ABSTRAK
Karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh kerja mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan.Karies gigi
dapat menyebabkan focal infection dental origin yaitu infeksi kronis di suatu
tempat yang memicu penyakit di tempat lain. Hasil Surkesnas 1998 menyatakan
bahwa 62,40% penduduk merasa terganggu aktivitasnya selama 4 hari akibat
dari karies gigi dan berdasarkan SKRT 2004 prevalensi karies gigi mencapai
90,05%. Di RSU Dr.Pirngadi Medan pada tahun 2007 terdapaat 145 penderita
karies gigi.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series,
populasi adalah seluruh penderita karies gigi di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun
2007 sebanyak 145 orang dan sampel adalah total sampling.
Ditemukan distribusi proporsi penderita karies gigi di RSU Dr.Pingadi
Medan tahun 2007 berdasarkan sosiodemografi yang terbanyak: pada umur >14
tahun (87,6%), jenis kelamin perempuan (60,7%), suku Jawa (53,8%), agama
Islam (62,1%), pekerjaan pelajar/mahasiswa (42,1%), sumber pembiayaan askes
(59,3%) kombinasi stadium karies superficialis (47,6%), tingkat keparahan
ringan (48,3%), tindakan penambalan (71,7%). Hasil analisis statistik chi-square
diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan
kombinasi stadium karies gigi (p=0,551), jenis kelamin berdasarkan kombinasi
stadium karies gigi (p=1,160), suku berdasarkan kombinasi stadium karies gigi
(p=0,701) ,pekerjaan berdasarkan kombinasi stadium karies gigi (p=0,150),
umur berdasarkan tingkat keparahan karies (p=0,984), jenis kelamin
berdasarkan tingkat keparahan karies (p=0,308), suku berdasarkan tingkat
keparahan karies (p=0,308), pekerjaan berdasarkan tingkat keparahan karies
(p=0,733), pada tindakan berdasarkan kombinasi stadium karies gigi terdapat
perbedaan yang signifikan (p=0,000) artinya pada karies superficialis tindakan
yang paling banyak dilakukan adalah penambalan dan pada karies profunda
tindakan yang paling banyak dilakukan adalah tindakan pencabutan, pada
proporsi tindakan berdasarkan tingkat keparahan karies gigi tidak ada perbedaan
yang bermakna( p=0,786).
Kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan lagi penanganan
terhadap pasien karies gigi sehingga fungsi gigi dapat dipertahankan.
Karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh kerja mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan.Karies gigi
dapat menyebabkan focal infection dental origin yaitu infeksi kronis di suatu
tempat yang memicu penyakit di tempat lain. Hasil Surkesnas 1998 menyatakan
bahwa 62,40% penduduk merasa terganggu aktivitasnya selama 4 hari akibat
dari karies gigi dan berdasarkan SKRT 2004 prevalensi karies gigi mencapai
90,05%. Di RSU Dr.Pirngadi Medan pada tahun 2007 terdapaat 145 penderita
karies gigi.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series,
populasi adalah seluruh penderita karies gigi di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun
2007 sebanyak 145 orang dan sampel adalah total sampling.
Ditemukan distribusi proporsi penderita karies gigi di RSU Dr.Pingadi
Medan tahun 2007 berdasarkan sosiodemografi yang terbanyak: pada umur >14
tahun (87,6%), jenis kelamin perempuan (60,7%), suku Jawa (53,8%), agama
Islam (62,1%), pekerjaan pelajar/mahasiswa (42,1%), sumber pembiayaan askes
(59,3%) kombinasi stadium karies superficialis (47,6%), tingkat keparahan
ringan (48,3%), tindakan penambalan (71,7%). Hasil analisis statistik chi-square
diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan
kombinasi stadium karies gigi (p=0,551), jenis kelamin berdasarkan kombinasi
stadium karies gigi (p=1,160), suku berdasarkan kombinasi stadium karies gigi
(p=0,701) ,pekerjaan berdasarkan kombinasi stadium karies gigi (p=0,150),
umur berdasarkan tingkat keparahan karies (p=0,984), jenis kelamin
berdasarkan tingkat keparahan karies (p=0,308), suku berdasarkan tingkat
keparahan karies (p=0,308), pekerjaan berdasarkan tingkat keparahan karies
(p=0,733), pada tindakan berdasarkan kombinasi stadium karies gigi terdapat
perbedaan yang signifikan (p=0,000) artinya pada karies superficialis tindakan
yang paling banyak dilakukan adalah penambalan dan pada karies profunda
tindakan yang paling banyak dilakukan adalah tindakan pencabutan, pada
proporsi tindakan berdasarkan tingkat keparahan karies gigi tidak ada perbedaan
yang bermakna( p=0,786).
Kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan lagi penanganan
terhadap pasien karies gigi sehingga fungsi gigi dapat dipertahankan.