ABSTRAK
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu yang disebabkan plasenta previa, solusio plasenta, dan penyebab lain.
Insidens plasenta previa dan solusio pl asenta di Indonesia m
asing-masing 0,5% dan
2%. Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum
sebanyak 85 kasus selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tah un 2004-2008, dilakukan
penelitian deskriptif dengan desain ca se series. Populasi dan sampel 85 data
penderita (total sampling)
. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan uji chi-
square, Exact Fisher, t, dan Kruskal-Wallis
Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan
data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan de ngan persamaan garis y = -3,8x +
28,4. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun 81,2%, suku Batak
84,7%, aga
ma Kristen Protestan 64,7% , pekerjaan ibu rumah tangga 52,9%, dan
daerah asal kota Medan 89,4%. Proporsi mediko obstetri tertinggi : paritas nullipara
34,2%, usia kehamilan >28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa
92,9%, ada riwayat kehamilan/persalinan je lek 25,9% yaitu seksio cesarea 50,0%.
Proporsi gejala objektif tertinggi : k adar Hb <11 gr% 36,5%, anemia ringan 96,8%, tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan diastolik normal 49,4%, tinggi fundus uteri normal 83,5%, dan denyut jantung janin normal 98,8%. Proporsi status rawatan tertinggi : rujukan 71,8% yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, penatalaksanaan medis aktif 77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan keadaan ibu sewaktu pulang sembuh 84,7%. Lama rawatan rata-rata ibu 5,79 hari (6 hari). Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi penatalaks anaanan medis berdasarkan penyebab perdarahan. (p=0,580); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan (p=0,733); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0,058). Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama daripada sembuh dan atas permintaan sendiri (F=4,765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50 hari). Diharapkan dokter dan perawat lebih memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai penyakit dan komplik asi kehamilan dan bagian rekam medik melengkapi pencatatan pada kartu status se rta ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya secara teratur.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu yang disebabkan plasenta previa, solusio plasenta, dan penyebab lain.
Insidens plasenta previa dan solusio pl asenta di Indonesia m
asing-masing 0,5% dan
2%. Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum
sebanyak 85 kasus selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tah un 2004-2008, dilakukan
penelitian deskriptif dengan desain ca se series. Populasi dan sampel 85 data
penderita (total sampling)
. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan uji chi-
square, Exact Fisher, t, dan Kruskal-Wallis
Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan
data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan de ngan persamaan garis y = -3,8x +
28,4. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun 81,2%, suku Batak
84,7%, aga
ma Kristen Protestan 64,7% , pekerjaan ibu rumah tangga 52,9%, dan
daerah asal kota Medan 89,4%. Proporsi mediko obstetri tertinggi : paritas nullipara
34,2%, usia kehamilan >28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa
92,9%, ada riwayat kehamilan/persalinan je lek 25,9% yaitu seksio cesarea 50,0%.
Proporsi gejala objektif tertinggi : k adar Hb <11 gr% 36,5%, anemia ringan 96,8%, tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan diastolik normal 49,4%, tinggi fundus uteri normal 83,5%, dan denyut jantung janin normal 98,8%. Proporsi status rawatan tertinggi : rujukan 71,8% yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, penatalaksanaan medis aktif 77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan keadaan ibu sewaktu pulang sembuh 84,7%. Lama rawatan rata-rata ibu 5,79 hari (6 hari). Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi penatalaks anaanan medis berdasarkan penyebab perdarahan. (p=0,580); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan (p=0,733); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0,058). Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama daripada sembuh dan atas permintaan sendiri (F=4,765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50 hari). Diharapkan dokter dan perawat lebih memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai penyakit dan komplik asi kehamilan dan bagian rekam medik melengkapi pencatatan pada kartu status se rta ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya secara teratur.