ABSTRAK
Penyebab kematian ibu di Indonesia melalui Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995 masih didominasi oleh “Trias Klasik” yaitu perdarahan
(46,17%), keracunan kehamilan (14,4%) dan infeksi (8%). Untuk mengetahui
karakteristik penderita perdarahan postpartum yang datang ke RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2004-2008, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series.
Populasi yang merupakan sampel penelitian ini (total sampling) adalah 135 orang.
Trend peningkatan penderita perdarahan postpartum menurut persamaan
garis y = 5,8x + 9,6. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun (76,3%),
suku Batak (50,4%), Islam (65,2%), pendidikan SLTA 54,1%, pekerjaan ibu rumah
tangga (88,9%), dan asal daerah dari Kota Medan (91,9%). Proporsi mediko obstetri
tertinggi : paritas 1-3 (51,9%), jarak persalinan 2-3 (25,9%), tidak ada riwayat
obstetri jelek (70,7%), riwayat abortus (77,3%), tindakan partus spontan (96,3%).
Proporsi rujukan Klinik/ Bidan (58,5%), penolong pertama Bidan yaitu (90,4%),
Retensio Plasenta (53,3%), lama rawatan rata-rata 3,58 hari, ibu sewaktu pulang
sehat 61,5%, CFR 2,2%.
Tidak ada perbedaan antara paritas berdasarkan penyebab perdarahan
postpartum (p = 0,076). Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan
penyebab perdarahan (p = 0,457). Lama rawatan rata-rata penderita perdarahan
dengan tindakan seksio sesarea secara bermakna lebih lama dirawat dari partus
spontan. (t = -2,237, p = 0,027; 6,20 hari vs 3,48 hari). Penderita perdarahan
postpartum yang pulang sehat lebih lama dari yang pulang atas permintaan sendiri
(PAPS), lebih lama dari yang pulang berobat jalan (PBJ), dan lebih lama dari yang
meninggali.(F = 2,695, p = 0,049 ; 4,07 hari vs 2,89 hari vs 2,50 hari vs 1,67 hari).
Disarankan kepada pihak rumah sakit agar dapat memberikan penanganan
yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian ibu, kepada bidan melalui pihak
rumah sakit agar meningkatkan pengawasan terhadap ibu setelah melahirkan.
Diharapkan kepada bagian rekam medik agar melakukan pencatatan kadar
heamoglobin sebelum persalinan, frekuensi pemeriksaan kehamilan serta melengkapi
pencatatan riwayat obstetri jelek.
Penyebab kematian ibu di Indonesia melalui Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995 masih didominasi oleh “Trias Klasik” yaitu perdarahan
(46,17%), keracunan kehamilan (14,4%) dan infeksi (8%). Untuk mengetahui
karakteristik penderita perdarahan postpartum yang datang ke RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2004-2008, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series.
Populasi yang merupakan sampel penelitian ini (total sampling) adalah 135 orang.
Trend peningkatan penderita perdarahan postpartum menurut persamaan
garis y = 5,8x + 9,6. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun (76,3%),
suku Batak (50,4%), Islam (65,2%), pendidikan SLTA 54,1%, pekerjaan ibu rumah
tangga (88,9%), dan asal daerah dari Kota Medan (91,9%). Proporsi mediko obstetri
tertinggi : paritas 1-3 (51,9%), jarak persalinan 2-3 (25,9%), tidak ada riwayat
obstetri jelek (70,7%), riwayat abortus (77,3%), tindakan partus spontan (96,3%).
Proporsi rujukan Klinik/ Bidan (58,5%), penolong pertama Bidan yaitu (90,4%),
Retensio Plasenta (53,3%), lama rawatan rata-rata 3,58 hari, ibu sewaktu pulang
sehat 61,5%, CFR 2,2%.
Tidak ada perbedaan antara paritas berdasarkan penyebab perdarahan
postpartum (p = 0,076). Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan
penyebab perdarahan (p = 0,457). Lama rawatan rata-rata penderita perdarahan
dengan tindakan seksio sesarea secara bermakna lebih lama dirawat dari partus
spontan. (t = -2,237, p = 0,027; 6,20 hari vs 3,48 hari). Penderita perdarahan
postpartum yang pulang sehat lebih lama dari yang pulang atas permintaan sendiri
(PAPS), lebih lama dari yang pulang berobat jalan (PBJ), dan lebih lama dari yang
meninggali.(F = 2,695, p = 0,049 ; 4,07 hari vs 2,89 hari vs 2,50 hari vs 1,67 hari).
Disarankan kepada pihak rumah sakit agar dapat memberikan penanganan
yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian ibu, kepada bidan melalui pihak
rumah sakit agar meningkatkan pengawasan terhadap ibu setelah melahirkan.
Diharapkan kepada bagian rekam medik agar melakukan pencatatan kadar
heamoglobin sebelum persalinan, frekuensi pemeriksaan kehamilan serta melengkapi
pencatatan riwayat obstetri jelek.