecamatan Medan Amplas yakni masing-masing 158 dan 86 kunjungan pada bulan
Januari – September 2008.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory research yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan karakteristik pengguna gigi palsu
(pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengetahuan, keyakinan, pengalaman,
informasi, dorongan orang lain dan biaya pengobatan) dengan pemanfaatan jasa
tukang gigi di Kota Medan tahun 2008. Sampel yang diteliti sebanyak 40 responden
dengan metode purposive dan accidental sampling. Uji statistik yang digun akan
adalah uji statistik non parametrik korelasi Pearson Product Momment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan
signifikan dengan pemanfaatan jasa tukang gigi adalah pendapatan keluarga
(ρ = 0,004, r = -0,445) dan pengetahuan (ρ = 0,001, r = -0,552). Variabel yang tidak
berhubungan dengan pemanfaatan jasa tukang gigi a dalah pendidikan, pekerjaan,
keyakinan, pengalaman dan dorongan orang lain (ρ > 0,05) sedangkan informasi dan
biaya pengobatan hanya mempunyai satu kategori jawaban sehingga tidak dilakukan
uji statistik selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota
Medan hendaknya lebih tegas dalam penegakan kebijakan hukum mengenai praktek
tukang gigi yang telah dilarang keberadaanya. M elihat masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pengobatan tradisional tukang gigi , Dinas Kesehatan Kota Medan
hendaknya juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai batasan
praktek tukang gigi dalam melayani masyarakat sehingga masyarakat tidak salah
persepsi mengenai profesi tukang gigi.