ABSTRAK
Beras merupakan bahan makanan yang merupakan sumber energi bagi
manusia. Beras yang baik adalah beras yang dapat menghasilkan nasi yang empuk
dan memberikan aroma yang harum. Nasi merupakan salah sat u bahan makanan
pokok yang mudah diolah dan disa jikan, enak, mengandung energi yang cukup
tinggi, sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorin pada
beras sebelum dimasak dan menget ahui residu klorin pada nasi. Penelitian ini
merupakan penelitian survei deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah 10
(sepuluh) jenis beras dan kemudian diperiksa di balai Laboratorium Kesehatan
Daerah Medan dengan menggunakan metode titrasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kandungan klorin pada beras sebesar
45,361 ppm. Pada saat pencucian beras pertama terdapat kandungan klorin sebesar
36,810 ppm, sedangkan pada saat pencucian beras kedua terdapat kandungan klorin
sebesar 25,595 ppm. Terjadi penurunan kandungan klorin pada setiap proses
pencucian yang dilakukan terhadap beras, dimana kandungan klorin semakin rendah
setelah proses pencucian beras kedua. Kandungan klorin pada saat suhu nasi 750C
adalah sebesar 6,945 ppm, sedangkan kandungan klorin pada saat suhu nasi mencapai
suhu kamar (± 25 0C) adalah sebesar 3,488 ppm. Terjadi penurunan kandungan klorin
pada nasi yang diukur pada suhu yang berbeda, dimana kadar residu klorin pada nasi
semakin rendah pada suhu kamar (± 250C).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kandungan klorin tetap ada
baik pada saat setelah pencucian beras sebanyak dua kali maupun pada saat nasi
dalam keadaan dingin, sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Menurut Permenkes RI No. 772/Menkes/Per/XI/88,
menyatakan bahwa klorin dilarang digunakan pada beras.
Disarankan kepada masyarakat khususnya para ibu rumah tangga sebaiknya
melakukan pencucian beras sebanyak dua atau tiga kali pencucian dengan tujuan
untuk mengurangi residu klorin pada beras.
Beras merupakan bahan makanan yang merupakan sumber energi bagi
manusia. Beras yang baik adalah beras yang dapat menghasilkan nasi yang empuk
dan memberikan aroma yang harum. Nasi merupakan salah sat u bahan makanan
pokok yang mudah diolah dan disa jikan, enak, mengandung energi yang cukup
tinggi, sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorin pada
beras sebelum dimasak dan menget ahui residu klorin pada nasi. Penelitian ini
merupakan penelitian survei deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah 10
(sepuluh) jenis beras dan kemudian diperiksa di balai Laboratorium Kesehatan
Daerah Medan dengan menggunakan metode titrasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kandungan klorin pada beras sebesar
45,361 ppm. Pada saat pencucian beras pertama terdapat kandungan klorin sebesar
36,810 ppm, sedangkan pada saat pencucian beras kedua terdapat kandungan klorin
sebesar 25,595 ppm. Terjadi penurunan kandungan klorin pada setiap proses
pencucian yang dilakukan terhadap beras, dimana kandungan klorin semakin rendah
setelah proses pencucian beras kedua. Kandungan klorin pada saat suhu nasi 750C
adalah sebesar 6,945 ppm, sedangkan kandungan klorin pada saat suhu nasi mencapai
suhu kamar (± 25 0C) adalah sebesar 3,488 ppm. Terjadi penurunan kandungan klorin
pada nasi yang diukur pada suhu yang berbeda, dimana kadar residu klorin pada nasi
semakin rendah pada suhu kamar (± 250C).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kandungan klorin tetap ada
baik pada saat setelah pencucian beras sebanyak dua kali maupun pada saat nasi
dalam keadaan dingin, sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Menurut Permenkes RI No. 772/Menkes/Per/XI/88,
menyatakan bahwa klorin dilarang digunakan pada beras.
Disarankan kepada masyarakat khususnya para ibu rumah tangga sebaiknya
melakukan pencucian beras sebanyak dua atau tiga kali pencucian dengan tujuan
untuk mengurangi residu klorin pada beras.