ABSTRAK
Telah diteliti pengaruh konsentrasi pati kacang merah hasil isolasi
pembuatan nata dan pengaruh pH terhadap kecepatan pelarutan teofilin dari
sediaan matriks dan bentuk kapsul. Teofilin dibungkus dalam membran nata yang
telah dibentuk mirip kapsul dan matriks nata yang direndam dalam larutan teofilin
selam 24 jam.
Uji kecepatan pelarutan dilakukan dengan metode dayung menurut
Farmakope Indonesia dalam medium pH 1,2 dan 6 pada suhu 37± 0,5 0C dengan
kecepatan putaran 100 rpm.
Hasil penelitian menunjukkan kecepatan pelarutan obat pada membran
kacang merah dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi pati, bentuk sediaan dan
pH medium (pH 1,2 dan 6). Semakin banyak pati yang diberi pada matriks nata
kacang merah semakin cepat pelepasan teofilin dengan hasil setelah 8 jam teofilin
terlarut pada medium lambung pH (1,2) dengan formula matriks nata kacang
merah tanpa di beri pati (blanko) : 7,8835% dan formula matriks nata kacang
merah dengan pati 1% : 34,7139%; pati 2,5 % : 40,1058%; pada medium usus (pH
6) formula matriks nata kacang merah tanpa di beri pati (blanko) : % dan formula
matriks nata kacang merah dengan pati 1% : 76,2743%; pati 2,5%: 83,2743%.
Sediaan nata mirip kapsul relatif lebi h lama pelepasannya daripada sediaan
matriks nata yang direndam dalam laru tan teofilin dengan hasil setelah 8 jam
teofilin pada medium lambung pH (1,2) ) dengan formula matriks nata kacang
merah tanpa di beri pati (blanko) : 7,8835% dan formula matriks nata kacang
merah dengan pati 1% : 34,7139%; pati 2,5 % : 40,1058%; pada medium usus (pH
6) formula matriks nata kacang merah ta npa di beri pati (blanko) : 4,4720% dan
formula matriks nata kacang merah de ngan pati 1% : 1 8,8732%; pati 2,5%:
34,6529%. Kecepatan pelepasan teofilin lebih besar pada pH 6 dari pada pH 1,2.
Telah diteliti pengaruh konsentrasi pati kacang merah hasil isolasi
pembuatan nata dan pengaruh pH terhadap kecepatan pelarutan teofilin dari
sediaan matriks dan bentuk kapsul. Teofilin dibungkus dalam membran nata yang
telah dibentuk mirip kapsul dan matriks nata yang direndam dalam larutan teofilin
selam 24 jam.
Uji kecepatan pelarutan dilakukan dengan metode dayung menurut
Farmakope Indonesia dalam medium pH 1,2 dan 6 pada suhu 37± 0,5 0C dengan
kecepatan putaran 100 rpm.
Hasil penelitian menunjukkan kecepatan pelarutan obat pada membran
kacang merah dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi pati, bentuk sediaan dan
pH medium (pH 1,2 dan 6). Semakin banyak pati yang diberi pada matriks nata
kacang merah semakin cepat pelepasan teofilin dengan hasil setelah 8 jam teofilin
terlarut pada medium lambung pH (1,2) dengan formula matriks nata kacang
merah tanpa di beri pati (blanko) : 7,8835% dan formula matriks nata kacang
merah dengan pati 1% : 34,7139%; pati 2,5 % : 40,1058%; pada medium usus (pH
6) formula matriks nata kacang merah tanpa di beri pati (blanko) : % dan formula
matriks nata kacang merah dengan pati 1% : 76,2743%; pati 2,5%: 83,2743%.
Sediaan nata mirip kapsul relatif lebi h lama pelepasannya daripada sediaan
matriks nata yang direndam dalam laru tan teofilin dengan hasil setelah 8 jam
teofilin pada medium lambung pH (1,2) ) dengan formula matriks nata kacang
merah tanpa di beri pati (blanko) : 7,8835% dan formula matriks nata kacang
merah dengan pati 1% : 34,7139%; pati 2,5 % : 40,1058%; pada medium usus (pH
6) formula matriks nata kacang merah ta npa di beri pati (blanko) : 4,4720% dan
formula matriks nata kacang merah de ngan pati 1% : 1 8,8732%; pati 2,5%:
34,6529%. Kecepatan pelepasan teofilin lebih besar pada pH 6 dari pada pH 1,2.