ABSTRAK
Air tahu adalah minuman yang berasal dari pengolahan beberapa campuran
bahan dasar seperti kedelai, gula dan air. Air tahu banyak dikomsumsi
masyarakat, begitu juga pada masayarakat di Bagan Batu. Air tahu yang
dikomsumsi hams bebas dari bakteri sehingga aman untuk dikomsumsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Escherichia coli pada
air tahu, juga untuk mengetahui lokasi penjualan, kebersihan peralatan, cara
pengolahan, penyajian dan hygiene perorangan penjamah minuman. SampeI yang
diambiI adalah air tahu yang dijual 12 pedagang kaki lima eliPasar Bagan Batu.
Sampel diperiksa di Laboratorium Kesehatan Medan dengan menggunakan
metode MPN (Most Probable Number). Jenis penelitian bersifat deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,33 % dari sampeI yang
mengandung bakteri Escherichia coli, sedangkan 41,66 % tidak terdapat bakteri
Escherichia coli.
Pengelolaan air tahu yang mencakup kegiatan pengolahan belum memenuhi
syarat kesehatan menurut Permenkes RI No. 715/Menkes/SKN/2003 tentang
persyaratan kesehatan jasa boga.
Kemungkinan tercemamya air tahu oIeh Escherichia coli adalah dari lokasi
penjualan, kebersihan peralatan, cara pengolahan, penyajian dan hygiene
perorangan penjamah minuman.
Untuk menanggulangi dan mencegah keadaan tersebut periu adanya
pembinaan dari Pemerinta setempat, sehingga makanan/minuman jajanan yang
dipasarkan memenuhi syarat kesehatan
Air tahu adalah minuman yang berasal dari pengolahan beberapa campuran
bahan dasar seperti kedelai, gula dan air. Air tahu banyak dikomsumsi
masyarakat, begitu juga pada masayarakat di Bagan Batu. Air tahu yang
dikomsumsi hams bebas dari bakteri sehingga aman untuk dikomsumsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Escherichia coli pada
air tahu, juga untuk mengetahui lokasi penjualan, kebersihan peralatan, cara
pengolahan, penyajian dan hygiene perorangan penjamah minuman. SampeI yang
diambiI adalah air tahu yang dijual 12 pedagang kaki lima eliPasar Bagan Batu.
Sampel diperiksa di Laboratorium Kesehatan Medan dengan menggunakan
metode MPN (Most Probable Number). Jenis penelitian bersifat deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,33 % dari sampeI yang
mengandung bakteri Escherichia coli, sedangkan 41,66 % tidak terdapat bakteri
Escherichia coli.
Pengelolaan air tahu yang mencakup kegiatan pengolahan belum memenuhi
syarat kesehatan menurut Permenkes RI No. 715/Menkes/SKN/2003 tentang
persyaratan kesehatan jasa boga.
Kemungkinan tercemamya air tahu oIeh Escherichia coli adalah dari lokasi
penjualan, kebersihan peralatan, cara pengolahan, penyajian dan hygiene
perorangan penjamah minuman.
Untuk menanggulangi dan mencegah keadaan tersebut periu adanya
pembinaan dari Pemerinta setempat, sehingga makanan/minuman jajanan yang
dipasarkan memenuhi syarat kesehatan