ABSTRAK
Salah satu upaya memiliki dampak positif terhadap peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi masyarakat. Dalam skala nasional
garam merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan oleh manusia.
Hampir seluruh makanan umumnya menggun akan garam sebagai penyedap rasa
untuk memberikan cita rasa. Air sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Perlu kita
ketahui bahwa tubuh manusia mengandung 60- 70% air dari seluruh berat badan
sehingga bila tubuh kekurangan 20% air saja dapat mengakibatkan kematian. Kalium
Iodat (KIO3) merupakan salah satu zat yang harus ada pada garam beriodium.
Kalium Iodat (KIO3) juga terdapat dalam air.
Penelitian ini bertujuan untuk menganal isa kadar Kalium iodat (KIO3) pada
garam dan air yang dikonsumsi masyarak at Garoga Kecamatan Garoga Kabupaten
Tapanuli Utara tahun 2007. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
survai yang bersifat deskriptif. Sampel garam diperoleh dari masyarakat Garoga.
Sampel air diambil langsung dari sumber mata air yang dikomsumsi masyarakat
Garoga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel garam yang mengandung kadar
Kalium Iodat (KIO3) yang berbeda-beda yaitu : merek Kuda Terbang 32,16 ppm,
Segitiga A-B 9,75 ppm, Anak Pintar 94,81 ppm, Dolpin 38,29 pp m, A-B 29,06 ppm.
Berdasarkan hasil tersebut, maka kadar Kalium Iodat dalam 5 merek garam yang
ditetapkan hanya terdapat 2 merek garam yang memenuhi SNI 01-3556-1994 yaitu
Kuda Terbang dan Dolpin. Sedangkan Anak Pintar (54.81 ppm) melewati standar dan
Segitiga A-B dan A-B kurang memenuhi standa r. Kadar Kalium Iodat dalam sumber
mata air mempunyai kadar berbeda-beda yaitu : mata air Pa ncur Pudi 7,38 ppm,
Pancur Pandita 7,38 ppm, dan Pancur Jambu 6,75 ppm.
Berdasarkan survai yang dilakukan terhadap 30 responden didapat perilaku
masyarakat Garoga dalam pemakaian garam dan air antara lain responden yang
terbanyak memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 18 orang (60%),
responden yang terbanyak memiliki sikap sedang yaitu sebanyak 20 orang (66,67%),
responden yang terbanyak memiliki tindakan sedang yaitu sebanyak 19 orang
(63,33%).
Salah satu upaya memiliki dampak positif terhadap peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi masyarakat. Dalam skala nasional
garam merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan oleh manusia.
Hampir seluruh makanan umumnya menggun akan garam sebagai penyedap rasa
untuk memberikan cita rasa. Air sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Perlu kita
ketahui bahwa tubuh manusia mengandung 60- 70% air dari seluruh berat badan
sehingga bila tubuh kekurangan 20% air saja dapat mengakibatkan kematian. Kalium
Iodat (KIO3) merupakan salah satu zat yang harus ada pada garam beriodium.
Kalium Iodat (KIO3) juga terdapat dalam air.
Penelitian ini bertujuan untuk menganal isa kadar Kalium iodat (KIO3) pada
garam dan air yang dikonsumsi masyarak at Garoga Kecamatan Garoga Kabupaten
Tapanuli Utara tahun 2007. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
survai yang bersifat deskriptif. Sampel garam diperoleh dari masyarakat Garoga.
Sampel air diambil langsung dari sumber mata air yang dikomsumsi masyarakat
Garoga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel garam yang mengandung kadar
Kalium Iodat (KIO3) yang berbeda-beda yaitu : merek Kuda Terbang 32,16 ppm,
Segitiga A-B 9,75 ppm, Anak Pintar 94,81 ppm, Dolpin 38,29 pp m, A-B 29,06 ppm.
Berdasarkan hasil tersebut, maka kadar Kalium Iodat dalam 5 merek garam yang
ditetapkan hanya terdapat 2 merek garam yang memenuhi SNI 01-3556-1994 yaitu
Kuda Terbang dan Dolpin. Sedangkan Anak Pintar (54.81 ppm) melewati standar dan
Segitiga A-B dan A-B kurang memenuhi standa r. Kadar Kalium Iodat dalam sumber
mata air mempunyai kadar berbeda-beda yaitu : mata air Pa ncur Pudi 7,38 ppm,
Pancur Pandita 7,38 ppm, dan Pancur Jambu 6,75 ppm.
Berdasarkan survai yang dilakukan terhadap 30 responden didapat perilaku
masyarakat Garoga dalam pemakaian garam dan air antara lain responden yang
terbanyak memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 18 orang (60%),
responden yang terbanyak memiliki sikap sedang yaitu sebanyak 20 orang (66,67%),
responden yang terbanyak memiliki tindakan sedang yaitu sebanyak 19 orang
(63,33%).