ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker
di negara-negara maju dengan CFR 9,3% tahun 2004. Di RS St. Elisabeth Medan
terdapat 408 (proporsi 23,75%) penderita stroke haemoragik selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap
di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2008, dila kukan penelitian bersifat deskriptif
dengan desain case series. Populasi adalah seluruh data penderita stroke haemoragik
yang dirawat inap di RS St. Elisabe th Medan tahun 2004-2008 sebanyak 408 data.
Sampel yang dibutuhkan 202 data yang diambil dengan Simple Random Sampling
dilanjutkan dengan analisis statistik uji chi square, Anova, dan Kruskal-Wallis.
Kecenderungan kunjungan penderita stroke haemoragik berdasarkan data tahun
2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis 9,841,1 +− = xy . Proporsi
penderita stroke haemoragik tertin ggi pada golongan umur 45-60 tahun 43,5%, pada
laki-laki 25,2% dan perempuan 18,3%, suku Batak 77,3%, status kawin 97,5%, Kristen
Protestan 51%, wiraswasta 22,8%, luar ko ta Medan 54%, hiperten si 94,2%, hipertensi
dan pernah stroke 11,5%, PIS 80,7%, hemipar esis dextra 48,5%, basal ganglia 47,5%,
lama rawatan rata-rata 8,7 hari, pulang berobat jalan 51,5%, tindakan konservatif
88,1%. Proporsi kematian tahun 2004 sebesar 37,5% (21 orang) dengan kecendrungan
jumlah penderita dan jumlah kematian yang menunjukkan penurunan dengan persamaan
garis masing-masing 3,443,1 + −= xy dan 1,213,3 + − = xy , umur 45-60 tahun 46,4%,
laki-laki 55,4%, PIS 71,4%, serebrum 50%, tindakan konservatif 80,4%.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
hasil CT-Scan (p=0,733). Lama rawatan rata-rata penderita yang PAPS secara
signifikan lebih singkat dirawat dari meninggal dan PBJ. (F = 27,658; p = 0,000; 3,69
hari vs 4,41 hari; 3,69 hari vs 13,03 hari).
Bagi pihak Rumah Sakit agar meningkat kan pelayanan medis untuk lebih
mencegah kematian penderita stroke haemoragik dan meningkatkan pemberian informasi
kepada penderita yang pulang berobat jalan ag ar melakukan kontrol kesehatan dengan
teratur dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya stroke ulang serta
melengkapi pencatatan data pada kartu status khususnya pendidikan, pekerjaan dan
faktor risiko.
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker
di negara-negara maju dengan CFR 9,3% tahun 2004. Di RS St. Elisabeth Medan
terdapat 408 (proporsi 23,75%) penderita stroke haemoragik selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap
di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2008, dila kukan penelitian bersifat deskriptif
dengan desain case series. Populasi adalah seluruh data penderita stroke haemoragik
yang dirawat inap di RS St. Elisabe th Medan tahun 2004-2008 sebanyak 408 data.
Sampel yang dibutuhkan 202 data yang diambil dengan Simple Random Sampling
dilanjutkan dengan analisis statistik uji chi square, Anova, dan Kruskal-Wallis.
Kecenderungan kunjungan penderita stroke haemoragik berdasarkan data tahun
2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis 9,841,1 +− = xy . Proporsi
penderita stroke haemoragik tertin ggi pada golongan umur 45-60 tahun 43,5%, pada
laki-laki 25,2% dan perempuan 18,3%, suku Batak 77,3%, status kawin 97,5%, Kristen
Protestan 51%, wiraswasta 22,8%, luar ko ta Medan 54%, hiperten si 94,2%, hipertensi
dan pernah stroke 11,5%, PIS 80,7%, hemipar esis dextra 48,5%, basal ganglia 47,5%,
lama rawatan rata-rata 8,7 hari, pulang berobat jalan 51,5%, tindakan konservatif
88,1%. Proporsi kematian tahun 2004 sebesar 37,5% (21 orang) dengan kecendrungan
jumlah penderita dan jumlah kematian yang menunjukkan penurunan dengan persamaan
garis masing-masing 3,443,1 + −= xy dan 1,213,3 + − = xy , umur 45-60 tahun 46,4%,
laki-laki 55,4%, PIS 71,4%, serebrum 50%, tindakan konservatif 80,4%.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
hasil CT-Scan (p=0,733). Lama rawatan rata-rata penderita yang PAPS secara
signifikan lebih singkat dirawat dari meninggal dan PBJ. (F = 27,658; p = 0,000; 3,69
hari vs 4,41 hari; 3,69 hari vs 13,03 hari).
Bagi pihak Rumah Sakit agar meningkat kan pelayanan medis untuk lebih
mencegah kematian penderita stroke haemoragik dan meningkatkan pemberian informasi
kepada penderita yang pulang berobat jalan ag ar melakukan kontrol kesehatan dengan
teratur dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya stroke ulang serta
melengkapi pencatatan data pada kartu status khususnya pendidikan, pekerjaan dan
faktor risiko.