ABSTRAK
Kesehatan keluarga adalah mo dal dasar bahkan utama demi meningkatkan
mutu kehidupan. Jika kita ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik tentu tidak
hanya ibu yang harus peduli terhadap kesehatan keluarga dan kesehatan reproduksi
akan tetapi suami juga memegang peranan yang menen tukan. Akan tetapi partisipasi
pria dalam penggunaan alat kontrasepsi masih sangat rendah.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan pria dalam penggunaan alat
kontrase psi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 orang dari 300 suami yang
ada di Desa Barus Jahe. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 8 orang informan
untuk mengetahui perilaku mereka dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Hasil penelitian menunjukkan bah wa tingkat pengetahuan responden pada
umumnya berada pada kategori “kurang” yaitu sebanyak 64 %, dan tingkat sikap
responden secara umum berada pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 40 %. Dari
keempat informan yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi, mereka
merasa sangat tidak nyaman dan merasa risih dalam penggunaannya. Dan alasan
mereka menggunakan kondom tersebut karena keadaan kesehatan istri yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Alasan informan yang tidak
mau menggunakan alat kontrasepsi karena istri mereka sudah menggunakan alat
kontrasepsi sehingga mereka merasa tidak perlu untuk menggunakan alat kontrasepsi
dan ada juga yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi karena mereka merasa
menggunakan alat kontrasepsi bukan urusan pria tetapi urusan wanita.
Oleh karena itu, diharapkan petugas kesehatan dan petugas KB terus
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi dengan cara melakukan
penyuluhan baik secara door to door, setelah selesai kebaktian di gereja ataupun pada
saat musyawarah desa sehingga partisipasi pria dalam penggunaan alat kontrasepsi
dapat lebih ditingkatkan. Vasektomi juga harus lebih disosialisasikan sebagai metode
kontrasepsi pada pria sehingga pria memiliki pilihan kontrasepsi lain selain kondom.
Kesehatan keluarga adalah mo dal dasar bahkan utama demi meningkatkan
mutu kehidupan. Jika kita ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik tentu tidak
hanya ibu yang harus peduli terhadap kesehatan keluarga dan kesehatan reproduksi
akan tetapi suami juga memegang peranan yang menen tukan. Akan tetapi partisipasi
pria dalam penggunaan alat kontrasepsi masih sangat rendah.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan pria dalam penggunaan alat
kontrase psi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 orang dari 300 suami yang
ada di Desa Barus Jahe. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 8 orang informan
untuk mengetahui perilaku mereka dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Hasil penelitian menunjukkan bah wa tingkat pengetahuan responden pada
umumnya berada pada kategori “kurang” yaitu sebanyak 64 %, dan tingkat sikap
responden secara umum berada pada kategori “sedang” yaitu sebanyak 40 %. Dari
keempat informan yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi, mereka
merasa sangat tidak nyaman dan merasa risih dalam penggunaannya. Dan alasan
mereka menggunakan kondom tersebut karena keadaan kesehatan istri yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Alasan informan yang tidak
mau menggunakan alat kontrasepsi karena istri mereka sudah menggunakan alat
kontrasepsi sehingga mereka merasa tidak perlu untuk menggunakan alat kontrasepsi
dan ada juga yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi karena mereka merasa
menggunakan alat kontrasepsi bukan urusan pria tetapi urusan wanita.
Oleh karena itu, diharapkan petugas kesehatan dan petugas KB terus
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi dengan cara melakukan
penyuluhan baik secara door to door, setelah selesai kebaktian di gereja ataupun pada
saat musyawarah desa sehingga partisipasi pria dalam penggunaan alat kontrasepsi
dapat lebih ditingkatkan. Vasektomi juga harus lebih disosialisasikan sebagai metode
kontrasepsi pada pria sehingga pria memiliki pilihan kontrasepsi lain selain kondom.