ABSTRAK
Program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI), khususnya ASI Eksk lusif
merupakan program perioritas dan telah disepakati pula bahwa pencapaian pemberian
ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Menurut hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 -2003, didapati data jumlah pemberian ASI
Eksklusif pada bayi dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang
ada. Dari 811 bayi yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Teluk, Kab. Langkat hanya
78 atau 9,62% bayi yang di beri ASI Eksklusif.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe eksplanator y yang bertujuan
menjelaskan pengaruh pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu menyusui terhadap
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Teluk Kec.Secanggang Kab.
Langkat. Populasi penelitian adalah seluruh ibu menyusui yang mempunyai bayi di atas
enam bulan sampai dengan satu tahun di wilayah kerja Puskesmas Teluk Kec.
Secanggang Kab. Langkat yang berjumlah 811 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara random sampling, sampel dalam penelitian sebanyak 81 orang. Uji statistik
yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap
pemberian ASI Eksklusif adalah pekerjaan (p= 0,012) dan pengetahuan (p=0,002).
Persamaan yang terbentuk dari hasil analisa regresi logistik adalah Y= - 3,924 –
1,477(X1) + 2,048(X2). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI
Eksklusif adalah sikap (p=0,912).
Diharapkan agar pihak pemerintah setempat dapat menumbuhkan kesadaran ibu -
ibu yang memiliki bayi untuk mau memberi ASI Eksklusif , bukan sekadar menumbuhkan
sikap setuju saja terhadap pemberian ASI Eksklusif , agar pihak pemerintah (kecamatan/
kabupaten) memberikan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki bayi tentang
manfaat dan tujuan ASI Eksklusif bagi bayi dan ibu sehingga keluarga terutam a ayah
dapat mendorong ibu agar mau memberi ASI Eksklusif kepada bayi mereka dan agar
kader-kader yang ada lebih aktif mengajak para ibu menyusui untuk datang ke Posyandu
sehingga dapat diberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif sehingga pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI Eksklusif meningkat.
Program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI), khususnya ASI Eksk lusif
merupakan program perioritas dan telah disepakati pula bahwa pencapaian pemberian
ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Menurut hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 -2003, didapati data jumlah pemberian ASI
Eksklusif pada bayi dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang
ada. Dari 811 bayi yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Teluk, Kab. Langkat hanya
78 atau 9,62% bayi yang di beri ASI Eksklusif.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe eksplanator y yang bertujuan
menjelaskan pengaruh pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu menyusui terhadap
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Teluk Kec.Secanggang Kab.
Langkat. Populasi penelitian adalah seluruh ibu menyusui yang mempunyai bayi di atas
enam bulan sampai dengan satu tahun di wilayah kerja Puskesmas Teluk Kec.
Secanggang Kab. Langkat yang berjumlah 811 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara random sampling, sampel dalam penelitian sebanyak 81 orang. Uji statistik
yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap
pemberian ASI Eksklusif adalah pekerjaan (p= 0,012) dan pengetahuan (p=0,002).
Persamaan yang terbentuk dari hasil analisa regresi logistik adalah Y= - 3,924 –
1,477(X1) + 2,048(X2). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI
Eksklusif adalah sikap (p=0,912).
Diharapkan agar pihak pemerintah setempat dapat menumbuhkan kesadaran ibu -
ibu yang memiliki bayi untuk mau memberi ASI Eksklusif , bukan sekadar menumbuhkan
sikap setuju saja terhadap pemberian ASI Eksklusif , agar pihak pemerintah (kecamatan/
kabupaten) memberikan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki bayi tentang
manfaat dan tujuan ASI Eksklusif bagi bayi dan ibu sehingga keluarga terutam a ayah
dapat mendorong ibu agar mau memberi ASI Eksklusif kepada bayi mereka dan agar
kader-kader yang ada lebih aktif mengajak para ibu menyusui untuk datang ke Posyandu
sehingga dapat diberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif sehingga pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI Eksklusif meningkat.