BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas masih merupakan problem kesehatan bagi anak maupun dewasa,
oleh karena komplikasi obesitas itu sendiri terhadap pertumbuhan tulang,
penyakit endokrin, kardiovaskula r dan sistem gastrointestinal. 1-4 Prevalens
obesitas dan overweight meningkat dua kali lipat pada anak dan remaja pada
tiga puluh tahun terakhir . Menurut data dari U. S National Health and Nutrition
Examination Survey ( NHANES III:1988-1994 ) menyatakan kira-kira 20% laki-
laki dan 25% wanita Amerika menderita obesitas.5,6
Menurut data rekam medik, kasus baru obesitas yang datang di poliklinik
gizi anak bagian ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI) dalam periode tahun 1995-2000 adalah sebanyak 100 pasien dan 35%
diantaranya adalah balita. 7 Penelitian Djer MM dkk (1998) didapat prevalens
obesitas anak di sebuah SD di kawa san Jakarta Pusat sebesar 9,6%. dikutip dari 7
Penelitian Meilany dkk (2002) mendapatkan prevalensi obesitas anak di tiga SD
swasta di kawasan Jakarta Timur sebesar 27,5% 8
Obesitas pada masa anak akan me miliki kecenderungan untuk menjadi
obesitas pada masa dewasa , yang berhubungan dengan problem kesehatan
pada masa yang akan datang. Data dari Third National Health and Nutrition
Examination Survey ( NHANES III ), melaporkan dari tahun 1998-1994 dijumpai
prevalensi sindroma metabolik 6,1% pada anak laki-laki, dan 2,1% pada anak
perempuan usia 12-19 tahun. 9 Eisenmann, melaporkan adanya kecenderungan
2
sindroma metabolik pada anak dengan obesitas yang berhubungan dengan
faktor risiko yang lain terutama diabetes tipe 2 dan hiperlipidemia.dikutip dari 9
Studi dari National Health and Medical Research Council ( NHMRC)
melaporkan bahwa obesitas pada masa anak kira-kira lebih dari 50% akan
menjadi obesitas pada masa dewasa. 10
Faktor risiko potensial untuk menj adi obesitas adalah frekuensi obesitas
itu sendiri diantara anggota keluarga te rmasuk didalamnya genetik dan faktor
lingkungan seperti kebiasaan makan dan gaya hidup keluarga. Perubahan pola
makan ini ditandai dengan tingginya asupan makanan cepat saji yang
mengandung banyak karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat, kurangnya
asupan mikronutrien, serta terbatasnya wa ktu untuk melakukan aktifitas fisik
yang teratur.11
Obesitas juga berhubungan dengan profil lipid aterosklerotik, misalnya
peningkatan low density lipoprotein (LDL), peningkatan very low density
lipoprotein (VLDL), dan trigliserida, serta penurunan high density lipoprotein
(HDL). Profil lipid ini cenderung terjadi pada individu dengan obesitas
abdominal.12
Lima C.V.C dkk dalam studi epidemio logi menunjukkan tingginya insiden
penyakit kardiovaskular disertai ti ngginya kadar kolesterol total dan low density
lipoprotein (LDL), serta rendahnya high density lipoprotein (HDL). Studi pada
anak dengan obesitas dan remaja dengan usia median 11 tahun 10 bulan untuk
laki-laki dan 10 tahun 9 bulan untuk w anita menunjukkan nilai HDL abnormal
(68.75%), dan kadar trigliserida yang tinggi (35%) serta very low density
lipoprotein (VLDL), (37%).13
3
Studi autopsi anak yang meninggal, dijum pai korelasi yang erat antara
peningkatan Indeks masa tubuh dengan kej adian aterosklerosis secara
histologi.14 Peningkatan serum total kolester ol dan rendahnya HDL merupakan
faktor risiko terjadinya penyakit j antung koroner sehingga Shamir dan Fisher
menganjurkan untuk dilakukannya pem eriksaan profil lipid pada anak dengan
obesitas.dikutip dari 15
Sulitnya mengatasi obesitas menyebabkan prioritas tatalaksana obesitas
diutamakan pada usaha pencegahan, yang ber arti diawali dari pencegahan
obesitas pada masa anak. World Health Organization (WHO), tahun 1998
membagi tahapan pencegahan menjadi tiga yaitu : pencegahan primer yang
bertujuan mencegah terjadinya obesit as; pencegahan sekunder yang bertujuan
menurunkan prevalensi obesitas; dan terakhir pencegahan tertier yang
bertujuan mengurangi dampak obesitas. 7
Salah satu upaya mengatasi obes itas pada anak yang berpotensi
menjadi obesitas pada masa dewasa adal ah meningkatkan aktivitas fisik dan
intervensi diit. Reinehr dkk, melaporkan dengan adanya penurunan berat badan
melalui diit dan aktivitas fisik dapat me mperbaiki profil aterogenik dan insulin
resisten dalam periode satu tahun. 16 Sung RYT dkk, melaporkan adanya
penurunan kolesterol total serum sebesar 6% pada kelompok intervensi diit dan
aktivitas fisik, dimana rasio LDL/HDL turun secara bermakna pada kelompok
aktivitas fisik dalam periode 6 minggu. 17 Zwiauer dkk, menunjukkan bahwa
pemberian intervensi diit selama 3 minggu dapat menurunkan berat badan dan
perbaikan profil lipid secara bermakna.18
4
Penelitian yang serupa belum banyak dilakukan di Indonesia, oleh sebab
itu kami melakukan penelitian ini untuk melihat manfaat intervensi diit dan
aktivitas fisik terhadap profil lipid anak dengan obesitas dengan
membandingkan profil lipid sebelum dan sesudah intervensi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar bel akang tersebut diatas, maka
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas masih merupakan problem kesehatan bagi anak maupun dewasa,
oleh karena komplikasi obesitas itu sendiri terhadap pertumbuhan tulang,
penyakit endokrin, kardiovaskula r dan sistem gastrointestinal. 1-4 Prevalens
obesitas dan overweight meningkat dua kali lipat pada anak dan remaja pada
tiga puluh tahun terakhir . Menurut data dari U. S National Health and Nutrition
Examination Survey ( NHANES III:1988-1994 ) menyatakan kira-kira 20% laki-
laki dan 25% wanita Amerika menderita obesitas.5,6
Menurut data rekam medik, kasus baru obesitas yang datang di poliklinik
gizi anak bagian ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI) dalam periode tahun 1995-2000 adalah sebanyak 100 pasien dan 35%
diantaranya adalah balita. 7 Penelitian Djer MM dkk (1998) didapat prevalens
obesitas anak di sebuah SD di kawa san Jakarta Pusat sebesar 9,6%. dikutip dari 7
Penelitian Meilany dkk (2002) mendapatkan prevalensi obesitas anak di tiga SD
swasta di kawasan Jakarta Timur sebesar 27,5% 8
Obesitas pada masa anak akan me miliki kecenderungan untuk menjadi
obesitas pada masa dewasa , yang berhubungan dengan problem kesehatan
pada masa yang akan datang. Data dari Third National Health and Nutrition
Examination Survey ( NHANES III ), melaporkan dari tahun 1998-1994 dijumpai
prevalensi sindroma metabolik 6,1% pada anak laki-laki, dan 2,1% pada anak
perempuan usia 12-19 tahun. 9 Eisenmann, melaporkan adanya kecenderungan
2
sindroma metabolik pada anak dengan obesitas yang berhubungan dengan
faktor risiko yang lain terutama diabetes tipe 2 dan hiperlipidemia.dikutip dari 9
Studi dari National Health and Medical Research Council ( NHMRC)
melaporkan bahwa obesitas pada masa anak kira-kira lebih dari 50% akan
menjadi obesitas pada masa dewasa. 10
Faktor risiko potensial untuk menj adi obesitas adalah frekuensi obesitas
itu sendiri diantara anggota keluarga te rmasuk didalamnya genetik dan faktor
lingkungan seperti kebiasaan makan dan gaya hidup keluarga. Perubahan pola
makan ini ditandai dengan tingginya asupan makanan cepat saji yang
mengandung banyak karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat, kurangnya
asupan mikronutrien, serta terbatasnya wa ktu untuk melakukan aktifitas fisik
yang teratur.11
Obesitas juga berhubungan dengan profil lipid aterosklerotik, misalnya
peningkatan low density lipoprotein (LDL), peningkatan very low density
lipoprotein (VLDL), dan trigliserida, serta penurunan high density lipoprotein
(HDL). Profil lipid ini cenderung terjadi pada individu dengan obesitas
abdominal.12
Lima C.V.C dkk dalam studi epidemio logi menunjukkan tingginya insiden
penyakit kardiovaskular disertai ti ngginya kadar kolesterol total dan low density
lipoprotein (LDL), serta rendahnya high density lipoprotein (HDL). Studi pada
anak dengan obesitas dan remaja dengan usia median 11 tahun 10 bulan untuk
laki-laki dan 10 tahun 9 bulan untuk w anita menunjukkan nilai HDL abnormal
(68.75%), dan kadar trigliserida yang tinggi (35%) serta very low density
lipoprotein (VLDL), (37%).13
3
Studi autopsi anak yang meninggal, dijum pai korelasi yang erat antara
peningkatan Indeks masa tubuh dengan kej adian aterosklerosis secara
histologi.14 Peningkatan serum total kolester ol dan rendahnya HDL merupakan
faktor risiko terjadinya penyakit j antung koroner sehingga Shamir dan Fisher
menganjurkan untuk dilakukannya pem eriksaan profil lipid pada anak dengan
obesitas.dikutip dari 15
Sulitnya mengatasi obesitas menyebabkan prioritas tatalaksana obesitas
diutamakan pada usaha pencegahan, yang ber arti diawali dari pencegahan
obesitas pada masa anak. World Health Organization (WHO), tahun 1998
membagi tahapan pencegahan menjadi tiga yaitu : pencegahan primer yang
bertujuan mencegah terjadinya obesit as; pencegahan sekunder yang bertujuan
menurunkan prevalensi obesitas; dan terakhir pencegahan tertier yang
bertujuan mengurangi dampak obesitas. 7
Salah satu upaya mengatasi obes itas pada anak yang berpotensi
menjadi obesitas pada masa dewasa adal ah meningkatkan aktivitas fisik dan
intervensi diit. Reinehr dkk, melaporkan dengan adanya penurunan berat badan
melalui diit dan aktivitas fisik dapat me mperbaiki profil aterogenik dan insulin
resisten dalam periode satu tahun. 16 Sung RYT dkk, melaporkan adanya
penurunan kolesterol total serum sebesar 6% pada kelompok intervensi diit dan
aktivitas fisik, dimana rasio LDL/HDL turun secara bermakna pada kelompok
aktivitas fisik dalam periode 6 minggu. 17 Zwiauer dkk, menunjukkan bahwa
pemberian intervensi diit selama 3 minggu dapat menurunkan berat badan dan
perbaikan profil lipid secara bermakna.18
4
Penelitian yang serupa belum banyak dilakukan di Indonesia, oleh sebab
itu kami melakukan penelitian ini untuk melihat manfaat intervensi diit dan
aktivitas fisik terhadap profil lipid anak dengan obesitas dengan
membandingkan profil lipid sebelum dan sesudah intervensi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar bel akang tersebut diatas, maka