ABSTRAK
Kanker paru merupakan masalah kesehatan baik di negara maju dan
berkembang. Proportional Mortality Ratio (P MR) kanker paru, trakea, dan bronkus
di dunia 2,3%. Pada tahun 2005, proporsi penderita kanker paru rawat inap dari
seluruh pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia 6,1%. Di RSUP H. Adam
Malik Medan ditemukan 378 penderita kanker paru rawat inap tahun 2004-2008.
Jenis penelitian ini bersifat deskript if dengan disain case series untuk
mengetahui karakteristik penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik
Medan tahun 2004-2008. Populasi peneltian 37 8 data penderita kanker paru dengan
jumlah sampel 200 data penderita yang diambil dengan metode Simple Random
Sampling dan diolah seca ra statistik dengan menggunakan uji Chi-square, Exact
Fisher, t-test, Anova dan Kruskal Walis.
Trend kunjungan penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik
Medan berdasarkan data tahun 2004-2008 me ngalami peningkatan menurut garis
persamaan y = 3,4x + 65,4. Proporsi tertinggi pada kelompok umur 40-60 tahun
37,0% dengan proporsi laki-laki 38,0% dan perempuan 9,5% dan sex ratio 4:1, suku
Batak 58,0%, agama Islam 57,5%, pendidikan SD/SLTP 41,0%, status kawin 97,0%,
wiraswasta 33,0%, luar Kota Medan 65,5% , memiliki riwayat merokok 76,0%,
sensitivitas keluhan batuk 71,5%, stadium III 63,0%, terapi simptomatik 56,5%,
bukan biaya sendiri 88,0%, lama rawatan rata-rata 14,5 hari, PBJ 75,0%, CFR
tertinggi pada tahun 2005 17,84% dan pada stadium III 25,64%.
Pada stadium dini, proporsi pembedahan secara signifikan lebih tinggi dari
kemoterapi ( 2 χ= 32,732; p=0,000; 28,6% vs 8,6%) dan dengan biaya sendiri lebih
rendah daripada bukan biaya sendiri (p=0,003; 28,6% vs 71,4%). Proporsi
penderita kanker paru yang melakukan pembedahan, kemoterapi bukan biaya sendiri
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan biaya sendiri ( 2 χ=8,578; p=0,035; 66,7
vs 33,3%; 92,3% vs 7,7%). penderita kanker paru yang PBJ secara signifikan lebih
lama diarawat daripada PAPS dan meninggal (F = 7,692; p=0,001; 15,8 hari vs
12,2 hari vs 8,7 hari). Tidak ada perbedaan signifikan antara lama rawatan rata-rata
dan berdasarkan stadium klinis, umur berdasarkan stadium klinis, dan riwayat
merokok berdasarkan tingkat pendidikan.
Kepada pihak RSUP H. Adam Mali k agar meningatkan pelayanan pada
penderita sehingga tidak ada lagi penderita yang meninggal pada stadium dini dan
PAPS pada yang mengunakan bukan biaya se ndiri. Melengkapi pencatatan pada
rekam medis mengenai pendidikan dan peker jaan dan dibuat lebih spesifik mengenai
kondisi lingkungan kerja penderita.
Kanker paru merupakan masalah kesehatan baik di negara maju dan
berkembang. Proportional Mortality Ratio (P MR) kanker paru, trakea, dan bronkus
di dunia 2,3%. Pada tahun 2005, proporsi penderita kanker paru rawat inap dari
seluruh pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia 6,1%. Di RSUP H. Adam
Malik Medan ditemukan 378 penderita kanker paru rawat inap tahun 2004-2008.
Jenis penelitian ini bersifat deskript if dengan disain case series untuk
mengetahui karakteristik penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik
Medan tahun 2004-2008. Populasi peneltian 37 8 data penderita kanker paru dengan
jumlah sampel 200 data penderita yang diambil dengan metode Simple Random
Sampling dan diolah seca ra statistik dengan menggunakan uji Chi-square, Exact
Fisher, t-test, Anova dan Kruskal Walis.
Trend kunjungan penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik
Medan berdasarkan data tahun 2004-2008 me ngalami peningkatan menurut garis
persamaan y = 3,4x + 65,4. Proporsi tertinggi pada kelompok umur 40-60 tahun
37,0% dengan proporsi laki-laki 38,0% dan perempuan 9,5% dan sex ratio 4:1, suku
Batak 58,0%, agama Islam 57,5%, pendidikan SD/SLTP 41,0%, status kawin 97,0%,
wiraswasta 33,0%, luar Kota Medan 65,5% , memiliki riwayat merokok 76,0%,
sensitivitas keluhan batuk 71,5%, stadium III 63,0%, terapi simptomatik 56,5%,
bukan biaya sendiri 88,0%, lama rawatan rata-rata 14,5 hari, PBJ 75,0%, CFR
tertinggi pada tahun 2005 17,84% dan pada stadium III 25,64%.
Pada stadium dini, proporsi pembedahan secara signifikan lebih tinggi dari
kemoterapi ( 2 χ= 32,732; p=0,000; 28,6% vs 8,6%) dan dengan biaya sendiri lebih
rendah daripada bukan biaya sendiri (p=0,003; 28,6% vs 71,4%). Proporsi
penderita kanker paru yang melakukan pembedahan, kemoterapi bukan biaya sendiri
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan biaya sendiri ( 2 χ=8,578; p=0,035; 66,7
vs 33,3%; 92,3% vs 7,7%). penderita kanker paru yang PBJ secara signifikan lebih
lama diarawat daripada PAPS dan meninggal (F = 7,692; p=0,001; 15,8 hari vs
12,2 hari vs 8,7 hari). Tidak ada perbedaan signifikan antara lama rawatan rata-rata
dan berdasarkan stadium klinis, umur berdasarkan stadium klinis, dan riwayat
merokok berdasarkan tingkat pendidikan.
Kepada pihak RSUP H. Adam Mali k agar meningatkan pelayanan pada
penderita sehingga tidak ada lagi penderita yang meninggal pada stadium dini dan
PAPS pada yang mengunakan bukan biaya se ndiri. Melengkapi pencatatan pada
rekam medis mengenai pendidikan dan peker jaan dan dibuat lebih spesifik mengenai
kondisi lingkungan kerja penderita.