KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan terhadap pasien rawat jalan di Sub
Bagian A1ergi Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam
Malik Medan dengan diagnosis dermatitis kontak alergik, dipero1eh hasil
sebagai berikut :
1. Jenis kelamin perempuan (72,5%) lebih banyak daripada 1aki-laki
(27,5%).
2. Kelompok usia tertinggi pada perempuan adalah 31-40 tahun (17,5%)
dan pada laki-laki adalah 61-70 tahun (12,5%). Kelompok usia
terendah pada perempuan adalah 10-20 tahun dan 41-50 tahun
(masing-masing 12,5%) dan pada laki-laki 21-30 tahun dan
41-50 tahun (masing-masing 5,0%).
3. Jenis pekerjaan yang paling banyak adalah pelajar / mahasiswa
(25,0%), paling sedikit adalab petani dan pekerja pabrik (masing-
masing 2,5%).
4. Riwayat atopi dijumpai pada 12,5% pasien dannon atopi pada 87,5%.
87
5. Lokalisasi terbanyak pada kaki (42,5%) dan paling sedikit pada wajah
dan leher (masing-masing 2,5%).
6. Ruam kulit paling sering dijumpai adalah makuta eritema (40,0%)
dan palingjarang adalah papu1aeritema (2,5%).
7. Dugaan penyebab terbanyak adalah sandal karet (30,0%) dan paling
sedikit adalah pupuk tanaman, makanan ternak danbahan pewama es
mambo (masing-masing 2,5%)
8. Hasil uji tempel menunjukkan alergen penyebab dermatitis kontak
alergik terbanyak adalah mercaptobenzothiazole 2% (42,5%) dan
paling sedikit adalah neomycin sulphate 20% (0%).
9. Golongan karet adalah bahan alergen penyebab dermatitis kontak
alergik yang terbanyak pada penelitian ini.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian Iebih lanjut dengan jumIah popu1asi dan
sampellebih besar dan kurun waktu penelitian yang Iebih lama.
2. Agar para dokter menggunakan uji tempel kulit untuk menemukan
alergen penyebab dermatitis kontak alergik.
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan terhadap pasien rawat jalan di Sub
Bagian A1ergi Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam
Malik Medan dengan diagnosis dermatitis kontak alergik, dipero1eh hasil
sebagai berikut :
1. Jenis kelamin perempuan (72,5%) lebih banyak daripada 1aki-laki
(27,5%).
2. Kelompok usia tertinggi pada perempuan adalah 31-40 tahun (17,5%)
dan pada laki-laki adalah 61-70 tahun (12,5%). Kelompok usia
terendah pada perempuan adalah 10-20 tahun dan 41-50 tahun
(masing-masing 12,5%) dan pada laki-laki 21-30 tahun dan
41-50 tahun (masing-masing 5,0%).
3. Jenis pekerjaan yang paling banyak adalah pelajar / mahasiswa
(25,0%), paling sedikit adalab petani dan pekerja pabrik (masing-
masing 2,5%).
4. Riwayat atopi dijumpai pada 12,5% pasien dannon atopi pada 87,5%.
87
5. Lokalisasi terbanyak pada kaki (42,5%) dan paling sedikit pada wajah
dan leher (masing-masing 2,5%).
6. Ruam kulit paling sering dijumpai adalah makuta eritema (40,0%)
dan palingjarang adalah papu1aeritema (2,5%).
7. Dugaan penyebab terbanyak adalah sandal karet (30,0%) dan paling
sedikit adalah pupuk tanaman, makanan ternak danbahan pewama es
mambo (masing-masing 2,5%)
8. Hasil uji tempel menunjukkan alergen penyebab dermatitis kontak
alergik terbanyak adalah mercaptobenzothiazole 2% (42,5%) dan
paling sedikit adalah neomycin sulphate 20% (0%).
9. Golongan karet adalah bahan alergen penyebab dermatitis kontak
alergik yang terbanyak pada penelitian ini.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian Iebih lanjut dengan jumIah popu1asi dan
sampellebih besar dan kurun waktu penelitian yang Iebih lama.
2. Agar para dokter menggunakan uji tempel kulit untuk menemukan
alergen penyebab dermatitis kontak alergik.