ABSTRAK
Sampai saat ini penyakit gastroenteritis masih merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak-anak di dunia terutama di negara berkembang
termasuk Indonesia. Berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004, angka kematian akibat diare (Cause Spesific Death Rate) sebesar 23 per
100 ribu penduduk dan pada balita (Age Spesific Death Rate) sebesar 75 per 100
ribu balita. Sementara di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai, proporsi pada balita dari
seluruh kasus gastroenteritis sebesar 42,01% dan CFR (Case Fatality Rate) sebesar
3,12%.
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik
balita penderita gastroentreitis yang dirawa t inap di RSUD Dr R.M.Djoelham Binjai
tahun 2006, bersifat deskriptif dengan desain case series, menggunakan data
sekunder. Populasinya adalah seluruh balita penderita gastroentritis yang dirawat
inap pada tahun 2006 sebanyak 229 orang, dan sampel sebesar 146 orang yang
diambil secara Simple Random Sampling..
Dari hasil penelitian ditemukan balita penderita diare paling banyak pada
umur 12-<36 bulan (47,3%), laki-laki (56,8%), pekerjaan orang tua wiraswasta (69,2%), status gizi baik (62,3%), dera jat dehidrasi ringan (64,4%), komplikasi (14,4%), lama rawatan rata-rata selama 3,43 hari dan pulang dalam keadaan sembuh (70,5%). Hasil uji statistik diperoleh tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna keadaan sewaktu pulang berdasarkan komplikasi (Χ 2 = 5,882 ; p = 0,053). Tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan umur (F = 0,887 ; p = 0,414), tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan status gizi (F = 1,419 ; p = 0,24), tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat dehidrasi (F = 2,555 ; p = 0,81). Kepada pihak rumah sakit disarankan unt uk meningkatkan kualitas pelyanan serta melengkapi catatan pada kartu status mengenai pengukuran tinggi badan balita, tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu.
Sampai saat ini penyakit gastroenteritis masih merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak-anak di dunia terutama di negara berkembang
termasuk Indonesia. Berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004, angka kematian akibat diare (Cause Spesific Death Rate) sebesar 23 per
100 ribu penduduk dan pada balita (Age Spesific Death Rate) sebesar 75 per 100
ribu balita. Sementara di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai, proporsi pada balita dari
seluruh kasus gastroenteritis sebesar 42,01% dan CFR (Case Fatality Rate) sebesar
3,12%.
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik
balita penderita gastroentreitis yang dirawa t inap di RSUD Dr R.M.Djoelham Binjai
tahun 2006, bersifat deskriptif dengan desain case series, menggunakan data
sekunder. Populasinya adalah seluruh balita penderita gastroentritis yang dirawat
inap pada tahun 2006 sebanyak 229 orang, dan sampel sebesar 146 orang yang
diambil secara Simple Random Sampling..
Dari hasil penelitian ditemukan balita penderita diare paling banyak pada
umur 12-<36 bulan (47,3%), laki-laki (56,8%), pekerjaan orang tua wiraswasta (69,2%), status gizi baik (62,3%), dera jat dehidrasi ringan (64,4%), komplikasi (14,4%), lama rawatan rata-rata selama 3,43 hari dan pulang dalam keadaan sembuh (70,5%). Hasil uji statistik diperoleh tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna keadaan sewaktu pulang berdasarkan komplikasi (Χ 2 = 5,882 ; p = 0,053). Tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan umur (F = 0,887 ; p = 0,414), tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan status gizi (F = 1,419 ; p = 0,24), tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat dehidrasi (F = 2,555 ; p = 0,81). Kepada pihak rumah sakit disarankan unt uk meningkatkan kualitas pelyanan serta melengkapi catatan pada kartu status mengenai pengukuran tinggi badan balita, tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu.